CANTIKA.COM, Jakarta - SATU Indonesia Awards yang menjadi kegiatan tahunan Astra bersama beberapa media massa, kembali digelar pada 2024. Pendaftaran peserta 15th SATU Indonesia Awards 2024 dimulai sejak 4 Maret hingga 4 Agustus 2024.
Dalam menjaring para pemuda-pemudi inspiratif bangsa, Astra bekerja sama dengan Tempo, Antara, Kumparan, IDN Times dan Young On Top. Pada 2023, jumlah pendaftar SATU Indonesia Awards mencapai 14.997 atau naik 11,4 persen dari tahun 2022. 15th SATU Indonesia Awards menargetkan lebih banyak peserta. Pendaftar bisa memilih kategori kelompok atau individu di bidang kesehatan, pendidikan, lingkungan, kewirausahaan, dan teknologi.
Kehadiran dewan juri tentunya menjadi tantangan sekaligus semangat bagi para calon penerima apresiasi. Mereka adalah tokoh inspiratif dan ahli di bidangnya. Hal berbeda di tahun ini, Astra menggandeng Raline Shah sebagai juri tamu. Raline dianggap sebagai sosok inspiratif yang dapat dipercaya menjadi bagian dari dewan juri.
Berikut profil singkat juri 15th SATU Indonesia Awards 2024:
1. Profesor Nila Moeloek
Menteri Kesehatan periode 2014-2019, Profesor Nila Moeloek, adalah dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Setelah pensiun sebagai menteri, perempuan 74 tahun ini masih aktif dalam menjalankan aktivitas lainnya. Seperti hadir pada acara Kick Off atau pembukaan 15th SATU Indonesia Awards di Menara Astra, Jakarta, Senin, 4 Maret 2024.
"Kami sangat mengharapkan anak-anak muda kita mempunyai inovasi dan kreativitas untuk membangun bangsa kita," tuturnya saat memberi sambutan. Menurut Nila, kesehatan adalah hulu dari aspek kehidupan. "Kalau kita sehat, misalnya, kita bisa mendapatkan pendidikan yang membuat masyarakat cerdas," ucapnya.
2. Profesor Emil Salim
Ekonom dan politisi Profesor Emil Salim merupakan dosen Ilmu Lingkungan Pascasarjana Universitas Indonesia. Dia dikenal sebagai tokoh intelektual yang berperan dalam bidang lingkungan hidup. Emil Salim yang kini berusia 93 tahun ini pernah menjabat beberapa posisi menteri, di antaranya Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup Indonesia ke-1 era Presiden Soeharto. Emil juga adalah Ketua Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia ke-3.
Tahun lalu, Foreign Policy Community Indonesia (FPCI) memberikan penghargaan Climate Hero Award kepada Emil Salim dalam acara Indonesia Net-Zero Summit 2023 (INZS 2023).
“Prof. Emil terpilih menjadi salah satu penerima penghargaan Climate Hero Award karena kepemimpinan dan ketekunan yang secara terus menerus Prof. Emil lakukan dalam mengadvokasikan aksi iklim yang konkrit, ambisius, dan progresif,” kata Ketua FPCI Dino Patti Djalal.
3. Profesor Fasli Jalal
Profesor Fasli Jalal saat ini menjabat Rektor Universitas YARSI dan Guru Besar Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta. Pada sambutannya di acara Kick Off 15th SATU Indonesia Awards, Fasli fokus pada peserta dari kalangan anak muda.
Dia menyebut, saat ini ada enam puluh juta pemuda di Indonesia berusia 20-35 tahun. "Kita harus mencari enam puluh ribu anak muda Indonesia setiap tahun," ujarnya. Menurut dia, program ini memungkinkan anak-anak muda yang masih tersembunyi, mutiara yang belum dipoles, bisa ditemukan, dipoles, dan ditemani dalam mengembangkan inovasinya.
4. Tri Mumpuni
Tri Mumpuni merupakan ilmuan ternama yang lulus dari Institut Pertanian Bogor tahun 1990 dengan program studi Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian. Dia adalah pendiri Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan.
The Royal Islamic Strategic Studies Center memberikan penghargaan pada Tri Mumpuni kedalam kategori The World 500 Most Influential Muslim 2021. Tri Mumpuni dan suaminya berhasil untuk membuat dan merealisaskan pembangkit listrik mikrohidro pada desa-desa yang masih belum bisa dijangkau oleh PLN. Dia mengatakan tujuan utama dari pembangunan tersebut adalah membangun potensi desa dan berdaya secara ekonomi.
Kehadirannya sebagai juri SATU Indonesia Awards juga berfokus pada para calon pendaftar yang tersebar di desa-desa. Dia ingin menemukan mutiara-mutiara dari jumlah desa di Indonesia saat ini, yaitu 81.161.
5. Onno W. Purbo
Onno Widodo Purbo merupakan tokoh dan pakar di bidang teknologi informasi. Dia juga dikenal sebagai penulis, pendidik, dan pembicara seminar. Ia memulai pendidikan di Institut Teknologi Bandung di jurusan Teknik Elektro pada 1981 dan lulus dengan predikat wisudawan terbaik. Lalu, pada 1989, dia melanjutkan studi ke Universitas Waterloo, Kanada di bidang Teknologi Rangkaian Terintegrasi untuk satelit untuk meraih gelar Ph.D.
Menurut itb.ac.id, sebagai aktivis, Onno W. Purbo dikenal dalam upayanya memperjuangkan Linux. Selain itu, dia juga telah menciptakan karya inovatif, seperti Wajanbolic sebagai upaya koneksi internet murah tanpa kabel dan RT/RW-Net sebagai jaringan komputer swadaya untuk internet murah.
6. Arif Zulkifli
Direktur Utama PT Tempo Inti Media Tbk, Arif Zufkifli, adalah jebolan Jurusan Komunikasi Universitas Indonesia. Dia memulai kariernya sebagai wartawan dengan menjadi reporter di Pusat Data dan Analisis Tempo pada 1993.
Ketika Tempo diberedel pada 1994, Arif menjadi reporter di Media Indonesia. Pada 1998 dia kembali lagi ke Tempo. Enam tahun kemudian, dia menjadi Redaktur Pelaksana Desk Nasional Tempo. Sejak 2010, dia menjadi Redaktur Eksekutif.
Pada 2013, Arif ditunjuk menggantikan Wahyu Muryadi sebagai Pemimpin Redaksi Majalah Berita Mingguan Tempo. Kariernya pun menanjak hingga menjadi pemimpin utama Tempo Media Grup.
7. Dian Sastrowardoyo
Dian Sastrowardoyo yang lahir pada 16 Maret 1982 di Jakarta merupakan aktris berbakat dan populer di Indonesia dari pasangan Ariawan Rusdianto Sastrowardoyo dan Dewi Parwati. Pemilik nama lengkap Diandra Paramitha Sastrowardoyo ini sudah menyelesaikan studi di Sarjana Filsafat dan Magister Manajemen Keuangan Universitas Indonesia.
Dian Sastro sudah memulai karier dalam dunia hiburan Indonesia sejak 1996. Dia mengawali karier dengan menjuarai gadis sampul Majalah Gadis. Lalu, dia terjun ke dunia film pada 2000 melalui Bintang Jatuh. Meskipun banyak yang menganggap Ada Apa Dengan Cinta? (AADC) adalah film pertamanya, tetapi ia lebih dahulu membintangi Bintang Jatuh.
Dalam wawancara Podcast Curhat Bang Denny Sumargo, Dian Sastro sempat mengira film bukan masa depannya. Dia sempat vakum selama enam tahun dan bekerja di kantor konsultan. Namun dia sudah mantap berkarier di dunia perfilman. Dua series terakhir yang dibintanginya membuatnya makin bersinar, yaitu Gadis Kretek dan Ratu Adil.
8. Billy Boen
Pendiri Young On Top, Billy Boen, pernah menjadi general manager termuda pada usia 26 tahun. Sosoknya mulai dikenal setelah menerbitkan buku Young on Top, yang lalu dijadikan nama program televisi di Metro TV. Dalam buku itu, Billy memberi sejumlah kiat sukses di usia muda dalam pekerjaan dan bisnis. Misalnya, sikap untuk selalu berpikiran positif, menjadi seseorang yang terbuka, disipin, dan tidak pernah putus asa.
Karier pertama dia rintis pada 2001. Setelah menggondol gelar master of business administration (MBA) dari State Univesity of West Georgia, dia bekerja sebagai Asisten Manager Lini Produk Divisi Footwear di PT Berca Sportindo, distributor tunggal produk Nike. Hanya dalam setahun, dia langsung menduduki berbagai kursi manajer. Mimpi terbesarnya adalah ingin selalu berbagi dengan orang-orang di sekitarnya.
9. Boy Kelana Soebroto
Boy Kelana Soebroto adalah Head of Corporate Communications Astra. Dia juga memimpin Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (Perhumas) sebagai Ketua Umum Periode 2021-2024.
Boy memulai perjalanan kariernya di bidang komunikasi dengan menjadi penyiar radio setelah sarjana. Dari sini potensinya lahir di dunia komunikasi. Boy lalu menduduki kursi general manager di sebuah perusahaan penyiaran radio di Jakarta.
Pada 2008, Boy bergabung bersama PT Astra International Tbk. Tugasnya berkaitan dengan komunikasi perusahaan baik secara internal maupun eksternal.
10. Diah Suran Febrianti
Diah Suran Febrianti saat ini menjabat sebagai Head of Environment & Social Responsibility Astra. Dia berperan pada program SATU Indonesia Awards sejak awal dimulai.
Menurut Diah, dalam perjalanannya, program SATU Indonesia Awards diterima cukup baik oleh masyarakat. Hal itu terbukti dari jumlah pendaftar yang selalu meningkat setiap tahunnya. "Silakan mendaftar dan kita bisa bersama-sama untuk berkolaborasi untuk memperbesar inovasi agar bisa bermanfaat," tutur Diah.
11. Raline Shah
Perempuan pemilik nama asli Raline Rahmat Shah ini besar di Medan, Sumatera Utara. Lahir dari keluarga terpelajar, Raline Shah mendapat hak istimewa untuk bersekolah di sekolah asing. Dia diketahui pernah belajar di Kolej Tuanku Jaafar di Malaysia.
Setelah menempuh pendidikan di sana, dia melanjutkan pendidikannya di National University of Singapore dan mengambil jurusan Ilmu Politik. Hingga akhirnya memperoleh gelar Bachelor of Arts di bidang Ilmu Politik dan Media Baru dan Komunikasi pada tahun 2007. Semasa bersekolah, Raline tampil sebagai penyanyi di NUS Jazz Club dan dua kali tampil di Singapore International Arts Festival.
Karier Raline Shah dimulai saat belajar di luar negeri di Singapura. Saat itu, dia menjadi model untuk Mannequin Studio dari tahun 2004 hingga 2008. Kemudian pada 2012, dia melanjutkan untuk tampil di layar kaca dengan film 5 Cm sebagai Riani. Film ini menjadi terkenal dan memenangkan Penghargaan Sinematografi Terbaik pada tahun 2013. Karier aktingnya pun makin menanjak setelah film 5 Cm.
Pilihan Editor: SATU Indonesia Awards 2024 Ingin Jangkau Lebih Banyak Generasi Muda, Pendaftaran Dibuka Hari Ini
KORAN TEMPO | TEMPO.CO
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika