CANTIKA.COM, Jakarta - Secara tradisional, pemimpin yang dipandang kurang rasional dianggap sebagai beban organisasi. Namun psikologi modern telah menjamin manfaat besar kecerdasan emosional dalam kepemimpinan. Seorang pemimpin yang baik perlu memiliki kecerdasan intelektual (IQ), tetapi IQ tidak akan banyak membantu dirinya atau organisasi tanpa EQ atau kecerdasan emosional. Oleh karena itu, kali ini kita membahas soal pentingnya kecerdasan emosional bagi pemimpin dan sederet cara meningkatkannya.
Sederhananya, emotional quotient (EQ) atau kecerdasan emosional adalah keterampilan atau kemampuan mengenali dan mengatur emosi diri sendiri atau emosi orang yang kita pimpin. Secara ilustratif, EQ adalah kemampuan meredakan ketegangan dalam pertemuan antar tim yang sarat emosi. Atau kemampuan untuk tidak membiarkan emosi memengaruhi keputusan pengadaan, investasi, atau ekspansi Anda.
Kecerdasan juga merupakan keterampilan untuk mengidentifikasi pemicu emosional pribadi sehingga Anda dapat menavigasi dan mengelola konflik secara efektif. Mengingat luasnya cakupan kecerdasan emosional, relevansinya dalam kepemimpinan sulit untuk ditekankan.
Penelitian juga menunjukkan bahwa pemimpin dengan kecerdasan emosional yang tinggi lebih siap untuk menavigasi dinamika antarpribadi yang kompleks, menginspirasi kepercayaan, dan mendorong kolaborasi dalam tim. Mereka terbuka terhadap perspektif lain, dapat mengatur emosi mereka sendiri, dan dapat mengelola konflik secara efektif; semuanya merupakan keterampilan penting dalam lingkungan organisasi yang serba cepat dan beragam saat ini.
Berikut beberapa tips untuk meningkatkan kecerdasan emosional seorang pemimpin menurut Dr. Hansaji Yogendera, Direktur The Yoga Institute.
1. Mendorong introspeksi dan refleksi diri untuk mendapatkan wawasan tentang emosi, pemicu, dan bias pribadi.
2. Praktik seperti meditasi kesadaran dapat membantu para pemimpin membuat pilihan yang lebih sadar dan adaptif.
3. Dengarkan tim Anda secara aktif, pahami kekhawatiran mereka, dan atasi masalah sebenarnya.
4. Ciptakan lingkungan yang aman secara psikologis di mana individu merasa dihargai. Hal ini mengarah pada peningkatan keterlibatan dan komitmen.
5. Mengembangkan strategi untuk mengelola dan mengatur emosi, terutama dalam situasi tekanan tinggi. Teknik seperti pernapasan dalam, penilaian ulang kognitif, dan berhenti sejenak sebelum merespons dapat membantu pemimpin mempertahankan ketenangan dan membuat keputusan rasional di tengah tantangan.
6. Mengembangkan pola pikir berkembang dan secara aktif mencari peluang untuk meningkatkan kecerdasan emosional melalui pelatihan, pembinaan, dan umpan balik.
7. Belajar dari keberhasilan dan kegagalan.
Pilihan Editor: 6 Cara Meningkatkan Kecerdasan Emosional Anak, Salah Satunya Melatih Empati
TIMES OF INDIA
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika