CANTIKA.COM, Jakarta - Dry texting adalah istilah yang menggambarkan seseorang membalas pesan teks secara singkat. Resposnnya bisa satu atau dua kata saja, sehingga membuat lawan bicaranya sulit mengembangkan topik.
Gaya komunikasi tersebut mungkin membuat frustrasi si penerima pesan. Respons singkat dan dingin itu membuat penerima tidak bisa mengukur minat atau pola pikir pengirim pesan.
"Balasan itu membuat penerima tidak yakin soal nada pesan yang dikirim," kata terapis hubungan Elizabeth Earnshaw, LMFT, salah satu pendiri platform konseling pranikah Ours, seperti dikutip dari Well+Good.
Lantas, apa pemicu seseorang melakukan dry texting? Bisa jadi hal itu dilakukan karena tidak berminat atau menahan sesuatu. Menurut terapis hubungan lainnya, dry texting mungkin lebih berkaitan dengan diri sendiri daripada percakapan.
Bisa jadi mereka tidak punya banyak waktu untuk merespons panjang, atau mereka hanya merasa itu respons dasar dan wajar, kata Earnshaw.
Pada tingkat yang lebih dalam, ada kemungkinan bahwa pengirim dry texting kesulitan berkomunikasi melalui teks. Jadi, mereka hanya merasa nyaman berbagi tanggapan singkat.
“Pengirim dry texting mungkin menderita kecemasan sosial dan kesulitan mengomunikasikan pikiran dan perasaan mereka melalui kata-kata tertulis,” kata psikoterapis Anita Astley, LMFT, penulis buku Unf*ck Your Life and Relationships.
Selain alasan pribadi, bagaimanapun juga, dry texting adalah cerminan dari bagaimana orang tersebut memandang hubungan. Dry texting dapat digunakan oleh seseorang untuk menunjukkan dia tidak tertarik.
"Itu bisa menjadi cara mereka menjauhkan diri dari kamu dengan menyabotase komunikasi," imbuh Astley.
Dengan cara itu, dry texting dapat mengarah ke perilaku pasif-agresif. Alih-alih mengungkapkan keluhan mereka secara langsung, pengirim pesan dry texting mungkin secara tidak langsung mengungkapkan kemarahan atau kekesalan mereka, kata Astley.
Baca juga: Pakai Emoji di Pesan Teks Memperluas Peluang Gandeng Pacar
Cara Mengatasi Dry Texting
Sebelum kamu mulai menyelami taktik untuk membuat pengirim dry texting menjadi lebih cerewet, penting untuk terhubung dengan orang ini dan mengajukan beberapa pertanyaan—yaitu, apakah mereka benar-benar suka mengirim pesan teks dan punya waktu untuk mengirim pesan setiap kali kamu menghubungi mereka, kata Earnshaw.
Jika jawaban untuk salah satu pertanyaan adalah "tidak", kamu sebaiknya menentukan jalan tengah komunikasi bagi kalian berdua. Contohnya, kamu mengirim pesan lebih sedikit dan mereka merespons dengan sedikit lebih bersemangat.
Cara lain untuk mencegah dry texting adalah menyebutkan bagaimana gaya komunikasi mereka saat itu menurut kamu, kata Dr. Vasan. Bisa jadi mereka tidak menyadari bahwa gaya mereka mengirim pesan membuat kamu merasa tidak didengar atau tidak dihargai. Dengan mengetahui hal tersebut, mereka mungkin terinspirasi untuk memberikan balasan yang lebih responsif.
Dari sana, kamu juga dapat menetapkan ekspektasi komunikasi yang jelas untuk berkirim pesan, sehingga kalian berdua berada di pemahaman yang sama, kata Astley.
“Misalnya, kamu mungkin memutuskan bahwa tanggapan satu huruf, satu kata, dan/atau satu emoji tidak dapat diterima untuk kamu, dan bahwa kamu akan keluar dari percakapan jika kamu menerima tanggapan dengan cara tersebut,” sambungnya.
Pada akhirnya, kamu juga dapat membuat model jenis SMS yang ingin kamu terima, dan menyusun pesan teks kamu sendiri seputar hal-hal yang cenderung meningkatkan keterlibatan, seperti gambar, gif, atau bahkan memo suara, kata Dr. Vasan.
Bagaimanapun, penting untuk diingat bahwa berkirim pesan merupakan salah satu bentuk komunikasi. Jadi jika pasangan atau teman melakukan dry texting, kamu bisa terhubung dengan mereka dengan cara lain seperti telepon atau panggilan video.
WELL+GOOD
Baca juga: 4 Tips Mengirim Pesan Teks ke Teman yang Sudah Lama Tak Dihubungi
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika