CANTIKA.COM, Jakarta - Begitu banyak faktor yang memengaruhi kesehatan mental kita. Dan, hampir semuanya berjuang selama dua tahun terakhir akibat pandemi Covid-19. Selain belajar menerima hal-hal di luar kendali kita, juga terus bangkit beradaptasi dengan kebiasaan baru.
Di situasi ini, kita kerap melupakan faktor atau kebiasaan sederhana yang berdampak besar pada kesehatan mental. Untuk mengingatkan kembali, berikut lima faktor yang memengaruhi kesehatan mental tapi kerap diabaikan menurut Dr. Sarah Gupta, psikiater dan penulis medis yang berbasis di San Francisco, GoodRx:
1. Postur Tubuh
Saat bekerja dari rumah, banyak dari kita tergoda untuk bekerja di atas tempat tidur, sofa atau duduk membungkuk. Ternyata postur tersebut dapat memengaruhi suasana hati atau mood Anda.
"Banyak orang tidak menyadari bahwa postur tubuh mereka sebenarnya mengirimkan informasi kembali ke otak mereka," jelas Dr. Gupta. Studi tahun 2017 yang diterbitkan di Cognition and Emotion mendukung hal itu, menemukan bahwa orang yang duduk dengan postur bungkuk lebih berjuang untuk pulih dari suasana hati yang negatif daripada mereka yang duduk tegak.
Dr. Gupta menyarankan atur pengingat atau alarm di ponsel Anda setiap jam untuk meluruskan postur Anda. Saat berbunyi, pastikan bahu Anda berada di atas pinggul dan kepala Anda dalam posisi netral.
"Duduk, tarik napas dalam-dalam sampai ke diafragma Anda, dan biarkan tubuh Anda merasakan postur yang berbeda itu," kata Dr. Gupta. "Jika Anda merasa cemas, ingatlah bahwa Anda memiliki cara mengatasinya."
2. Kehadiran Teman
Pada tahun 2022, banyak dari kita lebih menghargai teman-teman karena berbagai alasan. Dan alasan teratas dalam daftar adalah demi kesehatan mental. "Ini bukan hanya tentang kebanggaan memiliki teman atau mengetahui bahwa Anda memiliki komunitas—hubungan antarmanusia sebenarnya meningkatkan neurotransmiter perasaan-baik di otak Anda," jelas Dr. Gupta.
Jumlah teman yang Anda miliki tidaklah penting. Yang terpenting adalah mengelilingi diri Anda dengan orang-orang yang bisa membuat diri Anda apa adanya.
Jujurlah dengan diri Anda sendiri tentang berapa banyak waktu yang Anda perlukan bersama teman-teman untuk merasa puas, segar, dan berdaya. Wujudkanlah, meski hanya makan malam sebulan sekali, itu bisa membuat perbedaan.
Ingin memperluas lingkaran Anda? Dr. Gupta merekomendasikan untuk mencoba sesuatu yang baru. "Mengikuti kelas, bergabung dengan grup pendukung Zoom, menjadi sukarelawan, atau menjadi anggota di museum atau taman lokal dapat membantu Anda memperluas dunia dan membuka pintu untuk koneksi baru dan pertemanan baru," katanya.
3. Tertawa
"Tersenyum dan tertawa mengirimkan pesan kembali ke otak Anda bahwa, 'Hei semuanya baik-baik saja. Saya bisa beristirahat dan bersantai. Hidup itu baik,'" jelas Dr. Gupta. Ada bukti bahwa berada dalam keadaan istirahat dan rileks itu melindungi dari kecemasan, depresi, dan stres.
Secara khusus, orang yang sering tertawa dilaporkan lebih sedikit merasa kewalahan selama situasi kehidupan yang penuh tekanan dibandingkan dengan mereka yang lebih jarang tertawa, menurut studi tahun 2020 yang diterbitkan di PLOS One.
Maka dari itu, Dr. Gupta imbau buatlah tujuan untuk tertawa sekali dalam sehari. Contohnya, buat daftar acara favorit Anda, hubungi teman yang lucu, telusuri akun meme favorit Anda—apa pun yang menambahkan sentuhan ringan pada hari Anda.
4. Penuhi Kebutuhan Air
"Bila Anda tidak minum cukup air dan mengalami dehidrasi ringan, tubuh Anda membunyikan alarm bahwa Anda berada dalam situasi yang mengancam jiwa dan mulai meningkatkan hormon stres, kortisol," kata Dr. Gupta.
Jangan biarkan kondisi itu terjadi dalam waktu lama. Sebab lonjakan kortisol terkait dengan kecemasan, depresi, dan gangguan suasana hati.
"Jika Anda merasa haus atau kewalahan, cobalah minum segelas air dingin yang enak," kata Dr. Gupta. "Dan jika Anda kerap lupa, gunakan alarm untuk mengingatkan diri sendiri bahwa air minum adalah bagian dari perawatan diri Anda.
5. Akses Anda ke Alam
Dr. Gupta mengingatkan otak kita terprogram untuk berada di alam selama beberapa waktu.
"Manusia berevolusi untuk memilih lingkungan yang memiliki air segar, sinar matahari, dan alam karena itu memberi kita sumber daya yang kita butuhkan untuk tetap hidup," katanya. "Tetapi saat ini, alam tidak hanya memungkinkan kita untuk bertahan hidup, tetapi juga membantu kita untuk berkembang, termasuk kesehatan mental," tegasnya.
Jadi, luangkan waktu Anda untuk beraktivitas di alam seperti berolahraga atau sekadar bersantai di taman untuk menjaga kesehatan mental.
Baca juga: Manfaat Butterfly Hug untuk Kesehatan Mental, Redakan Cemas dan Trauma
WOMEN'S HEALTH