CANTIKA.COM, Jakarta - Dokter spesialis anak Mesty Ariotedjo, mengatakan masih banyak orang tua yang percaya pada mitos-mitos mengenai tumbuh kembang anak. Mesty memberikan beberapa mitos populer yang sering sekali dipercaya para orang tua.
1. Anak dilarang menggunakan tangan kiri dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia RSCM ini mengatakan masih banyak orang tua yang berpikir bahwa bila anak semakin sering menggunakan tangan kiri, maka ia akan menjadi kidal.
Mesty mengatakan anak yang belum berusia 2 tahun sebaiknya dibebaskan untuk mencoba menggenggam atau menggunakan tangan kirinya saat beraktivitas seperti makan, mencorat-coret serta bermain. Sebab hal tersebut akan berpengaruh pada perkembangan otak kiri dan kanannya secara seimbang. "Anak butuh memiliki keseimbangan otak kiri dan kanan dan memang ini harus distimulasi terus. Kalau kita menahan dia untuk menggunakan tangan kirinya, maka otak kanannya akan terhambat perkembangannya," ujar Mesty dalam webinar Tentang Anak pada Jumat 26 November 2021.
2. Baby walker membantu anak lebih cepat berjalan.
Mesty mengatakan sebenarnya penggunaan baby walker tidak direkomendasikan di seluruh dunia sebab menyebabkan banyak kecelakaan pada anak. Tak hanya itu, penggunaan baby walker juga dapat menyebabkan pertumbuhan kaki tidak optimal jika dibandingkan dengan anak yang tidak menggunakan alat bantu berjalan.
Konferensi pers virtual bertajuk “Tentang Anak, 1st Anniversary” pada 26 November 2021/Tentang Anak
"Selain bahaya, itu juga menyebabkan fungsi kakinya menjadi tidak natural dan akhirnya menjinjit dan posisi jalannya mungkin tidak seoptimal yang tidak pakai baby walker walaupun tidak semua anak mengalami itu," kata Mesty.
3. Anak tidak boleh masukkan tangan ke mulut.
Mesty menjelaskan bahwa sampai usia 2 tahun, anak sedang dalam fase oral di mana memasukkan tangan ke dalam mulut adalah hal yang dianggap nyaman. "Itu tidak perlu dilarang karena memasukkan tangan ke mulut adalah salah satu bentuk soothing (menenangkan hati)," ujar Mesty.
Orang tua perlu melakukan observasi saat anak memasukkan tangannya ke mulut. Orang tua pun harus memahami apa yang dibutuhkan anak saat itu, apakah ada sesuatu yang tidak terpenuhi atau yang membuatnya merasa tidak nyaman sehingga si anak memasukkan tangannya ke mulut. "Kita harus observasi, kita harus memahami apa sih sebenarnya kebutuhan anak ini yang tidak terpenuhi dan apa yang membuatnya tidak nyaman dan itu yang harus diatasi," kata Mesty.
Baca: Ibu, Awas Terjebak Mitos Soal Sunat untuk Anak Laki-Laki