CANTIKA.COM, Jakarta - Menurut Survey Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 dan Survei Sosial Ekonomi Nasional BPS tahun 2021 Indonesia diketahui sebagai negara konsumsi gula nomor 6 di dunia, sekitar 47,9 juta konsumsinya berlebih. Fakta itu juga disampaikan oleh Dokter Spesialis Gizi Klinik Diana F. Suganda yang mengatakan tidak heran jika angka penyakit degeneratif juga semakin meningkat.
Menurut Diana, mengonsumsi makanan dan minuman dengan gula berlebih dapat menimbulkan berbagai risiko penyakit seperti diabetes melitus tipe-2 (DM tipe-2). Penyakit ini bahkan tidak memandang usia, karena penderita DM tipe-2 justru lebih didominasi oleh kelompok usia produktif (52,1%), dibandingkan kelompok usia lanjut (48,9%). Selain faktor gaya hidup sedentary atau kurang gerak, penyakit ini sangat erat kaitannya dengan pola konsumsi yang tidak sehat, termasuk makanan dan minuman yang mengandung gula berlebih.
Saat seseorang terlanjur terkena diabetes, ia sebenarnya dapat tetap hidup sehat dan produktif asal konsisten menerapkan kebiasaan mengatur asupan dan pola makan terbaik guna mengontrol kadar gula dalam darah, disertai gaya hidup aktif. Namun bagaimanapun, mencegah tentunya lebih baik daripada mengobati.
Talkshow dan peluncuran Bango Less Sugar dengan 45% Lebih Rendah Gula Bantu Keluarga Indonesia Hidup Lebih Sehat Tanpa Berkompromi dengan Rasa di Jakarta, Jumat, 24 Mei 2024/Foto: CANTIKA/Ecka Pramita
"Faktanya sekitar 90% kasus DM tipe-2 bisa dicegah dengan pola hidup sehat Jadi, kebiasaan baik ini juga penting dilakukan oleh mereka yang slot cc ingin terhindar dari risiko penyakit diabetes," papar Diana dalam talkshow dan peluncuran Bango Less Sugar dengan 45% Lebih Rendah Gula Bantu Keluarga Indonesia Hidup Lebih Sehat Tanpa Berkompromi dengan Rasa di Jakarta, Jumat, 24 Mei 2024.
Diana pun membagikan tips untuk mengatur asupan gula dengan mengurangi dan mengganti makanan rendah gula, selain itu juga melengkapinya dengan sumber nutrisi lainnya agar memenuhi standar gizi seimbang.
"Kalau aku sih enggak setuju makanan sehat itu harus mahal, sebab tergantung dari apa kandungan gizi makanan tersebut. Kita enggak harus makan ikan salmon bisa diganti dengan ikan patin atau ikan lele. Protein kita ambil dari mana, misal dari telur, tahu, tempe. Protein nabati dari tempe cuma dimasak orek pakai cabe ijo sudah enak banget nih.
"Sesimpel, seenak itu, senikmat itu, asal kita sebagai ibu bisa mengatur menunya. Nanti lengkap tuh ada sayur dan protein. Misal masak ayamnya kita bikin ayam mangga kecap sudah jadi protein hewani. Nanti untuk protein nabatinya, tempe dan pepes tahu. Jadi, makanan sehat enggak harus mahal," ujar dia.
Pilihan Editor: 6 Tanda Anda Konsumsi Gula Terlalu Banyak yang Perlu Diwaspadai
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika