CANTIKA.COM, Jakarta - Nama musikus dan kreator konten, VR tengah menjadi trending topic lantaran putranya diduga menjadi salah satu anak pelaku bullying. Anak dia diduga melakukan perundungan atau bullying dan kekerasan dengan geng di sekolahnya. Kabar ini berkembang dari cuitan di Twitter/X yang viral.
Selama ini diketahui, VR dikenal sebagai salah satu figur publik yang jauh dari gosip, dikenal harmonis dalam rumah tangga, dan seorang family man. Namun, citra tetaplah citra, kita perlu memahami kembali makna keluarga harmonis seperti yang disampaikan Psikolog, Anisa Cahya Ningrum.
Pemahaman tentang keluarga harmonis perlu disamakan persepsinya. Ketika sang ayah disebut sebagai seorang family man, dan anak-anak selalu support terhadap aktivitas ayahnya, bukan berarti otomatis menjadi keluarga yang harmonis.
"Yang jelas, pelaku bullying bisa terjadi pada keluarga mana pun. Khususnya pada keluarga yang tidak mengedukasi anaknya tentang penghormatan dan penghargaan kepada orang lain," ucapnya kepada CANTIKA, Rabu, 21 Februari 2024.
Perilaku bullying, menurut Anisa adalah hasil dari imitasi lingkungan yang pernah dilihatnya. Ada pembelajaran tentang perilaku ini yang didapat dari lingkungan terdekatnya. Bisa dari orang tua, atau siapapun di sekitarnya. Bahkan juga bisa dari tontonan yang tidak terkontrol.
Yang paling banyak terjadi pada remaja adalah perilaku konformitas. Di mana seorang remaja cenderung ikut-ikutan dengan teman-teman gengnya. Jika tidak ikut terlibat dalam aktivitas geng, maka akan dikucilkan dan dinilai sebelah mata.
"Hal ini sebenarnya terkait dengan konsep diri yang tidak matang pada remaja tersebut. Perilaku bullying ingin menunjukkan superiornya, padahal sejatinya mereka adalah kumpulan anak-anak yang inferior dan insecure," ucap Anisa.
Apa yang Bisa Orang Tua Lakukan saat Anak Menjadi Pelaku Bullying
Tahapan yang perlu dilakukan orang tua, ketika mendapati anaknya sebagai pelaku bullying menurut Anisa antara lain:
Halaman