CANTIKA.COM, Jakarta - Di Indonesia setiap orang berisiko terinfeksi demam berdarah dengue (DBD) tanpa memandang dimana mereka tinggal, usia, dan gaya hidup. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan RI, dari awal tahun sampai dengan minggu ke-20 tahun 2023 telah tercatat 33.027 kasus demam berdarah dengan 258 kematian.
Demam berdarah adalah ancaman kesehatan masyarakat utama. Pemerintah Indonesia memiliki Strategi Nasional Penanganan Dengue 2021-2025 yang menilai pentingnya perlindungan melalui pencegahan inovatif seperti vaksinasi guna mensukseskan tujuan Zero Dengue Death 2030.
Ketua UKK Infeksi dan Penyakit Tropis IDAI Dokter Spesialis Penyakit Anak Anggraini Alam mengatakan jika umumnya infeksi dengue bergejala ringan, tetapi demam berdarah yang parah menyebabkan komplikasi yang berpotensi mematikan. Sebagian besar kasus tidak menunjukkan gejala, sekitar 25 persen menyebabkan gejala klinis, dan sekitar 5 persen di antaranya merupakan kasus yang parah.
"Infeksi dengue kedua dengan serotipe yang berbeda dapat meningkatkan risiko keparahan dengue," tambah Dokter Anggi.
Perlu digarisbawahi, jika anak-anak lebih berisiko terkena kasus dengue berat dibandingkan dewasa. Lebih dari 80 persen anak usia di atas 10 tahun setidaknya pernah terkena demam berdarah.
Oleh sebab itu, lebih lanjut, Dokter Anggi mengimbau agar orang tua lebih waspada dengan tanda bahaya di fase kritis demam berdarah pada anak, yakni saat hari ketiga atau saat demam mulai turun.
Berikut tanda fase kritis demam berdarah
1. Sulit minum
2. Muntah terus
3. Nyeri perut
4. Lemas, ngantuk
5. Pucat, tangan dan kaki dingin lembab
6. Tanda perdarahan (mimisan, muntah darah, buang air besar darah, buang air kecil merah)
7. Buang air kecil berkurang
"Jangan diabaikan, segera konsutasi ke tenaga medis untuk penanganan lebih lanjut," imbau dokter Anggi.
Pilihan Editor: Ringgo Agus Rahman Trauma Demam Berdarah, Babat Taman di Rumah hingga Vaksin Sekeluarga
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika