CANTIKA.COM, Jakarta - Pedoman ruang ramah perempuan dalam industri game Indonesia tengah disusun. Pedoman ini menyediakan kerangka kerja komprehensif guna menciptakan lingkungan kerja yang ramah perempuan dan inklusif di dalam perusahaan game di Indonesia.
Proses pembuatan pedoman ini dipimpin oleh Indonesian Women in Game (IWIG) dengan dukungan dari Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan), Indonesia Business Coalition for Women Empowerment (IBCWE), serta pelaku industri game lainnya termasuk perusahaan pengembang game Agate.
Ketua Indonesian Women in Game (IWIG), Riris Marpaung mengatakan penyusunan pedoman ini merupakan langkah besar dalam mewujudkan industri game yang lebih inklusif dan ramah perempuan.
"Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi, termasuk Komnas Perempuan, IBCWE, Agate, dan studio game lainnya yang telah memberikan dukungan dan perhatiannya dalam proses pembuatan pedoman ini,” katanya dalam siaran pers yang diterima Cantika, Senin, 10 Juni 2024.
Adapun menurut project officer dari IBCWE, Esther Yobelita, kolaborasi antara IWIG, Agate, dan IBCWE dalam menyusun pedoman ini menunjukkan komitmen bersama untuk menciptakan industri yang lebih inklusif dan adil.
"Kami berharap pedoman ini dapat menjadi contoh bagi industri lainnya dalam menerapkan praktik-praktik yang mendukung kesetaraan gender," katanya.
Dalam penyusunan pedoman tersebut, ada 10 poin utama sebagai berikut:
1. Kebijakan keberagaman dan inklusi
2. Praktik perekrutan dan penerimaan karyawan
3. Orientasi dan integrasi
4. Pengembangan profesional
5. Waktu bekerja dan akomodasi di tempat kerja
6. Promosi dan peningkatan karier
7. Hak perlindungan, kesehatan, dan kesejahteraan
8. Budaya dan lingkungan tempat kerja
9. Pencegahan kekerasan seksual di tempat kerja
10. Pemantauan dan pelaporan
Peran aktif Agate
Agate International atau Agate, perusahaan pengembang game terkemuka di Indonesia dan salah satu yang terbesar di Asia Tenggara berperan aktif dalam penyusunan Pedoman Ruang Ramah Perempuan dalam Industri Game Indonesia. CEO dan Co-Founder Agate Shieny Aprilia, mengatakan Agate sangat mendukung inisiatif IWIG dalam menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan ramah perempuan.
"Kami percaya bahwa keberagaman dalam tim adalah kunci untuk menghasilkan karya-karya yang inovatif dan bermakna. Pedoman ini akan menjadi bagian dari sejarah industri game Indonesia sebagai landasan penting dalam mendorong kesetaraan dan inklusi di industri ini," ucapnya.
Sebagai bagian dari tim penyusun pedoman ini, Agate berkomitmen untuk memastikan bahwa setiap perempuan yang bekerja di industri game memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan berkontribusi.
Hanya 30 Persen Perempuan di Posisi Pengembang Game
Menurut sebuah survei terbaru yang dilakukan oleh International Game Developers Association (IGDA) dalam Geena Davis Institute of Gender in Media menunjukkan bahwa perempuan hanya mengisi sekitar 30% dari posisi pengembang game secara global. Kesenjangan ini menyoroti kebutuhan mendesak untuk memperkuat inisiatif keberagaman dalam industri ini.
Perempuan hampir mencakup separuh dari pemain game di pasar global, dengan persentase mencapai 46 persen di Amerika, 47 persen di Eropa, 48 persen di Australia, dan 37 pesrsen di Asia. Meskipun ada peningkatan, kesenjangan gender tetap ada dalam industri game.
Di Indonesia, Asosiasi Game Indonesia (AGI) dan Badan Riset dan lnovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan bahwa 80 persen responden yang disurvei yaitu studio game di Indonesia mengatakan memiliki karyawan perempuan, sementara 20 persen sisanya tidak memiliki representasi perempuan. Berdasarkan data tersebut, IWIG berkomitmen untuk menciptakan lingkungan kerja yang ramah perempuan melalui penyusunan pedoman ini.
Pilihan Editor: Mengenal lebih Dekat Zahra Aisha, Sosok Lady Gamer dalam Dunia eSport
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika