CANTIKA.COM, Jakarta - Di negara atau wilayah dengan penularan demam berdarah yang tinggi, anak-anak cenderung paling banyak terkena dampaknya. Menurut data Kementerian Kesehatan tahun 2019, demam berdarah merupakan salah satu penyebab kematian anak tertinggi di Indonesia.
Lebih lanjut, orang tua memiliki peran yang penting dalam meminimalisir jumlah kasus demam berdarah. Mereka diharapkan bisa waspada dan melakukan antisipasi dengan cepat saat terjadi lonjakan kasus demam berdarah di lingkungan rumah, sekolah, tempat penitipan anak, maupun tempat bermain anak.
Seperti yang dialami oleh aktor dan pembawa acara, Ringgo Agus Rahman pernah trauma lantaran mengalami dua kali terkena demam berdarah, ditambah anak keduanya saat umur setahun juga mengalami hal yang sama.
"Jadi aku pas kecil pernah kena sampai panas tinggi 42 derajat celsius dan dirawat di rumah sakit. Tahun lalu juga kena lagi sampaoi rasanyanya enggak kuat, mengigau, tidak nyaman, dan akhirnya opname selama 8 hari," ungkap Ringgo di acara talkshow Demam Berdarah Ada di Sekitar Kita, Rabu, 31 Mei 2023 di Jakarta.
Ditambah, anak keduanya Mars terdiagnosis demam berdarah, rasanya benar-benar seperti mimpi buruk. Setelah sembuh pun tidak serta merta menghilangkan kekhawatiran kami karena kemungkinan terjangkit kembali masih ada. "Kami pun menjadi lebih waspada terhadap bahaya demam berdarah. "
Ayah dua anak ini merasa demam berdarah jadi momok di sekelilingnya karena begitu dekat. "Saking traumanya saya sampai babat taman di ruman untuk sementara agar tidak jadi sarang nyamuk. Dan, begitu tahu ada vaksin DBD, kami sekeluarga putuskan vaksin sekeluarga, kecuali anak nomor 2 karena belum berusia 6 tahun," ungkapnya.
Melalui perlindungan dari demam berdarah yang komprehensif dengan #Ayo3MPlusVaksin, Ringgo merasa lebih tenang karena bisa memberikan perlindungan lebih dan mengurangi kemungkinan terjangkit demam berdarah berat sehingga harus menjalani rawat inap di rumah sakit.
Tidak Ada Pengobatan Spesifik untuk Demam Berdarah
Talkshow Demam Berdarah di Sekitar Kita bersama Ringgo Agus Rahman dan Sabai Morscheck, Rabu, 31 Mei 2023 di Jakarta/Foto: Cantika/Ecka Pramita
Ketua UKK Infeksi dan Penyakit Tropis IDAI Dokter Spesialis Penyakit Anak Anggraini Alam mengatakan bahwa tidak ada pengobatan yang spesifik untuk demam berdarah, maka kita tidak boleh menyepelekan gejala demam berdarah yang dapat timbul gejala yang lebih serius. Gejala-gejala demam berdarah bisa berupa sakit kepala disertai demam tinggi dan nyeri pada otot, tulang, dan sendi.
Demam berdarah merupakan salah satu kasus penyakit yang dapat dicegah melalui pemberian imunisasi (PD3I). "Vaksinasi demam berdarah untuk mencegah infeksi demam berdarah dapat mengurangi risiko seorang anak terkena infeksi demam berdarah yang berat. Infeksi demam berdarah yang berat memiliki dampak bisa terjadinya kebocoran plasma darah atau anak mengalami syok," ucapnya.
Kondisi itulah yang dapat menyebabkan kematian pada beberapa kasus demam berdarah. "Dengan adanya vaksin yang dapat diberikan tanpa melihat pengalaman demam berdarah sebelumnya, diharapkan akan lebih banyak anak yang dapat terlindungi dari demam berdarah" ungkapnya.
"Vaksinasi juga dapat menurunkan tingkat rawat inap karena demam berdarah. Hal ini akan mengurangi beban biaya rawat yang signifikan dan juga kehilangan waktu kerja dan sekolah karena rawat inap demam berdarah." tambah dokter Anggraini.
Vaksin DBD saat ini telah mendapat rekomendasi untuk anak dan dewasa oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI). Saat ini vaksinasi demam berdarah dapat diberikan pada setiap orang dengan rentan umur 6-45 tahun dengan anjuran dari dokter.
Pilihan Editor: Demam Berdarah Masih Mengancam, 3M dan Vaksin jadi Pencegahan Maksimal
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika