CANTIKA.COM, Jakarta - Starbucks mengumumkan Gerai Ramah Lingkungan atau Greener Store pertama yang bersertifikat di Indonesia di Starbucks Adhyaksa, sebagai bagian dari ekspansi global Greener Store Framework yang dilakukan perusahaan ke lebih dari 3.500 gerai di lebih dari 20 pasar. Sertifikasi putaran terbaru ini menjadikan perusahaan ini mampu mencapai target 10.000 Greener Store secara global pada tahun 2025.
Gerai-gerai baru Starbucks yang lebih ramah lingkungan di kawasan Asia Pasifik membantu mengurangi dampak lingkungan melalui standar berbasis kinerja yang menggabungkan desain dan diterapkan sepanjang umur gerai. Setiap Greener Store memiliki kombinasi unik dari fitur berkelanjutan yang memenuhi syarat untuk verifikasi pihak ketiga setiap triwulan.
Anthony McEvoy, pimpinan PT Sari Coffee Indonesia, pemegang lisensi resmi merek Starbucks di Indonesia berupaya memenuhi standar global dalam beberapa aspek, termasuk efisiensi energi, lokasi dan komunitas, pengelolaan air, penggunaan bahan yang bertanggung jawab, juga mempertimbangkan aspek kesehatan dan kesejahteraan semua pihak terkait.
"Sebagai Greener Store Starbucks pertama di Indonesia, desain gerai ini ingin menampilkan ketenangan pemandangan laut dengan gradasi warna pastel dan aksen hijau yang mencolok, menciptakan lingkungan gerai yang menenangkan namun menyenangkan bagi pelanggan kami,” ucapnya melalui siaran pers kepada CANTIKA, Sabtu, 27 Januari 2024.
Yang berbeda dalam Starbucks Greener Store pertama di Indonesia
Kedai kopi Starbucks Adhyaksa (Ist)
Di Indonesia, gerai ini menerapkan Standar Pengembangan Greener Store atau Greener Store Development Standards (GSDS) yang mengundang pelanggan untuk bergabung dengan Starbucks dalam perjalanan positif sumber dayanya:
Hadirkan Starbucks Experience kepada pelanggan mengangkat aksi hijau ke rutinitas sehari-hari
1. Memberikan pelanggan berbagai pilihan yang sesuai dengan preferensi mereka, mulai dari makanan nabati hingga pilihan susu nabati.
2. Mengurangi penggunaan gelas kopi sekali pakai di gerai sebesar 75 persen dengan menyediakan gelas for-here untuk pelanggan yang makan di tempat dan mendorong pelanggan untuk beralih ke tumbler yang dapat digunakan kembali untuk pesanan yang dibawa pulang.
3. Menggunakan material yang bertanggung jawab untuk memenuhi aspek desain kesehatan dan kesejahteraan
4. Merancang bangunan untuk memenuhi atau melampaui Indeks Reflektansi Matahari atau Solar Reflectance Index (SRI) dengan menggunakan atap warna putih, memilih pencahayaan bebas merkuri, dan material dengan emisi rendah – termasuk persyaratan VOC (Volatile Organic Compounds) untuk cat, pelapis, perekat, sealant, dan komposit produk kayu, yang harus diikuti oleh seluruh Kontraktor Umum yang bertugas memasang material.
5. Karya seni khusus, hasil kurasi warna-warni dari Siren yang menjaga gerai dari atas, dibuat oleh seniman lokal Ayu Arista Murti dari bahan sampah plastik yang bersumber secara lokal, menyerukan kesadaran akan pencemaran air dan perlindungan lingkungan.
6. Desain langit-langit akustik dalam ruangan untuk memenuhi standar guna memastikan kenyamanan partner dan pelanggan serta mengurangi tingkat kebisingan hingga tingkat desibel yang dapat diterima.
7. Memiliki tenda untuk meredam panas matahari yang masuk melalui jendela dengan tersedianya peneduh (blind, shade, tirai) untuk mengendalikan paparan cahaya alami matahari.
8. Menggunakan packaging yang bertanggung jawab dan “aman bagi bumi” yang memenuhi atau melampaui peraturan sekaligus mengurangi dampak iklim dan limbah kemasan.
10. Selain bangunan fisik, Starbucks Supplier Code of Conduct mendasari semua perjanjian dengan pemasok dan vendor yang harus dipatuhi setiap saat, termasuk Starbucks Organizational Policy: C.A.F.E. Practices, diverifikasi oleh SCS (Scientific Certification Systems) Global.
11. Menggunakan pencahayaan 100 persen LED sebagai spesifikasi standar untuk semua ruang internal dan eksternal. Filosofi desain pencahayaan memastikan pencahayaan yang memadai bagi partner untuk menjalankan tugasnya dengan nyaman, sekaligus menyediakan ruang yang nyaman bagi pelanggan sepanjang hari, menggunakan suhu pencahayaan yang hangat dan sejuk.
12. Gunakan filter air hemat energi, lemari es, AC dengan ketersediaan pengontrol (sistem Reiri), pengelolaan air secara hati-hati.
13. Gerai yang hanya menggunakan listrik, tanpa gas alam.
14. Ketersediaan pengisian daya kendaraan listrik di area parkir.
Perjalanan menuju masa depan yang lebih berkelanjutan
Untuk mendukung tujuan Starbucks pada tahun 2030 dalam mengurangi jejak karbon, air, dan limbah sebesar 50 persen, Greener Stores Framework yang bersumber terbuka dikembangkan bersama dengan World Wildlife Fund (WWF). Kerangka kerja ini mencakup serangkaian 25 standar berbasis kinerja di seluruh bidang dampak lingkungan seperti efisiensi energi, pengelolaan air, dan pengalihan limbah, untuk mempercepat transformasi ritel menuju gerai yang berdampak lebih rendah.
“Kami bersemangat untuk terus memperluas portofolio Greener Store kami di seluruh dunia, sebuah langkah penting dalam mencapai tujuan ambisius kami dalam hal sumber daya,” kata Michael Kobori, Chief Sustainability Officer di Starbucks Coffee Company.
“Dengan skala perusahaan Starbucks – tindakan apa pun, sekecil apa pun, mempunyai potensi dampak yang besar. Kami bangga dengan partner kami di seluruh dunia yang mulai menerapkan standar Greener Store. Ini adalah bukti energi dan semangat mereka terhadap keberlanjutan yang terus mendorong inovasi kami.”
Pilihan Editor: Cara Starbucks Rayakan Hari Kopi Internasional, Rangkul Keberagaman Lewat Kampanye Coffeenental
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika