CANTIKA.COM, Jakarta - Safira Aulia Pramudita adalah salah satu mahasiswa penerima program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Safira berbagi tips meraih beasiswa.
Saat ini, mahasiswa Fakultas Hukum (FH) Universitas Airlangga atau Unair itu tengah belajar di Universiti Malaysia dengan program studi Gender Studies dan International Relations. Kesempatan untuk kuliah selama satu semester di luar negeri ini Safira peroleh setelah sempat gagal.
“Ini merupakan tahun kedua aku mendaftar IISMA. Tahun lalu, aku belum berhasil terpilih jadi awardee. Tapi, dari situlah aku bisa mengevaluasi diri, apa saja kekuranganku dan apa yang harus aku tingkatkan agar bisa lolos IISMA,” kata Safira dilansir laman Unair, Rabu, 17 Januari 2024.
Safira pun membagikan tips bagi mahasiswa yang ingin mencoba mendaftar program beasiswa IISMA. Menurut dia, ada tiga hal penting yang harus mahasiswa persiapkan
Pertama, mencari informasi sebanyak mungkin tentang IISMA mulai dari persiapan tes bahasa Inggris, program mentoring, hingga webinar IISMA. Kedua, membangun personal branding sebaik dan sebagus mungkin.
Menurut Safira, IISMA tidak mencari mahasiswa yang pintar, melainkan mahasiswa yang tepat. Mereka mencari mahasiswa yang dapat menjadi jembatan antara Indonesia dengan negara tujuan. Oleh karena itu, personal branding menjadi kriteria penting untuk lolos IISMA.
Terakhir adalah percaya diri. Kesalahan yang sering calon awardee lakukan adalah tidak memiliki rasa percaya diri, contohnya esai. Ada banyak calon awardee yang terlalu banyak meminta proofreading kepada orang lain sehingga menjadi kurang percaya diri.
“Aku merasa esai adalah hal yang seharusnya bersifat pribadi. Aku tidak merekomendasikan untuk melakukan proofreading esai, tapi tolong jangan terima setiap masukan. Lakukan filtrasi terhadap saran dan masukan yang ada,” kata Safira.
Belajar tentang Gender
Di kampus tujuannya, Safira mengikuti perkuliahan gender, society and culture. Ia merasakan perbedaan mengenai metode pembelajaran bagi mahasiswa.
Safira mengatakan mahasiswa tidak hanya duduk di kelas, lalu mendengarkan penjelasan dosen melalui slide show. Lebih dari itu, mahasiswa dapat merasakan beragam metode pembelajaran mulai dari mengunjungi Gender-Based Violence (GBV) Exhibition, traditional gender-related performance, review film, dan lain sebagainya.
“Aku dan teman-teman pernah mengunjungi Gender-Based Violence (GBV) Exhibition. Dosen meminta kami untuk mengamati dan mengobservasi exhibition itu, lalu membuat esai refleksi yang nantinya akan menjadi komponen penilaian kuliah. Selain itu, kami mahasiswa dari Indonesia juga menampilkan tarian dan nyanyian tradisional Indonesia,” kata Safira.
Pilihan Editor: Informasi Beasiswa Luar Negeri yang Bisa Kamu Incar, dari GKS hingga Jardine Scholarship
NINIS CHAIRUNNISA
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika