CANTIKA.COM, Jakarta - Dalam pola pengasuhan di keluarga, kadangkala orang tua terjebak dalam proses negosiasi dengan anak. Padahal, menurut Psikolog Samanta Elsener melalui laman Instagram-nya dalam bernegosiasi dengan anak dibutuhkan pemahaman dan penerapan collaborating yang mana prinsipnya adalah ‘I win, You win.’
"Ibaratnya lagi nawar sayur, untuk mencari kesepakatan harga yang sama kan dibutuhkan komunikasi 2 arah ya," ucapnya di unggahan Reels Instagram, Minggu 19 September 2021.
Dalam komunikasi dua arah dengan anak saat bernegosiasi, Samanta mengatakan orang tua diharapkan mampu mengesampingkan keinginan untuk menang dalam negosiasi. Kalau sudah maunya menang, artinya ego yang lebih bersuara.
Lantas seperti apa bentuk negosiasi yang bisa dilakukan orang tua dan anak, berikut tips dari Samanta.
1. Berikan alternatif
Berikan alternatif ke anak, misalnya, “kamu mau mainan A dengan harga xxx sekarang atau mainan B dengan harga xxx tapi menunggu 1 bulan lagi untuk mengumpulkan uang lebih agar dapat membeli mainan B?”
Memberi alternatif dirasa lebih mudah untuk anak dalam memilih apakah mau A atau B. Berikan kesempatan pada anak untuk memutuskan mana yang ingin ia pilih. "Memaksakan anak untuk mengikuti apa yang orangtua inginkan justru membuat anak merasa makin tertekan," tulisnya.
2. Penggunaan kata jangan yang tepat
Hindari penggunaan kata ‘jangan’ dan cari alternatif dari kata jangan, misalnya jangan makan gula bisa diganti dengan makan gula kebanyakan bisa bikin sakit gigi, coba konsumsi gula secukupnya pada minuman atau makanan yang diolah bersamaan.
Pada beberapa hal, memang kata ‘jangan’ juga diperlukan lho, misalnya awas basah, jangan lewat situ - nanti terpeleset.
"Nah, kira-kira contoh situasi apa lagi ya, yang sah menggunakan kata ‘jangan’ nih? Atau aternatif yang bisa menggunakan kata/kalimat lebih positif selain menggunakan kata ‘jangan’?" tanya Samanta.
3. Beri kesempatan bagi anak yang memutuskan
Jika sudah ada alternatif atau pilihannya, maka saatnya orang tua yang memberikan kesempatan bagi anak untuk memutuskan.
Dengan memberikan kesempatan anak untuk memilih dapat mengajarkan anak untuk bertanggungjawab terhadap konsekuensi dari pilihannya, serta menjadi individu yang lebih mandiri.
Baca: Pola Pengasuhan untuk Anak Zaman Now, Yuk Kreatif dan Pandai Libatkan Anak