CANTIKA.COM, Jakarta - Sleep apnea adalah gangguan pernapasan yang ditandai dengan gangguan tidur yang serius, termasuk berhenti bernapas atau pernapasan yang dangkal selama tidur. Kondisi ini telah dikaitkan dengan risiko peningkatan diabetes tipe 2. Hubungan antara keduanya telah menjadi fokus penelitian yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Dikutip dari World Health Organization, diabetes adalah penyakit metabolik kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah (gula darah), yang seiring waktu menyebabkan kerusakan serius pada jantung, pembuluh darah, mata, ginjal, dan saraf. Sebagian penderita diabetes tipe 2 mengalami kualitas tidur yang buruk atau insomnia.
Hubungan sleep apnea dan diabetes
Menurut penelitian, sleep apnea dan pola tidur terfragmentasi dikaitkan dengan kadar glukosa darah yang lebih tinggi. Meskipun sleep apnea tak secara langsung menyebabkan diabetes, namun kondisi ini menjadi faktor risiko diabetes tipe 2. Sleep apnea juga telah terbukti dapat meningkatkan resistensi insulin, sekalipun pada orang non-diabetes dan berat badan normal.
Menurut publikasi Poor Sleep Linked with Higher Blood Sugar Levels in African Americans yang terbit di National Institute of Health, orang dengan sleep apnea paling parah memiliki kadar glukosa darah 14 persen lebih tinggi dibandingkan yang tak mengalami sleep apnea.
Pada orang yang sudah menderita diabetes, gangguan tidur yang lebih besar dikaitkan dengan sensitivitas yang lebih rendah terhadap insulin, hormon yang memberi sinyal pada sel untuk mengambil gula dari darah.
American Diabetes Association memperkirakan bahwa satu dari empat penderita diabetes tipe 2 juga menderita obstructive sleep apnea (OSA), dan seperempat penderita diabetes tipe 2 menderita gangguan pernapasan lain yang berhubungan dengan tidur.
OSA dan diabetes tipe 2 lebih sering terjadi pada orang yang kelebihan berat badan dan obesitas. Namun, OSA tampaknya mempengaruhi resistensi insulin dan kontrol glukosa bahkan setelah obesitas dikendalikan.
Dikutip dari Sleep Foundation, OSA tak hanya menyebabkan fragmentasi tidur yang mengganggu tidur gelombang lambat, namun juga secara berkala memutus suplai oksigen tubuh. Bersama-sama, efek ini menyebabkan resistensi insulin dan gangguan metabolisme glukosa.
Dalam banyak penelitian, pengobatan apnea tidur jangka pendek tampaknya meningkatkan kadar gula darah. Sedangkan pengobatan CPAP jangka panjang meningkatkan gula darah dan resistensi insulin.
Namun, penelitian lain gagal menemukan perbaikan kadar glukosa darah setelah pengobatan OSA, sehingga beberapa peneliti percaya bahwa hubungan tersebut mungkin disebabkan oleh variabel lain seperti berat badan.
Diperlukan lebih banyak penelitian untuk lebih mengkarakterisasi sifat hubungan tersebut. Namun jelas bahwa kesehatan fisik memainkan peran penting dalam sleep apnea dan diabetes. Kombinasi penurunan berat badan dan pengobatan CPAP mungkin merupakan cara paling efektif untuk mengobati apnea tidur pada penderita diabetes tipe 2.
Pilihan editor: Bahaya Sleep Apnea yang Sering Tidak Disadari Masyarakat, Kenali Cirinya
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika
KAKAK INDRA PURNAMA