CANTIKA.COM, Jakarta - Aktris Dian Sastrowardoyo alias Dian Sastro mengajak perempuan Indonesia untuk terus percaya diri dengan kondisi diri. Menurutnya, para perempuan tidak perlu memikirkan standar kecantikan tertentu. "Dulu orang bilang standar kecantikan adalah badan harus langsing, rambut harus lurus. Itu baru satu stereotip saja," katanya pada acara konferensi pers virtual Dove #RambutkuMahkotaKu pada 10 April 2022.
Menurut Dian Sastro, wanita Indonesia memiliki definisi kecantikan yang beragam. Ada yang berkulit gelap, ada juga yang berkulit terang. Di beberapa daerah, ada pula yang memiliki rambut keriting, ada juga yang rambutnya lurus. "Maka sebenarnya tidak perlu opini publik untuk memastikan definisi kecantikanmu," katanya.
Dian Sastro ajak perempuan rayakan cantik yang beragam di Indonesia. "Itu kesempatan kita rayakan keberagaman, dan rayakan warna warni kita, rambut keriting, rambut lurus panjang atau pendek. Buatku, rambut cantik itu yang penting harus dirawat.
Ia justru mengajak masyarakat mensyukuri tubuh yang diberikan oleh Tuhan. "Kita itu sudah dikasih anugerah maka harus ada rasa syukur. Maka lebih baik embrace ourself," katanya.
Konferensi pers virtual Dove #RambutkuMahkotaKu pada 10 April 2022/Dove
Dove mengajak perempuan Indonesia untuk meningkatkan rasa peraya diri mereka lewat kampanye Rambutku Mahkotaku. Dalam kampanye ini, Dove berkolaborasi dengan Dian Sastrowardoyo dan 4 perempuan inspiratif yang merepresentasikan keragaman rambut perempuan Indonesia. Melibatkan komposer musik Eka Gustiwana, pesan positif yang dikemas dalam format lagu dan video musik ini mengajak perempuan Indonesia untuk bangga dan tampil percaya diri dengan rambutnya.
Stella Tika Lestari, Senior Brand Manager Dove menjelaskan timnya percaya bahwa setiap perempuan memiliki kecantikan versi mereka sendiri, termasuk dengan jenis dan pilihan gaya rambutnya. "Namun, survei yang dilakukan Dove menyebutkan satu dari dua perempuan kerap mendapat komentar negatif pada rambutnya. Selain itu, mereka kerap mendapatkan komentar negatif dan ejekan akan gaya / penampilan rambutnya dari orang-orang terdekat yaitu keluarga atau sahabat. Melalui lagu ‘Rambutku Mahkotaku’, Dove berharap semakin banyak perempuan Indonesia bangga akan mahkotanya.”
Pengalaman mendapatkan ejekan rambut ternyata berdampak pada kepercayaan diri perempuan, bahkan bisa menghambat potensi diri. Sebanyak 88 persen perempuan merasa kehidupan sosialnya terganggu oleh standar kecantikan rambut, selain itu 75 persen perempuan kehilangan rasa percaya diri dan 60 persen perempuan tidak merasa percaya diri untuk keluar rumah.
Menanggapi survei tersebut, psikolog klinis Indah Sundari J mengatakan faktor budaya membuat masyarakat memiliki standar kecantikan tersendiri. Tak jarang hal ini diartikan sebagai tuntutan dan keharusan agar membuat perempuan merasa diterima di lingkungannya. "Ketika perempuan tampil 'beda' termasuk gaya rambutnya dan merasa tidak diterima, akan berdampak pada kondisi psikologisnya. "Ia akan merasa tidak percaya diri, bahkan mungkin merasa tidak berharga. Kondisi ini kemudian akan mengganggu kesehatan mental, menghambat potensi diri, dan membatasi pergaulan,” katanya.
Lagu dan video klip ‘Rambutku Mahkotaku’ ini terinspirasi dari cerita-cerita personal yang pernah dialami Dian Sastrowardoyo dan 4 perempuan inspiratif yang merepresentasikan keragaman rambut perempuan Indonesia. Mereka adalah Marischka Prudence - travel blogger, Poppy Sovia - aktris, Agnez Oryza - beauty blogger dan Natya Bestari - insinyur perkapalan, mereka adalah sosok perempuan dengan real stories yang pernah mendapatkan komentar negatif pada rambut. “Dengan menghadirkan sosok seperti ini, diharapkan ada banyak perempuan yang bisa terkoneksi dengan lagu ‘Rambutku Mahkotaku’ karena memiliki pengalaman yang relevan,” kata Stella.
Baca: Dian Sastro Kenang Lokasi Syuting Film Pasir Berbisik, Tempat Kembali