CANTIKA.COM, Jakarta - Hasil studi mengeksplorasi bagaimana obesitas bertanggung jawab atas peningkatan gejala menopause pada perempuan dan penurunan manfaat terapi hormon. Obesitas telah dikaitkan dengan sejumlah masalah kesehatan negatif dan dapat mengganggu kualitas hidup seseorang.
Menurut sebuah penelitian baru, selain masalah-masalah lain di atas, hal ini juga dapat meningkatkan gejala menopause pada perempuan dan mengurangi jumlah bantuan yang diterimanya dari pengobatan hormon (HT).
Temuan penelitian ini akan diungkapkan pada Pertemuan Tahunan The Menopause Society 2023 di Philadelphia. HT tetap menjadi pengobatan paling efektif untuk mengatasi beragam gejala menopause. Namun, masih sedikit penelitian yang dilakukan mengenai dampak penyakit penyerta terhadap kemanjuran HT selama menopause. Lebih khusus lagi, belum ada penelitian yang diketahui mengenai pengaruh obesitas terhadap efektivitas HT.
Sebuah penelitian baru selama lima tahun yang melibatkan 119 pasien berupaya mengisi sebagian dari kekosongan informasi tersebut dengan menyelidiki hubungan antara obesitas dan kemanjuran HT yang dilaporkan sendiri pada wanita peri dan pascamenopause. Dalam penelitian ini obesitas didefinisikan sebagai indeks massa tubuh lebih besar atau sama dengan 30.
Tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik antara kedua kelompok pasien (obesitas vs non-obesitas) sehubungan dengan usia, durasi menopause, atau penggunaan/penerimaan HT. Namun, wanita dengan obesitas lebih cenderung mengidentifikasi dirinya sebagai orang berkulit hitam, melaporkan adanya rasa panas (hot flashes), gejala genitourinari/vulvovaginal, gangguan mood, dan penurunan libido.
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyimpulkan bahwa wanita menopause dengan obesitas mengalami peningkatan prevalensi gejala menopause dan penurunan efikasi HT. Anita Pershad dari Eastern Virginia Medical School di Norfolk memimpin penelitian yang akan dipresentasikan pada Pertemuan Tahunan The Menopause Society 2023.
“Kami mempelajari gejala menopause pada populasi pasien yang kurang terwakili dan tidak sering dimasukkan dalam penelitian kesehatan wanita. Penelitian ini dapat membantu dokter yang melayani populasi pasien dengan ras dan sosioekonomi yang lebih beragam yang sangat dipengaruhi oleh faktor sosial kesehatan untuk memberikan perawatan dan konseling yang lebih disesuaikan kepada pasien yang mencari pengobatan untuk gejala menopause mereka,” kata Dr. Pershad.
“Hal ini penting untuk dipertimbangkan oleh para profesional kesehatan ketika memberikan konseling kepada pasien mereka mengenai berbagai pilihan untuk mengelola gejala menopause mereka,” tambah Dr. Stephanie Faubion, direktur medis untuk The Menopause Society.
“Mengingat lebih dari 40 persen perempuan di atas usia 40 tahun diklasifikasikan sebagai obesitas menurut CDC, hasil ini mungkin bermakna bagi sebagian besar pasien yang sedang mengalami transisi melalui menopause.”
Pilihan Editor: Gejala Menopause yang Perlu Diperhatikan, Perubahan Kulit dan Disfungsi Seksual
HINDUSTAN TIMES
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika