CANTIKA.COM, Jakarta - Baru-baru ini, viral video bayi diberi kopi susu saset di media sosial. Kopi tersebut diberikan sebagai pengganti kental manis.
"Bayi minum kopi G**d D*y kan ada susunya. Daripada dikasih susu F****n F**g katanya ndak ada susunya," demikian narasi video yang beredar pada Ahad, 22 Januari 2022.
"Kemarin-kemarin bayi BAB 10 kali sehari, Alhamdulillah sejak minum susu kopi sekarang dia BAB 9 kali sehari," tambah narasi video tersebut.
Tentunya, viralnya video tersebut menjadi sorotan masyarakat termasuk praktisi kesehatan yang menyoroti bahayanya. Guru Besar Pangan dan Gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr Ir Ali Khomsan, MS. tidak menyarankan anak-anak khususnya di bawah usia lima tahun (balita) diperkenalkan dengan kopi. Sebab pencernaannya sedang berkembang dan belum cukup mengenal makanan yang seharusnya disantap.
"Anak kecil minum susu, sudah jelas yang terbaik dan bergizi. Minum kopi nanti," ujar Prof Ali dalam acara "Hari Gizi Nasional: Pentingnya Gizi Seimbang Dalam Kehidupan Sehari - hari" bersama Nestlé Indonesia di Jakarta, Rabu, 25 Januari 2023.
Situasi ini bertentangan dengan kepercayaan di masyarakat yang memberikan kopi pada anak untuk menghindari terkena panas. Terkadang, anak juga diberi satu hingga dua tetes kopi yang sebenarnya hanya untuk menunjukkan kebiasaan atau budaya.
Namun sekali lagi, Prof. Ali tak menyarankan tindakan tersebut. Ia mengungkapkan, kopi mengandung antioksidan dan bersifat diuretik yang konon dapat menyingkirkan bebatuan dalam tubuh, tetapi harus disertai asupan air putih.
Saat seseorang beranjak remaja, mereka dipersilahkan meminum kopi. Namun, terdapat risiko meningkatnya tekanan darah sesaat pada seseorang yang minum kopi.
"Jadi, kalau anak-anak sampai kecanduan minum kopi, maka kemungkinan tekanan darahnya naik secara gradual sampai dewasa nanti tiba-tiba dia sudah jadi penderita hipertensi," tutur dia yang menyarankan pasien hipertensi sebaiknya menjauhi kopi.
Prof. Ali menambahkan, setali tiga uang dengan kopi, herbal juga sebaiknya tak dulu diperkenalkan pada balita, mengingat belum ada penelitian yang mengujicobakan herbal tertentu pada anak. Kondisi ini, kata dia, seringkali menjadi acuan seseorang untuk mengatakan bahwa anak-anak jangan diperkenalkan dulu herbal.
Tapi kemudian pertanyaannya adalah apakah anak-anak kecil itu perlu minum kopi atau tidak. Di sini, jawaban singkatnya mungkin tidak.
Sementara itu, American Academy of Pediatrics (AAP) seperti disiarkan Healthline menyatakan anak-anak dan bayi harus berusaha untuk tidak minum minuman yang mengandung kafein. Akademi pada tahun 2018 menyimpulkan kafein tidak memiliki tempat dalam makanan anak-anak.
Kafein mungkin membuat seseorang merasa lebih waspada, segar sehingga siap menangani daftar tugas yang panjang. Tetapi, tubuh bayi tidak dapat menanganinya dengan mudah, dan jumlah yang lebih kecil dapat mempengaruhi fungsinya. Bayi mungkin bereaksi terhadap kafein dengan bertindak gelisah, cemas hingga bahkan mungkin mengalami gejala seperti kolik.
Jadi sekali lagi sebagai penutup, jangan memberikan kopi pada balita.
Baca juga: Awas, Risiko Diabetes Tinggi pada Balita Obesitas
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika