5 Kesalahan Penataan Rambut yang Perlu Dihindari, Menurut Hair Stylist

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi wanita menggunakan pengering rambut atau hair dryer (Pixabay.com)

Ilustrasi wanita menggunakan pengering rambut atau hair dryer (Pixabay.com)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Menata rambut bisa menjadi tantangan. Apakah itu meluruskan atau membuat rambut bervolume, penataan rambut yang kurang tepat bisa menyebabkan banyak kerusakan rambut Anda. Kesalahan ini bisa mengakibatkan rambut patah, ujung bercabang, dan kering. Berikut adalah enam kesalahan penataan rambut yang perlu dihindari, ditambah cara mengatasinya, menurut para profesional rambut.

1. Melupakan Memakai Perlindungan Panas

Artem Soshyn, ahli penata rambut (hair stylist) dan pewarna (colorist) di Warren Tricomi, mengatakan salah satu kesalahan tata rambut terbesar adalah melewatkan pemakaian produk pelindung panas.

“Salah satu kesalahan tata rambut yang paling krusial adalah tidak menggunakan pelindung panas sebelum menggunakan alat panas seperti catokan rambut, pengeriting rambut, atau pengering rambut,” ujar Soshyn dikutip dari Real Simple, 8 Agustus 2023.

Mengingat alat penata rambut dengan suhu panas tinggi dapat merusak rambut, menyebabkan kekeringan, kerusakan, dan ujung rambut bercabang. Untungnya, solusinya mudah.

“Pelindung panas menciptakan penghalang antara rambut dan panas, mengurangi dampak langsung pada helai rambut. Menggunakan produk pelindung panas seperti Semprot Alat Panas Warren Tricomi membantu meminimalkan kerusakan akibat panas, menjaga kesehatan rambut, dan menjaga keutuhan rambut, ”jelasnya.

2. Mencoba Gaya di Luar Keahlian Anda

Gaya rambut rumit mungkin terlihat mudah di TikTok, tetapi di luar media sosial seringkali ceritanya berbeda.

“Teknik tata rambut tingkat lanjut membutuhkan latihan, ketelitian, dan pemahaman tentang jenis dan tekstur rambut. Tanpa keahlian yang memadai, beberapa teknik dapat menyebabkan kerusakan pada rambut, termasuk patah, kusut, dan bahkan rambut rontok," ucap Soshyn.

Dia menyarankan untuk memulai dengan mencoba gaya rambut yang lebih sederhana terlebih dahulu untuk mengasah teknik Anda. Setelah itu, baru mencoba penataan rambut yang lebih rumit.

3. Mengenakan Gaya Rambut Terlalu Kencang

Apakah Anda salah satu dari orang-orang yang selalu menguncir rambut terlalu kencang? Menurut Brandi Voorhees, penata rambut di Sharon Dorram Color di Sally Hershberger Salon, hal itu dapat menyebabkan rambut patah atau bahkan rontok, terutama jika Anda menggunakan karet rambut dasar.

"Cobalah untuk melonggarkan ikatan rambut, atau pakai ikat rambut sutra saat Anda berolahraga atau menata rambut Anda," jelasnya.

4. Melewatkan Jadwal Potongan Rambut

Jika Anda mencoba memanjangkan rambut atau sedang sibuk, Anda mungkin melewatkan jadwal potong rambut. Tapi menurut Voorhees, itu ide yang buruk.

“Terlepas dari panjang, tekstur, dan kesehatan rambut Anda secara keseluruhan, rambut Anda harus dipangkas setiap empat hingga delapan minggu. Melewatkan potongan Anda akan menyebabkan kerusakan dan kekeringan, dan akan membuat rambut Anda tidak tumbuh sehat dan kuat,” katanya.

5. Terlalu Banyak Memakai Alat Penata Rambut Suhu Tinggi

Apakah Anda kerap menata rambut dengan alat suhu panas tinggi? Jika iya, hal itu bisa 'menggoreng' rambut Anda. “Panas itu akan menyebabkan banyak kerusakan pada kutikula. Panas menembus batang rambut, yang akan menghilangkan minyak alami, membuat rambut kering dan kusam, ”jelas Vorhees.

Alih-alih menggunakan alat panas setiap hari, cobalah gaya rambut digerai dan kepang. Ikat rambut Anda menjadi model ekor kuda yang longgar. Jika Anda tidak melakukan apa-apa di rumah, cobalah model rambut bun yang berantakan.

Pilihan Editor: 4 Cara Melindungi Kesehatan Rambut dari Polusi Udara

REAL SIMPLE

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."