CANTIKA.COM, Jakarta - Libur akhir tahun tinggal menghitung hari. Persiapan menyambut liburan sudah dipersiapkan sejak jauh hari. Namun, agar tetap waspada tetaplah menjaga kesehatan. Sebab, di kasus COVID-19 di Singapura terus meningkat.
Sesudah pada November terjadi peningkatan kasus dua kali pipat (dari 10.276 menjadi 22.094 di seminggu antara 19 - 25 November 2023), maka kini ada lagi peningkatan 75%, yaitu 56.043 kasus pada seminggu antrara 3 sampai 9 Desember 2023 dibandingkan 32.035 kasus di minggu sebelumnya.
Baca Juga:
Dengan terus adanya peningkatan kasus tersebut Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI ,Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan ada tiga hal yang dilakukan pemerintah Singapura, yang baik juga kita lakukan di Indonesia. Pertama, mulai 19 Desember pemerintrah Singapura akan kembali memberikan laporan harian situasi COVID-19, jadi kurang lebih sama dengan keadaan ketika kasus sedang tinggi tahun-tahun yang lalu.
"Akan baik kalau kita mempertimbangkan melakukan hal yang sama pula sehingga masyarakat mengetahui persis apa yang terjadi dari hari ke hari dan dapat mempersiapkan diri lebih baik," ucap mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara
Kedua, kini pemerintah Singapura “amat menganjurkan” (“strongly encouraged”) penggunaan masker di tempat kerumunan, apalagi kalau di dalam ruangan dan kalau mengunjungi kelompok rentan. Pengetatan anjuran ini mungkin perlu juga dipertimbangkan di Indonesia kalau memang kasus terus meningkat, dan datanya akan bisa dietahui kalau memang sudah ada laporan harian seperti yang akan dilakukan Singapura.
"Ketiga, Singapura mengingatkan warganya untuk tetap menjalankan vaksinasi COVID-19, sesuatu yang sudah dilakukan juga oleh pemerintah kita termasuk yang diselenggarakan di Hari Bebas Kendaraan Bermotor hari ini yang saya lihat sambil bersepeda tadi di bundaran HI. Tentu pelaksanaanya akan sesuai dengan rekomendasi WHO terbaru Desember 2023 ini, termasuk bila mungkin dinegara kita juga disediakan vaksin mRNA untuk booster atau vaksinasi ulangan ini, lebih baik lagi tentu adalah vaksin bivalen atau vaksin khusus untuk varian XBB," paparnya.
Tentang varian baru covid-19 yang beredar, pemerintah Singapura secara rinci menyebutkan bahwa lebih 60% kasus mereka disebabkan oleh virus COVID-19 jenis JN.1 yang merupakan bagian dari varian BA.2.86. Singapura menyatakan bahwa sampai akhir November 2023 maka lebih dari 70% kasus COVID-19-nya disebabkan varian EG.5 dengan sub-lineage HK.3. "Akan baik kalau kita juga mendapatkan informasi berapa persen varian atau subvariant yang kini beredar di negara kita, beserta perkembangannya dari waktu ke waktu," ucapnya.
Dalam laporan WHO “COVID-19 Epidemiological Update” terbaru pada 24 Nov 2023 disebutkan bahwa WHO saat ini memonitor berbagai varian yang kini banyak ditemui, terdiri dari empat “Variants Of Interest (VOI)” yaitu XBB.1.5, XBB.1.16, EG.5 dan BA.2.86, serta lima Variants Under Monitoring (VUM) yaitu DV.7, XBB, XBB.1.9.1, XBB.1.9.2 dan XBB.2.3.
Dalam periode waktu ini maka yang banyak dibicarakan adalah varian BA.2.86 yang klasifikasinya tadinya “Variant Under Monitoring (VUM)” lalu ditingkatkan WHO menjadi “Variant Of Interest (VOI)”. Varian BA.2.86 kini sudah ada di 46 negara dan gambaran klinik praktis tidak berbeda dengan varian yang sebelum ini sudah beredar. Sementara itu, varian yang kini tercatat paling banyak beredar adalah EG.5 yang dilaporkan dari 89 negara di dunia dan merupakan 51.6% dari sekuen genom yang dikirimkan ke GISAID.
Dengan memasuki libur akhir tahun maka kita tentu berharap agar semua pihak bekerja lebih keras agar peningkatan kasus COVID-19 di negara kita akan dapat dikendalikan.
Pilihan Editor: IDI Imbau Tetap Vaksin Keempat, meski Covid-19 Berstatus Endemi
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika