CANTIKA.COM, Jakarta - Covid-19 tak hanya menginfeksi orang dewasa, anak-anak pun sangat rentan terhadap virus ini. Multisystem Inflammatory Syndrome in Children (MIS-C) atau Sindrom Peradangan Multisistem pada anak merupakan kondisi serius yang berkaitan dengan infeksi Covid-19.
“Nah, ini ya lagi nge-hits akhir-akhir ini. Jadi, ada anak yang terkena Covid-19, kemudian dua atau empat minggu setelahnya, biasanya terkena dengan MIS-C. Jadi, dia Multisystem Inflammatory Syndrome in Children. Jadi semua organ tubuhnya itu terkena, ini dibahasnya infeksi virus,” kata Dokter Spesialis Anak, Lucia Nauli Simbolon dalam Webinar Ruang Keluarga Soklinantisep 'PTM di Tengah Kasus Omicron yang Beranjak Naik, Bagaimana Orang Tua Menyikapinya?' pada Kamis, 20 Januari 2022.
MIS-C menyebabkan berkurangnya fungsi organ pada anak, seperti jantung yang tingkat pompa biasanya sebanyak 50 persen, menjadi berkurang hingga hanya 20 persen. Kulit menjadi kemerahan, anak alami sesak nafas, otak anak susah dibangunkan, ada pula gangguan saluran pencernaan pada anak seperti diare. Selain itu, fungsi ginjal akan turun ditandai dengan berkurangnya produksi urin, serta mata yang kemerahan.
Lucia menjelaskan beberapa keluhan umum dari MIS-C adalah demam, nyeri perut, muntah, diare, nyeri leher, kemerahan di kulit, mata merah, dan merasa sangat lelah. Namun, terdapat pula keluhan MIS-C yang gawat, yaitu demam tapi disertai dengan keluhan sulit bernafas, nyeri atau rasa tertekan di dada, kebingungan, tidak bisa bangun atau tidak bisa terjaga, kebiruan atau pucat pada kulit, kuku atau bibir serta nyeri perut berat. “Jangan ragu-ragu untuk ke Unit Gawat Darurat (ketika ada keluhan gawat), jangan sampai terlambat ya untuk para moms sekalian.” kata Lucia.
Lucia memberikan beberapa kriteria ketika anak dinyatakan terkena MIS-C, yaitu demam lebih dari tiga hari, disertai dengan beberapa gejala berikut:
1. Ruam atau konjungtivitis, mata anak menjadi kemerahan.
2. Hipotensi, anak menjadi sangat lemas.
3. Gambaran disfungsi miokardium (EKG)
4. Bukti adanya koagulopati (peningkatan PT, aPTT, Ddimer)
5. Gejala saluran pencernaan berat, seperti muntah, diare, nyeri perut.
6. Hasil laboratorium menandakan peningkatan radang seperti LED, CRP, Procalcitonin
7. Bukti terinfeksi Covid-19
Meskipun kasus MIS-C pada anak yang terkena Covid-19 jarang terjadi, sekitar 0,14 persen, MIS-C dapat menyebabkan kondisi kritis pada anak bahkan meninggal dunia. Maka dari itu, dibutuhkan deteksi dini dan penanganan sesegera mungkin.
Lucia mengatakan bahwa satu-satunya cara untuk mencegah anak terkena MIS-C adalah dengan mencegah Covid-19. Vaksinasi menjadi cara pencegahan paling efektif karena efektivitas vaksin Covid-19 ampuh hingga 91 persen mencegah terkena MIS-C. "Keluarga pun harus ikut melakukan tindak pencegahan dari terinfeksi Covid-19," katanya.
Baca: Gaya Iriana Jokowi dan Wury Estu Handayani Tinjau Vaksinasi Covid-19 Anak
BERNADETTE JEANE WIDJAJA