CANTIKA.COM, Jakarta - Svida Alisjahbana, dikenal sebagai sosok CEO dari GCM Group, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang media elektronik, fashion, dan lifestyle. Sebagai veteran di bidang media, bersama timnya ia menginisiasi event-event besar di Indonesia, salah satu yang terpopuler adalah pekan mode Jakarta Fashion Week (JFW).
Sejak gelaran pertama di tahun 2008, Jakarta Fashion Week secara konsisten menjadi biduk bagi industri mode Indonesia. Tidak hanya menjadi tuan rumah di negeri sendiri, melalui berbagai program, seperti Indonesia Fashion Forward, insan kreatif Indonesia turut diajak meramaikan panggung mode negeri-negeri seberang.
Didaulat sebagai pekan mode tahunan terbesar dan paling berpengaruh di Asia Tenggara, JFW merupakan platform universal bagi pelaku industri mode yang ingin dikaitkan dengan desain, gaya, dan tren mode terkini.
Pada tahun 2008, JFW pertama kali digelar oleh Femina Group. “Berawal dari Femina group yang selalu mempunyai wartawan di setiap spring summer collection, satu grup wartawan dikirim ke Fashion Week Milan, Paris, London untuk melihat tren fashion apa saja yang ada di luar negeri. Dari situ, saya langsung berpikir kenapa tidak Indonesia saja yang membuat suatu pagelaran akbar fashion dan mendatangkan mereka ke sini,” saat ditemui Senin, 10 Oktober 2022.
Membincang eksistensi Batik di pagelaran Jakarta Fashion Week 2021/Foto: Doc. JFW
Svida mengungkapkan bahwa pada dasarnya ‘trend is created’ dengan berawalkan ide dan gagasan yang cukup kuat dari Svida serta tak lupa juga dengan dukungan dari Dinas Pariwisata DKI Jakarta, Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI), dan Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI), Jakarta Fashion Week lahir pada tahun 2008.
"Misi dan visi kita tetap masih sama, JFW hadir untuk memberikan desainer Indonesia wadah atau platform untuk mereka lebih berkembang dan bebas mengeksplore diri serta membuat desainer Indonesia how to created, how to price hasil karya mereka,” ujar Svida
Dengan reputasi dan pengaruh yang sudah lama terbangun, JFW berpotensi mengantarkan industri mode Indonesia untuk memasuki pasar mode dunia. Dampak dan jangkauan JFW telah diakui oleh para profesional di industri mode, seperti jurnalis, buyer, fotografer, stylist, bahkan model-model internasional yang menjadikan acara tahunan ini semakin populer.
Melalui berbagai stakeholder, yang punya kepentingan berbeda, tetapi karya yang dihasilkan punya tujuan yang sama, memajukan industri mode, terutama industri nasional. Selain itu, juga banyak keterlibatan partner asing, tetapi bukan untuk mengintimidasi, melainkan saling menginspirasi.
Ragam koleksi Rêverie karya perancang busana Restu Anggraini yang ditampilkan di Jakarta Fashion Week atau JFW 2021. Foto: JFW 2021
Desainer Indonesia Bisa Mendunia
Sudah hampir 15 tahun lamanya Jakarta Fashion Week haddir sebagai platform pengembang fashion terbesar di Indonesia. Sejak Pandemi covid-19 JFW dilakukan secara daring lantaran keadaan yang tidak memungkinkan. Namun, JFW tahun ini kembali hadir secara offline di Pondok Indah Mall III setelah vakum selama 2 tahun.
Svida mengungkapkan bahwa JFW hadir dengan format dan lokasi yang baru yang pastinya akan memberikan sesuatu yang baru tentunya dan Svida juga mengungkapkan harapannya di JFW. “Intinya harapan saya adalah Indonesian desainer to be global, desainer kita juga pemain yang kreatif sekali tetapi kenapa kita kok kecil di skala internasional," ucap Svida
“Menurut saya daripada pemerintah buang-buang duit untuk program kirim desainer ke luar, aku sih inginnya ayoo dong pemerintah kita bikin program sama-sama. Lalu kita berhubungan dengan International Instantiation untuk gandeng kita, JFW sudah menjadi wadah bagi desainer lokal, nah sekarang butuh dukungan pemerintah,” harapnya.
Baca: Lazada Gandeng 9 Desainer di Jakarta Fashion Week 2022
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika