Hari Tuberkulosis Sedunia, Ini 5 Fakta Penyakit yang Sudah Berumur 140 Tahun

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi obat Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock

Ilustrasi obat Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Setiap tanggal 24 Maret diperingati sebagai Hari Tuberkulosis Sedunia. Tuberkulosis disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang paling sering menyerang paru-paru. Bakteri penyebab penyakit tuberkulosis ini sudah berumur 140 tahun. Sayang, hingga saat ini penyakit tuberkulosis masih menjadi ancaman tinggi tidak hanya untuk Indonesia, namun juga untuk dunia.

Memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia, berikut ini beberapa fakta penyakit tuberkulosis.

1. Mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia

Menurut data dari World Health Organizations (WHO), tuberkulosis menjadi pembunuh menular nomor dua setelah Covid-19 (di atas HIV/AIDS). Pada tahun 2020 sebanyak 1,5 juta orang meninggal dunia yang disebabkan oleh penyakit tersebut. Lalu, diperkirakan ada 10 juta orang yang jatuh sakit. Dari jumlah itu, sekitar lebih dari 5 juta merupakan pasien tuberkulosis pria, 3 juta orang adalah pasien tuberkulosis perempuan, dan sisanya adalah anak-anak.

2. Indonesia punya kasus tuberkulosis tinggi

Masih menurut data World Health Organizations (WHO) yang diambil pada tahun 2020. Indonesia masuk 8 negara yang menyumbang sekitar dua pertiga dari total 86 persen kasus baru dari 30 negara dengan beban tuberkulosis tinggi. Indonesia bersanding dengan India yang memimpin, diikuti oleh Cina, Indonesia, Filipina, Pakistan, Nigeria, Bangladesh dan Afrika Selatan.

3. Orang dengan HIV lebih berisiko terkena tuberkulosis.

Penyakit tuberkulosis sebagian besar menyerang orang dewasa di tahun-tahun paling produktif mereka. Namun, semua kelompok umur berisiko. Lebih dari 95 persen kasus dan kematian terjadi di negara berkembang. Namun, orang yang terinfeksi HIV, 18 kali lebih mungkin mengembangkan tuberkulosis aktif. Risiko tuberkulosis aktif juga lebih besar pada orang yang menderita kondisi lain yang merusak sistem kekebalan.

4. Batuk bisa jadi gejala tuberkulosis

Tuberkulosis dapat menyebabkan penyakit di bagian tubuh mana pun, tetapi paru-paru adalah bagian yang paling umum. Namun, orang dengan tuberkulosis mungkin memiliki beberapa atau semua gejala seperti batuk yang berlangsung lebih dari tiga pekan dan tak kunjung membaik. Mengalami demam, keringat malam, serta penurunan berat badan yang drastis. Selain itu selalu merasa lelah, kehilangan selera makan, dan lain sebagainya.

5. Bakteri tuberkulosis menyebar melalui udara

Tuberkulosis menyebar melalui udara. Penyebarannya bisa terjadi ketika orang dengan tuberkulosis batuk, bersin, atau berbicara. Ketika orang lain menghirup bakteri ini saat daya tahan tubuhnya rendah, mereka bisa terinfeksi tuberkulosis. Kebanyakan orang mendapatkan kuman tuberkulosis dari seseorang yang sering bersamanya, seperti anggota keluarga atau teman. Namun, tuberkulosis tidak menular melalui barang-barang rumah tangga (misalnya peralatan makan, pakaian, dan lainnya) sehingga tidak perlu menggunakan barang-barang rumah tangga yang terpisah.

Baca: Hari Tuberkulosis Sedunia, Ini 6 Tips Cegah Terinfeksi Tuberkulosis

DIAH RETNO ANDANI | WHO

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."