CANTIKA.COM, Jakarta - Tahukah kamu, orang Jepang sulit bilang i love you atau aku cinta kamu. Menurut sebuah survei, hanya 45 persen pria Jepang berusia 20-an dan 30-an yang pernah mengatakan 'aku mencintaimu', yang berarti lebih dari separuh pria belum pernah menggunakan frasa 'aishiteru', aku cinta kamu dalam Bahasa Jepang.
Adapun di survei yang sama dipaparkan bahwa 64 persen wanita Jepang berusia 20-an dan awal 30-an mengatakan mereka lebih suka kata 'suki' (suka) daripada 'aishiteru' (cinta) dalam berkomunikasi dengan pasangannya. Mereka mengklaim bahwa "Aku mencintaimu" terlalu serius dan seseorang tidak boleh menyatakannya dengan enteng.
Hal ini sudah mengakar di masyarakat Jepang. Salah satu contoh kasus ketika Kei Komuro, suami Putri Mako ucap cinta dalam konferensi pers setelah pernikahan mereka pada tahun 2021. "Saya mencintai Putri Mako," ucapnya kala itu.
Ucapan kasih sayang itu sontak membuat warga Jepang terkejut. Meskipun beberapa warga memuji sikap jujurnya, media arus utama Jepang melaporkan bahwa mayoritas warga menganggap komentarnya aneh dan murahan. Orang-orang di media sosial menyatakan itu terasa ditulis dan melodramatis.
Dari peristiwa ini, kita belajar bahwa orang Jepang kurang nyaman mengucapkan i love you, apalagi di depan umum.
Berikut tiga alasan orang Jepang sulit bilang i love you.
1. Lebih Nyaman Pakai Kiasan atau Isyarat
Anda mungkin menyimpulkan bahwa orang Jepang terlalu pemalu atau tidak terbiasa dengan ekspresi cinta di depan umum, tetapi asumsi ini tidak tepat. Di Jepang, keindahan bahasa ada dalam ekspresi tidak langsung.
Ini menjelaskan mengapa saat Anda menerima teks "Mari kita bertemu lagi kapan-kapan", kemudian tidak pernah mendengar kabar dari teman kencan Anda lagi. Sama seperti penolakan yang tidak kentara, begitu pula dengan tanda-tanda cinta dari orang Jepang, sangat bernuansa.
Preferensi luas untuk bahasa halus berakar kuat pada puisi tradisional. Orang Jepang pernah percaya bahwa jiwa hidup di lengan kimono. Saat pria dan wanita mengayunkan lengan kimono mereka, itu adalah isyarat pacaran.
Jika seorang pria berkata, "Tolong masak sup miso untukku setiap hari" kepada pasangannya, itu adalah lamaran resmi di Jepang. Jika pacar Anda mengirim pesan, "Bulan itu indah, bukan?" Anda dapat menganggap dia mengatakan "Aku mencintaimu."
Meskipun mungkin membingungkan, ungkapan aku mencintai kamu yang terlalu langsung dianggap tidak alami.
2. Lebih Memilih Menunjukkan Lewat Bahasa Tubuh
Orang Jepang percaya bahwa jika ada chemistry yang baik antara dua orang, mereka tidak memerlukan kata-kata. Meskipun itu asumsi yang berisiko, banyak yang percaya bahwa Anda harus bisa membaca pikiran pasangan Anda jika Anda sedang jatuh cinta.
Ada juga melihat banyak iklan televisi di Jepang yang menggembar-gemborkan bagaimana pria berbicara melalui gerak tubuh mereka, yang mendorong pria untuk fokus pada tindakan mereka daripada kata-kata.
3. Ucapan Sakral
Bagi orang Jepang, kosakata cinta bervariasi tergantung pada usia, jenis kelamin, dan latar belakang budaya, tetapi istilah 'ai' (cinta) umumnya berkonotasi dengan komitmen dan tidak mementingkan diri sendiri. Maka dari itu, mereka tak mengucapkan kata tersebut terlalu cepat, apalagi di awal hubungan. Mereka menunggu waktu yang benar-benar tepat dan di lokasi yang nyaman pula.
Dalam bahasa Inggris, kita bisa mengatakan, 'I love ice cream' dengan santai. Tetapi jika Anda mengatakan hal yang sama dalam bahasa Jepang, teman Anda akan mengira hidup Anda dikhususkan untuk es krim. Mereka mungkin menganggap Anda menjalankan bisnis es krim atau bekerja di toko es krim.
Itulah sejumlah alasan orang Jepang sulit bilang i love you, terutama pada fase awal hubungan. Versi yang lebih kuat dari kata suka, 'daisuki', biasanya memainkan peran yang sama dengan cinta, bukan 'ai'.
Pilihan Editor: Mengulik 8 Jenis Cinta, dari Universal Hingga Penuh Gairah
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika