CANTIKA.COM, Jakarta - Dehidrasi terjadi ketika kita menggunakan atau kehilangan lebih banyak cairan daripada yang kita konsumsi. Di saat yang sama tubuh tidak memiliki cukup air dan cairan lain untuk menjalankan fungsi normalnya. Jika kita tidak mengganti cairan yang hilang, dehidrasi akan kita alami.
Manusia di segala usia bisa mengalami dehidrasi. Namun jika terjadi pada anak kecil atau orang lansia, kondisi ini akan sangat berbahaya.
Baca Juga:
Penyebab dehidrasi yang paling umum pada anak kecil adalah diare dan muntah parah. Sementara pada orang lansia, dehidrasi terjadi karena tubuh secara alami memiliki volume air yang lebih rendah. Kondisi tertentu serta konsumsi obat-obatan juga bisa meningkatkan risiko dehidrasi.
Dehidrasi juga dapat terjadi pada semua kelompok usia jika tidak minum cukup air selama cuaca panas, terutama jika Anda berolahraga dengan giat. Biasanya dengan minum air yang lebih banyak, dehidrasi ringan akan teratasi. Namun berbeda halnya dengan dehidrasi berat. Jika ini terjadi, perawatan medis harus dilakukan dengan segera.
Ada sejumlah tanda yang menunjukkan bahwa kita mengalami dehidrasi. Perlu diperhatikan bahwa gejala yang dialami saat dehidrasi bukan hanya merasa kehausan. Mayo Clinic merangkum gejala dehidrasi yang dialami oleh orang dengan beragam usia.
Baca Juga:
Gejala dehidrasi pada bayi dan anak-anak
1. Mulut dan lidah kering
2. Tidak mengeluarkan air mata saat menangis
3. Tidak buang air kecil selama 3 jam
4. Mata dan pipi tampak cekung
5. Ubun-ubun tampak cekung
6. Lesu atau lekas marah
Gejala dehidrasi pada orang dewasa
1. Kehausan parah
2. Jarang buang air kecil
3. Urin berwarna gelap
4. Kelelahan
5. Pusing
6. Linglung
Banyak faktor yang menyebabkan kita mengalami dehidrasi. Alasan yang paling sederhana adalah kurang minum air putih. Namun ada pula faktor lain yang jadi penyebab dehidrasi, di antaranya.
1. Diare dan muntah
Diare akut yang parah dapat menyebabkan kita kehilangan banyak air dan elektrolit dalam waktu singkat. Jika disertai muntah kita akan kehilangan lebih banyak cairan tubuh dan mineral.
2. Demam
Secara umum, semakin tinggi demam maka kita akan semakin mengalami dehidrasi. Masalahnya akan bertambah parah jika kita mengalami demam yang berbarengan dengan diare dan muntah.
3. Berkeringat berlebihan
Tubuh akan kehilangan air saat berkeringat. Jika kita melakukan aktivitas berat dan tidak mengganti cairan saat melakukan kegiatan itu, kita bisa mengalami dehidrasi. Cuaca panas dan lembap meningkatkan jumlah keringat dan jumlah cairan yang hilang.
4. Peningkatan buang air kecil.
Ini mungkin karena diabetes yang tidak terdiagnosis atau tidak terkontrol. Obat-obatan tertentu, seperti diuretik dan beberapa obat tekanan darah, juga dapat menyebabkan dehidrasi, karena menyebabkan kita lebih sering buang air kecil.
Lansia, bayi, dan anak-anak rentan mengalami dehidrasi
Bayi dan anak-anak merupakan kelompok usia yang sering mengalami diare dan muntah parah. Ini membuat mereka rentan mengalami dehidrasi. Mereka juga mudah kehilangan proporsi cairan lebih tinggi saat mengalami demam tinggi ataupun luka bakar. Selain itu, anak-anak sering kali belum paham saat mereka merasa haus. Untuk anak-anak yang lebih kecil, termasuk bayi, mereka juga belum bisa mengambil minum sendiri saat merasa haus.
Seiring bertambahnya usia, cadangan cairan tubuh menjadi lebih kecil. Akibatnya kemampuan kita untuk menghemat air dan rasa haus menjadi berkurang. Masalah-masalah ini diperparah oleh penyakit kronis seperti diabetes dan demensia, dan dengan penggunaan obat-obatan tertentu. Orang lansia juga mungkin memiliki masalah mobilitas yang membatasi kemampuan mereka untuk mendapatkan air sendiri. Ini membuat kelompok usia lanjut menjadi rentan mengalami dehidrasi.
Baca juga: Bukan Cuma Saat Haus, Berikut 6 Waktu yang Tepat Minum Air Putih
MAYO CLINIC