CANTIKA.COM, Jakarta - Selama ini, kita mengenal Chopard sebagai merek perhiasan dan jam tangan mewah yang acapkali dipakai selebritas saat menghadiri ajang penghargaan, festival bergengsi ataupun pemotretan majalah. Di tahun 2023, perusahaan asal Swiss itu merambah ke bisnis mode atau fashion, khususnya adibusana atau couture. Koleksi bertajuk Caroline's Couture itu akan dirilis perdana di Festival Film Cannes pada Selasa, 23 Mei 2023 waktu setempat.
Koleksi tersebut sebanyak 50 outfit berupa gaun pesta, gaun mini hingga jumpsuit yang dirancang khusus untuk penampilan karpet merah. Co-President dan Direktur Artistik Chopard, Caroline Scheufele merupakan otak di balik koleksi tersebut.
Dia memelopori pengembangan koleksi ini, bekerja sama dengan tim couture, dan setiap potongannya dimaksudkan untuk berkoordinasi dan bekerjas ama dari waktu ke waktu.
"Saya ingin menciptakan koleksi untuk wanita yang, seperti saya, ingin berpakaian dengan cara yang sepenuhnya selaras dengan diri mereka saat ini," kata Scheufele dikutip dari Yahoo! News, 19 Mei 2023.
"Wanita yang jatuh cinta pada kecantikan - yang berarti kecantikan sejati, adalah jenis kecantikan yang tidak pernah ketinggalan zaman. Keanggunan yang murni. Pakaian yang dapat dihargai dari waktu ke waktu, dikenakan dalam berbagai situasi dan dengan berbagai cara, tanpa pernah kehilangan nilai atau relevansinya," lanjutnya.
Inspirasi Chopard Couture
Scheufele mengatakan bahwa ia menggunakan prinsip-prinsip perhiasan sebagai inspirasi untuk peluncuran adibusana.
"Lemari pakaian seperti koleksi perhiasan, yang seiring berjalannya waktu menjadi semakin berharga karena perhiasan tersebut disertai dengan potongan-potongan kehidupan dan membawa pengalaman, kenangan, serta momen-momen yang tak terlupakan. Pendekatan terhadap perhiasan inilah yang ingin saya terapkan pada pakaian," tuturnya.
Mempertimbangkan Keberlanjutan
Bukan cuma itu, koleksi Chopard Couture juga dirancang dengan mempertimbangkan keberlanjutan. Scheufele memilih bentuk-bentuk klasik yang dapat bertahan lebih dari satu musim, dan potongan-potongan utama akan tersedia berdasarkan pesanan untuk lebih dari satu musim.
Sebagai bagian dari komitmen sosial dan lingkungan rumah mode, koleksi busana perdana Chopard menggunakan sulaman dari Kalhath Institute di India, sebuah pusat pendidikan nirlaba yang didedikasikan untuk melestarikan kerajinan sulaman tangan.
"Kalhath Institute bekerja untuk memperkuat keterampilan para pengrajin, meneruskan keahlian luar biasa ini di India dan menerapkan kerangka kerja yang memungkinkan para pengrajin mendapatkan upah yang adil - dan inilah langkah yang telah kami lakukan selama beberapa tahun di Chopard," ujar Scheufele mengenai kerja sama dengan institut tersebut.
Perusahaan ini juga mengatakan bahwa mereka mengambil sikap menentang konsep fast fashion dengan koleksi ini, yang juga menjadi isu di tingkat barang mewah.
"Sementara prinsip-prinsip industri mode mengharuskan produksi pakaian secara sistemik ditakdirkan untuk menjadi usang secara terprogram, karena ritme koleksi yang disajikan empat hingga 10 kali setahun oleh rumah mode, Caroline Scheufele mengadopsi teknik yang sama seperti untuk perhiasan," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.
Kain-kain yang digunakan berasal dari produsen Swiss, Jakob Schlaepfer, khususnya sifon, taffeta, satin duchess, sutra dan renda. Jacquard diperoleh dari pemasok Italia, Gentili Mosconi. Manik-manik berasal dari Jepang, dan diaplikasikan pada lokakarya di India.
Pilihan Editor: Bella Hadid Tampil Klasik dan Glamor Khas Italia di Festival Film Cannes
WIDYA FITRIANINGSIH | YAHOO! NEWS | WWD
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika