Semakin Banyak Perusahaan Terapkan Bekerja Secara Hibrida, Apa Tantangannya?

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi orang  bekerja di kantor. shutterstock.com

Ilustrasi orang bekerja di kantor. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Saat ini semakin banyak perusahaan yang menerapkan bekerja secara hibrida/hybrid. Perusahaan model ini biasanya menggabungkan bekerja di kantor dan di rumah atau di lokasi lainnya pada masa Covid-19. Perusahaan teknologi Entrust melalui penelitian 'Securing the New Hybrid Workplace' mengulik tantangan, peluang dan efektivitas bekerja secara hibrida.

"Ketika para pemimpin bisnis merencanakan model kerja di masa depan, kami ingin mengetahui bagaimana mereka mengadaptasikan keamanan dan identitas untuk model kerja hybrid," kata Director of Digital Security, Asia Pacific and Japan, Entrust, James Cook, pada keterangannya, Kamis 16 September 2021.

Mayoritas pemimpin bisnis (64 persen) dan karyawan (54 persen) secara global mengatakan bahwa perusahaan mereka saat ini menggunakan model kerja berbasis hibrida. Riset menunjukkan bahwa cara bekerja hibrida ini akan terus hadir, namun, ada kekhawatiran besar akan sistem keamanan. Mayoritas pemimpin bisnis (82 persen) di Indonesia mengatakan perusahaan mereka menggunakan model hybrid dan 65 persen karyawan setuju.

Keamanan data kantor saat karyawan bekerja di rumah pun menjadi tantangan baru. Perusahaan-perusahaan harus mengubah pendekatan keamanan data mereka karena karyawan lebih terdesentralisasi dibandingkan sebelumnya.

Meskipun keamanan data jadi prioritas bagi pemimpin bisnis di Indonesia, sebanyak 88 persen dari mereka mengatakan bahwa perusahaan yang mereka pimpin menawarkan pelatihan keamanan data kepada karyawan, hanya 69 persen karyawan yang mengatakan bahwa perusahaan mereka menawarkan pelatihan tersebut. Ini mengindikasikan ada kesenjangan komunikasi.

Lebih lanjut, manajemen pengunjung adalah sebuah prioritas di kantor. Semua pemimpin bisnis dan 99 persen karyawan di Indonesia setuju bahwa perusahaan perlu memasang sistem yang bisa mencatat dan melacak pengunjung yang masuk dan keluar gedung ketika para karyawan bekerja di kantor.

Perusahaan-perusahaan pun mempertimbangkan untuk menyempurnakan model kerja hibrida. Sebanyak 64 persen perusahaan di Indonesia mengatakan mereka mempertimbangkan untuk mempekerjakan karyawan-karyawan yang secara geografis tinggal di lokasi yang beragam.

Para pemimpin bisnis juga setuju bahwa saling keterkaitan antara keamanan data dan standar kerja dari rumah sangat penting untuk dipertimbangkan. Diperkenalkannya model kerja hybrid nampaknya memberikan hasil yaitu langkah menuju arah yang benar untuk perlindungan data di tempat kerja.

Bahkan, 88 persen pemimpin bisnis di Indonesia mengatakan bahwa perusahaan mereka sudah menawarkan pelatihan keamanan data bagi karyawan, dengan mayoritas pemimpin bisnis di Indonesia (98 persen) mengatakan pelatihan tersebut akibat dari pandemi COVID-19 dan ini mengindikasikan tren menuju keamanan data yang canggih.

Baca: Perjalanan Eka Sari Lorena Soerbakti Kembangkan Perusahaan Ayah

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."