CANTIKA.COM, Jakarta - Angka anak yang menjadi korban perundungan di media sosial (children cyber bullying) semakin meningkat dan mengkhawatirkan. Beberapa hasil survei yang dilakukan baik oleh EU Kids Online Survey 2020, maupun SEJIWA, KPIA, UNICEF, APJII maupun laporan yang diterima Polda Metro Jaya, sama-sama menunjukkan adanya kenaikan dari kasus perundungan yang paling banyak dialami oleh anak-anak usia remaja.
Cyber bullying adalah kondisi dimana seseorang merasa tidak nyaman terhadap komentar/informasi/gambar foto yang ditujukan untuk dirinya, yang bertujuan menyakiti, intimidasi, menyebar kebohongan dan menghina, yang di-posting di internet, jejaring media atau teknologi digital lainnya, yang dilakukan oleh orang lain.
Founder Yayasan Sejiwa Diena Haryana mengatakan media online memberikan dampak terhadap beberapa kasus yang dialami anak seperti ketergantungan gawai, cyber bullying, eksploitasi seksual serta penipuan online. Dampaknya bisa sangat besar, membekas hingga jangka panjang karena rasa malu yang ditimbulkan mengingat postingan buruk terhadap dirinya telah disaksikan ribuan orang netizen.
"Akibatnya sangat membahayakan, bukan hanya sebatas malu dan depresi bahkan hingga tindakan bunuh diri. Sayangnya, banyak korban yang lebih memilih diam, tidak mengadukan kasus yang menimpanya, sehingga pada akhirnya mengganggu pertumbuhan jiwa anak," ungkapnya melalui siaran pers Webinar Perundungan secara Digital: Ancaman yang Makin Meningkat di Kalangan Anak-Anak", Sabtu 2 Oktober 2021.
Diana menjelaskan beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mencegah dampak buruk cyber bullying :
1.Sebagai teman kita memberi dukungan untuk mendengarkan masalah yang dihadapi, menyemangati dan dapat mengajaknya untuk melaporkannya kepada guru atau orang tuanya. Kita juga dapat meng-counter informasi negatif dengan memberikan komentar positif tentang sahabat kita
2. Sebagai orang tua kita arahkan anak untuk memblok pelaku dan melaporkannya melakukan media sosial. Kita juga dapat mengalihkan anak dari media sosial melalui kegiatan lain seperti hobi, berlibur maupun hal-hal kreatif lainnya. Bila sudah semakin parah dampaknya, segera konsultasikan anak kepada ahlinya untuk mendapat tindakan terbaik.
"Bijaklah dalam menggunakan media sosial, pikir baik-baik sebelum memposting sesuatu karena jejak digital tidak akan mudah dihilangkan. Tumbuhkan empati dalam diri dan hindari memposting hal-hal negatif tentang orang lain karena hal itu tidak akan memberikan manfaat untuk hidup," ungkapnya.
Baca: Berpikir Dulu Sebelum Posting di Media Sosial Bisa Cegah Cyber Bullying?