CANTIKA.COM, Jakarta - Tahukah Anda, kontrol terhadap konten-konten negatif dunia digital bisa terhindarkan asalkan ada komitmen orang tua dan bagaimana gaya mendidik anak yang dipilih. Seperti yang disampaikan Psikolog Klinis Forensik dari Universitas Indonesia Kasandra Putranto mengatakan bahwa orang tua perlu melakukan retrospeksi, introspeksi, sekaligus menyelaraskan pola asuh anak di tengah tantangan dunia digital.
Kasandra menjelaskan, melalui retrospeksi dan introspeksi orangtua diharapkan dapat membangun komitmen untuk melindungi sekaligus membangun potensi anak dengan segala manfaat yang diterima dari era digital.
“Orang tua sebagai pendidik pertama dan terutama perlu melakukan retrospeksi dan introspeksi diri dengan terus berupaya mempersiapkan anak untuk menghadapi era digital saat ini dan era kedepannya,” ujar Kasandra
“Orang tua perlu melakukan proyeksi dengan membangun komitmen atau tekad untuk melindungi anak-anak dari ancaman era digital, tetapi tidak menghalangi potensi manfaat yang bisa ditawarkannya,” sambungnya.
Kasandra menjelaskan, perkembangan teknologi dan informasi saat ini telah mempengaruhi kehidupan seluruh masyarakat termasuk anak-anak. Sehingga, anak-anak pun pasti dipengaruhi oleh teknologi dan mengenal media-media elektronik dan digital.
“Perkembangan teknologi dan informasi saat ini terutama penggunaan perangkat digital telah mempengaruhi kehidupan anak. Hal ini mau menegaskan bahwa anak-anak yang hidup di era milenial memang pasti dipengaruhi oleh teknologi digital,” jelas Kasandra.
“Tidak heran jika anak-anak saat ini dikategorisasi sebagai generasi digital. Anak-anak generasi masa kini merupakan generasi digital native, yaitu mereka yang sudah mengenal media elektronik dan digital sejak lahir,” imbuhnya.
Untuk mendidik anak-anak di era digital seperti sekarang ini, Kasandra mengatakan bahwa orang tua seharusnya tak tinggal diam dengan perkembangan yang ada terhadap pola asuh.
Di era seperti saat ini, orang tua perlu melakukan perubahan sehingga tak hanya teknologi tetapi pola asuh anak juga ikut mengalami sinkronisasi.
"Tipe pola asuh yang terdiri dari otoriter, demokrasi dan permisif, dengan mengalami sistem pola asuh yang berbeda-beda yang diberikan oleh orangtua kepada anaknya sehingga menghasilkan karakter yang berbeda-beda juga kepada anak. Oleh karena itu, perubahan teknologi semakin pesat dari waktu ke waktu, maka sebagai selaku orangtua, seharusnya tidak tinggal diam dengan perkembangan yang ada terhadap pola asuh anaknya,” kata Kasandra.
"Orang tua harus melakukan perubahan juga, sehingga teknologi yang mengalami perubahan tetapi pola asuh anak ikut juga mengalami sinkronisasi antara peran pola asuh tipe otoriter, demokratis dan permisif,” lanjutnya.
Dengan segala perubahan yang telah terjadi karena era digital, maka Kasandra menjelaskan bahwa pola aduh yang efektif di masa sekarang adalah pola asuh yang transformatif.
“Pola asuh yang dianggap efektif pada era digital ialah pola asuh yang transformatif. Artinya bahwa pengawasan dan pendampingan orang tua terhadap anak harus dilakukan secara berkala sehingga kontrol terhadap konten-konten negatif dunia digital bisa terhindarkan baik itu di rumah, sekolah, maupun lingkungan masyarakat dengan melibatkan stakeholder terkait,” papar Kasandra.
Tak hanya itu, Kasandra juga mengatakan bahwa orang tua juga perlu menggali ilmu pengetahuan tentang psikologi dan parenting. Hal ini dilakukan agar dampak negatif terhadap penggunaan perangkat digital secara berlebihan dapat diminimalisir.
“Kemudian, perlunya orangtua menggali ilmu pengetahuan tentang psikologi juga penting untuk dilakukan supaya dampak-dampak (negatif) psikologi terhadap penggunaan perangkat digital secara berlebihan bisa diminimalisir,” pungkasnya.
Baca: 8 Cara Mendidik Anak untuk Patuhi Jadwal Makan dan Tidur
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika