Mengulik Manfaat Lemak Sapi untuk Kulit serta Risikonya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Beef Tallow. shutterstock.com

Beef Tallow. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, JakartaSetiap hari, tampaknya muncul tren produk baru yang menjanjikan hasil optimal untuk perawatan kulit. Mulai dari solusi topikal, alat teknologi terbaru, hingga suplemen. Meskipun produk-produk ini sering kali dikemas menjadi inovatif dan terbaru, sebenarnya ada beberapa kandungan yang telah digunakan sejak lama, bahkan ribuan tahun. Salah satunya adalah lemak sapi. Mari kita mengulik lemak sapi atau beef tallow, dari segi manfaat untuk meningkatkan kesehatan kulit, dan risikonya.

Apa Itu Lemak Sapi?

Lemak sapi adalah lemak yang berasal dari daging sapi, sesuai dengan namanya. Mungkin terlintas pertanyaan mengapa seseorang mengoleskan sesuatu yang berasal dari sapi pada kulit mereka, terutama pada wajah. Namun, ada banyak hal menarik yang dapat dipelajari mengenai manfaat lemak sapi untuk kulit.

Secara sederhana, lemak sapi adalah lemak yang diambil dari daging sapi yang telah dimasak dan agak disuling untuk menghilangkan kotoran. "Lemak sapi, seperti lemak jenuh lainnya, berwarna putih dan padat pada suhu ruangan, tetapi meleleh saat dipanaskan, seperti saat digunakan dalam memasak," kata Jenna Volpe, ahli diet fungsional, seperti dikutip dari laman Livestrong, Sabtu, 17 Juni 2023.

Manfaat Lemak Sapi

Selain dapat digunakan sebagai lemak masak (pengganti mentega atau lemak babi), lemak sapi  juga bisa dioleskan pada kulit untuk perawatan.

Lemak daging sapi mengandung berbagai asam lemak, termasuk linoleat, asam gamma-linolenat, asam alfa-linolenat, dan asam docosahexaenoic. Kandungan-kandungan tersebut menjadikannya memiliki kemampuan melembapkan yang mengesankan. Salah satu asam lemak utama yang terdapat dalam lemak sapi adalah omega-3.

"Omega-3 membantu menjaga kesehatan dan integritas penghalang kulit, dan beberapa memiliki sifat antioksidan untuk melindungi kulit dari stres oksidatif," jelas Brendan Camp, dokter kulit di MDCS Dermatology di Manhattan, Amerika Serikat.

Asam lemak lainnya yang terdapat dalam lemak sapi, yaitu asam linoleat terkonjugasi (CLA), memiliki manfaat anti-inflamasi dan telah terbukti membantu kondisi seperti psoriasis dan eksim, menurut sebuah studi pada Februari 2021 di Experimental Dermatology.

Lemak sapi juga mengandung vitamin A, D, E, dan K yang larut dalam lemak. Vitamin-vitamin tersebut menawarkan manfaat antioksidan dan dapat mendukung kesehatan kulit secara keseluruhan dengan meningkatkan produksi kolagen, seperti yang disampaikan oleh Marisa Garshick, dokter kulit di Medical Dermatology & Cosmetic Surgery di New York, Amerika Serikat.

Vitamin-vitamin yang disebutkan di atas umumnya ditemukan dalam berbagai produk perawatan kulit topikal yang mengklaim dapat mengurangi hiperpigmentasi serta garis-garis halus dan kerutan. Namun perlu dicatat bahwa meskipun mengandung vitamin A, lemak sapi tidak sama dengan retinol. 

Terakhir, lemak sapi dianggap hipoalergenik, yang berarti secara alami mengandung sedikit alergen, pemicu alergi. Hal ini menjadikannya ideal untuk orang-orang dengan kulit sensitif, karena kemungkinan reaksi negatif atau kerugian sangat kecil, menurut Mariano Busso, dokter kulit bersertifikat di Miami.

Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk sepenuhnya menentukan manfaat lemak sapi bagi kulit, termasuk apakah benar-benar dapat mengurangi kerutan atau mengencangkan kulit seperti yang banyak merek klaimkan.

Risiko Lemak Sapi pada Kulit

Adakah risiko penggunaan lemak sapi pada kulit Anda? Lemak sapi tidak disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika atau FDA untuk digunakan dalam produk perawatan kulit karena adanya potensi risiko penyakit sapi gila (bovine spongiform encephalopathy) yang disebabkan oleh prion. Risikonya terkait dengan ketidakpastian mengenai sumber dan asal lemak sapi.

Seperti halnya dengan jenis makanan lainnya, tidak semua lemak sapi memiliki kualitas yang sama. "Misalnya, lemak sapi yang berasal dari sapi yang dibesarkan di padang rumput dan diberi makan rumput cenderung memiliki kandungan asam lemak omega-3 dan vitamin A yang lebih tinggi dibandingkan dengan lemak sapi yang berasal dari sapi yang diberi makan biji-bijian atau makanan sapi pabrik," kata Volpe.

Beberapa jenis lemak sapi mungkin bersifat komedogenik, yang berarti dapat menyebabkan atau memperburuk jerawat, tergantung pada profil nutrisinya. Jika terdapat penambahan wewangian atau minyak wangi dalam lemak sapi, hal itu dapat mengiritasi kulit sensitif atau memperburuk jerawat bagi beberapa orang.

Jadi, jika Anda ingin mencoba menggunakan lemak daging sapi sebagai pelembap, carilah lemak sapi yang berasal dari sapi yang diberi makan rumput dan pastikan produk tersebut memiliki daftar bahan yang singkat (semakin banyak bahan, semakin besar potensi iritasi pada kulit Anda).

Pilihan Editor: Do dan Don'ts Perawatan Kulit, Jangan Abaikan Hidrasi dan Pakai Retinol Sesuai Kebutuhan

WIDYA FITRIANINGSIH | LIVE STRONG

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."