CANTIKA.COM, Jakarta - Yves Saint Laurent atau YSL Beauty Indonesia merilis program Abuse is Not Love. Sebenarnya, program ini sudah dijalankan secara global sejak tahun 2020 dengan tujuan melawan kekerasan dalam hubungan dengan pasangan melalui kerja sama dengan mitra non-profit. Di Indonesia, program Abuse Is Not Love akan memberikan pelatihan dengan memperkenalkan 9 tanda kekerasan dalam hubungan dengan pasangan, juga mendukung program konseling bagi yang membutuhkan melalui kemitraan dengan Yayasan Pulih.
Mengapa Memilih Program Isu Kekerasan dalam Hubungan?
Merek YSL Beauty yang tergabung ke dalam L'Oreal Group mempunyai satu visi yaitu menciptakan kecantikan yang bisa menggerakkan dunia, termasuk bertanggung jawab menyuarakan pentingnya melawan kekerasan dalan hubungan.
"Selain kami sangat concern (memperhatikan) soal agenda sustainability (keberlanjutan), kami juga menyoroti isu sosial. Dan teman-teman lihat sebenernya tidak banyak merek mewah yang ingin menyentuh isu sosial yang sensitif seperti kekerasan hubungan. Kami merasa bertanggung jawab untuk kesejahteraan konsumen," tutur Maria Adina, General Manager L’Oréal Luxe Division Indonesia di Alila SCBD Jakarta, Selasa, 27 Juni 2023.
(tengah) Maria Adina, General Manager L’Oréal Luxe Division Indonesia dalam acara konferensi pers program "Abuse is Not Love" di Alila SCBD, Jakarta, pada Selasa, 27 Juni 2023. Foto: Dok. YSL Beauty
Sementara itu, Erlangga Satrio Brand General Manager YSL Beauty Indonesia mengatakan program Abuse is Not Love selaras dengan visi sang pendiri, Saint Laurent, yang berkontribusi terhadap emansipasi wanita, salah satunya disuarakan lewat desain busana wanita dengan memasukkan siluet maskulin di tahun 1966.
"Jadi perjuangan terhadap kebebasan dan kemandirian dari wanita itu merupakan nilai yang selalu YSL Beauty bawa sejak pertama kali," ungkap Erlangga.
"Dan, program Abuse is Not Love berfokus pada dua hal, yaitu prevention (pencegahan) dan identification (identifikasi)," lanjutnya.
Kekerasan dalam Hubungan
Satu dari tiga perempuan mengalami kekerasan dalam hubungan dengan pasangan selama hidupnya, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Kekerasan dalam hubungan dengan pasangan merupakan salah satu masalah sosial utama yang dapat terjadi dalam berbagai bentuk seperti kekerasan fisik, seksual, emosional, finansial, hingga pengendalian perilaku oleh pasangan.
Kekerasan dapat terjadi pada perempuan maupun laki-laki, dengan prevalensi terbesar terjadi pada generasi muda berusia 16 hingga 24 tahun.
Berdasarkan data Catatan Tahunan (Catahu) Komnas Perempuan 2023, kekerasan dalam hubungan dengan pasangan mendominasi pengaduan ke Komnas Perempuan di kategori ranah personal; 713 kasus kekerasan yang dilakukan oleh mantan pacar; 622 kasus kekerasan terhadap istri; dan 422 kasus kekerasan dalam pacaran.
Salah satu faktor fenomena ini terus terjadi karena adanya mispersepsi dalam masyarakat tentang hubungan dengan pasangan yang sehat dan seringkali kekerasan ini dinormalisasi sebagai bentuk ekspresi cinta.
Berdasarkan studi, kekerasan dalam hubungan dengan pasangan seringkali berawal dari perilaku yang menjadi tanda-tanda kekerasan. Oleh karena itu, kemitraan yang dilakukan YSL Beauty dengan Yayasan Pulih di Indonesia menghadirkan pelatihan secara luring (offline) dan daring (online) untuk memperkenalkan tanda-tanda kekerasan tersebut. Salah satu materi yang disampaikan dalam pelatihan adalah sembilan tanda kekerasan dalam hubungan dengan pasangan, di antaranya adalah:
1. Mengabaikan (ignoring), keberadaan pasangannya saat sedang marah.
2. Mengancam (blackmailing), jika pasangan menolak melakukan sesuatu.
3. Meremehkan (humiliation), sehingga menjatuhkan harga diri kita.
4. Memanipulasi (manipulation), sehingga membuat kita melakukan atau mengatakan sesuatu.
5. Mencemburui (jealously), atas segala hal yang kita lakukan.
6. Mengontrol (control), ke mana kita harus pergi atau bagaimana penampilan kita.
7. Mengintrusi (intrusion), seperti melacak keberadaan kita tanpa persetujuan.
8. Mengisolasi (isolation), atau memisahkan kita dari teman dan keluarga.
9. Mengintimidasi (intimidation), seperti menanamkan rasa takut.
Tiga Artis Terlibat sebagai Personality Partner
Di program Abuse is Not Love, tiga artis terlibat sebagai personality partner untuk menggaungkan lebih luas tanda-tanda kekerasan dalam hubungan. Mereka adalah Isyana Sarasvati, Jihane Almira, dan Shenina Cinnamon.
"Aku merasa topik ini masih jarang dibicarakan secara terbuka di masyarakat kita. Ini kayaknya adalah isu yang cukup sensitif dan tabu di budaya kita. Kadang persepsi terhadap abuse (kekerasan) adalah cinta," tutur Isyana.
"Dengan program, ini aku ingin membantu meningkatkan awareness kepada masyarakat luas Bahwa apa sih sebenarnya hubungannya tidak sehat itu, apa sih tanda tanda kekerasan di dalam hubungan yang mungkin kita tidak sadari, karena mungkin kita sekarang lebih fokusnya kepada kekerasan fisik. Padahal sebenarnya ada kekerasan verbal yang sangat berbahaya yang sebenarnya bisa sangat mempengaruhi kesehatan mental seseorang," sambung pelantun Anganku Anganmu itu.
(dari kiri) Model dan aktris, Jihane Almira dan penyanyi, Isyana Sarasvati sebagai personality partner dari program Abuse Is Not Love dari YSL Beauty. Foto: Dok. YSL Beauty
Senada dengan Isyana, Jihane pun menyampaikan pandangannya bahwa bicara soal kekerasan dalam hubungan tak cuma fisik, tapi emosional juga psikis.
“Aku mau mengajak kita semua sadar terhadap 9 tanda kekerasan dalam hubungan dengan pasangan. Menurut aku, penting untuk kita memiliki sebuah kesepakatan bersama bahwa kekerasan bukan hanya dalam bentuk kekerasan fisik atau kekerasan seksual yang secara langsung dampaknya terlihat, tetapi ada jenis kekerasan lainnya yang terjadi tetapi sering tidak kita sadari seperti kekerasan psikis atau emosional," ujar Puteri Indonesia Pariwisata 2020 itu.
Diharapkan lewat program Abuse is Not Love ini dua juta orang teredukasi tentang kekerasan dalam hubungan hingga tahun 2030.
Bagi Sahabat Cantika yang ingin bergabung dalam pelatihan yang akan dihelat oleh Yayasan Pulih dapat mendaftarkan diri di http://yslbeauty.co.id/abuseisnotlove dan untuk konseling dengan Yayasan Pulih di (+62 811-8436-633). Pelatihan online melalui situs web juga dapat diakses di abuseisnotlove.com.
Pilihan Editor: Terjebak dalam Toxic Relationship? Waspada Terjadi Kekerasan dalam Hubungan
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika