CANTIKA.COM, Jakarta - Pimpinan kesehatan perempuan di Roche untuk Asia Pasifik Karan Kampani mengatakan ada beberapa alasan mengapa perempuan kerap terlambat mendapatkan perawatan. Salah satunya adalah kebiasaan para perempuan yang lebih mementingkan kesehatan orang terkasihnya, seperti anak pasangan atau bahkan orang tua dibanding dirinya. Karan mengatakan kebiasaan itu juga bisa menimbulkan banyak masalah. "Menurut saya ini merupakan bagian dari masalah karena sudah terlambat," ujar Karan dalam diskusi "Impact and opportunity: the case for investing in women’s cancers in Asia Pacific" yang digelar daring, Selasa 22 Agustus 2023.
Karan menilai pentingnya pencegahan dan skrining dini penyakit yang kerap menyerang para perempuan, yaitu kanker serviks dan payudara, sembari menghilangkan semua hambatan para perempuan mengakses layanan kesehatan. "Itulah pentingnya pencegahan dan skrining dini. Jika kita bisa memindahkannya ke depan dengan cara menghilangkan semua hambatan maka ini akan membantu perempuan secara keseluruhan," kata Karan menjelaskan.
Karan pun mengingatkan pentingnya sistem pencegahan penyakit bagi perempuan. Para perempuan bisa melakukan skrining kanker agar penyakit mereka bisa tertangani lebih cepat dan tepat. "Ini hanya awal dan diharapkan prosesnya dapat dipersingkat melalui strategi nasional, akan ada strategi pelacakan nasional dan yang penting melibatkan para perempuan untuk mengangkat atau menghilangkan hambatan yang dihadapi para perempuan," kata Karan.
Dalam diskusi yang sama pimpinan Jhpiego India Dr. Somesh Kumar menuturkan dalam skrining kanker diperlukan kecakapan perawat dan tenaga kesehatan terkait. Oleh karena itu, dia mendorong peningkatan kapabilitas perawat dan pekerja kesehatannya atau siapapun yang melakukan skrining untuk kanker payudara dan serviks. "Agar mereka bisa melakukan skrining dengan tepat," ujar Kumar.
Laporan berjudul "Impact and opportunity: the case for investing in women’s cancers in Asia Pacific" menunjukkan bahwa kasus kanker payudara diperkirakan meningkat sebesar 20,9 persen antara tahun 2020 dan 2030 dan kematian sebesar 27,8 persen di tingkat Asia. Sementara insiden kanker serviks diperkirakan meningkat sebesar 18,9 persen dan kematian sebesar 24,9 persen pada periode yang sama.
Laporan itu juga memperlihatkan para perempuan di negara berpendapatan rendah dan menengah memiliki kesadaran rendah mengakses layanan skrining, diagnosis, pengobatan, dan perawatan yang berkualitas, secara tepat waktu.
Area Head Roche Pharmaceuticals Asia Pacific Ahmed Elhusseiny mengatakan temuan dalam laporan itu menunjukkan bahwa negara-negara harus memprioritaskan kesehatan perempuan dengan memperkuat kemauan politik, menetapkan rencana dan tindakan yang kuat, meningkatkan penapisan dan upaya pencegahan kanker payudara dan serviks.
Dia juga memandang pentingnya berbagai pihak bersama-sama menjadikan peningkatan kesadaran sebagai bagian dari upaya komprehensif dan pendekatan yang berpusat pada pasien, untuk mencapai target Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam mengeliminasi kanker serviks dan payudara.
Pilihan editor: Menilik Kampanye Terbaru Revlon, Ajak Perempuan Hargai Kecantikan Beragam
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika
ANTARA