CANTIKA.COM, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani menghadiri persidangan perselisihan hasil pemilu presiden dan wakil presiden 2024 di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jumat, 5 April 2024. Selain Sri Mulyani, ada juga tiga menteri lainnya yang memberi keterangan yaitu Menteri Sosial Tri Rismaharini, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, dan Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy.
Sri Mulyani hadir untuk menjelaskan perihal alokasi dan penyaluran anggaran perlindungan sosial sesuai dengan tugas dan fungsi Kementerian Keuangan. Sri Mulyani tampak anggun dengan wastra hitam yang disulam motif bunga dan garis merah dan kuning. Dia juga menyematkan bros silver di bagian tengah kerah bajunya. Rambutnya yang sebahu terlihat lebih bervolume dan mengembang.
Sri Mulyani menjelaskan bahwa anggaran pendapatan dan belanja negara atau yang disingkat APBN, adalah instrumen penting dan strategis serta penentu untuk mencapai cita-cita bernegara. Oleh karenanya harus dikelola dan dijalankan dengan penuh tanggung jawab dan tata kelola yang baik, tranparan, dan akuntabel.
"Forum MK yang mulia ini kami percayai menjadi salah satu cara merawat nalar publik dengan menjelaskan dan mendiskusikan bagaimana APBN menjadi sarana gotong royon anak bangsa, di mana yang mampu berkontribusi lebih besar dan yang tidak mampu perlu dibantu," tutur Sri Mulyani dalam paparannya.
Melalui belanja publik, kata dia, termasuk subsidi, bantuan sosial atau bansos, serta jaminan sosial, negara hadir menjalankan mandat merawat kehidupan bersama yang diharapkan menuju kesejahteraan yang berkeadilan. Ada sebelas fungsi APBN, di antaranya pertahanan, kesehatan, pendidikan, perumahan, fungsi ekonomi, dan fungsi perlindungan sosial.
Menurut Sri, telah banyak contoh negara yang mengalami krisi ekonomi, sosial, bahkan politik akibat pengelolaan APBN yang buruk. "Alhamdulillah Indonesia mampu menjaga instrumen APBN tetap secara kredibel dan sehat. Ini prestasi yang harus terus dijaga."
Dia pun menyebut pepatah kuno, Vis unita Fortior, yang berarti, dengan kekuatan yang bersatu kita akan semakin kuat.
Saat menutup paparannya, Sri Mulyani juga mengutip peribahasa Jawa, serta bagian dari ayat Al Quran. "Dalam mencapai cita-cita bersama yaitu terwujudnya gemah ripah loh jinawi toto tentrem kerto raharjo," kata Sri Mulyani. Peribahasa ini memiliki makna yaitu perjuangan masyarakat selaku bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki cita-cita untuk menciptakan adanya perdamaian.
Setelah itu, Sri Mulyani juga mengutip sebagian dari ayat Al Quran, tepatnya ayat 15 pada Surat Saba', yakni baldatun thoyyibatun wa rabbun ghofur. Adapun makna dari ayat itu ialah sebuah negeri yang mengumpulkan kebaikan alam dan kebaikan perilaku penduduknya.
"Baldatun thoyyibatun wa rabbun ghofur, negeri yang damai adil, makmur dan sejahtera," ujar Sri Mulyani.
Pilihan Editor: Sri Mulyani Cerita Awal Jumpa Susi Pudjiastuti, Dibujuk Pulang ke Indonesia
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika