3 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Orang Tua saat Balita Memukul

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rezki Alvionitasari

google-image
Ilustrasi anak dan orang tua. Freepik.com/Peoplecreations

Ilustrasi anak dan orang tua. Freepik.com/Peoplecreations

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Orang tua kadang merasa frustrasi dan lepas kendali saat melihat anaknya yang berusia balita memukul dirinya sendiri atau orang lain. Hal ini wajar dialami para ibu dan ayah.

Terkadang, anak-anak hanya bereksperimen dengan reaksi orang lain terhadap perilaku mereka, dan terkadang mereka merasa frustrasi, lelah, atau tidak mau berbagi mainan. Saat balita memukul hindari bersikap tiga hal ini agar perilaku menentang tersebut tidak menjadi kebiasaan anak.

Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Orang Tua saat Balita Memukul

1. Memukul anak

Meskipun memukul anak masih menjadi topik kontroversial di kalangan pengasuh anak di seluruh dunia, penelitian menunjukkan dengan jelas bahwa memukul pantat lebih banyak menimbulkan dampak buruk dibandingkan manfaatnya.

Sebuah penelitian pada tahun 2017, misalnya, menunjukkan korelasi antara pemukulan dan masalah perilaku. Para penulis menemukan bahwa anak-anak yang dipukul oleh orang tuanya pada usia 5 tahun dilaporkan oleh guru memiliki peningkatan masalah perilaku yang jauh lebih tinggi pada usia 6 tahun dibandingkan anak-anak yang belum pernah dipukul.

Masalah perilaku itu seperti berdebat, berkelahi, menunjukkan kemarahan, bertindak impulsif, dan mengganggu aktivitas yang sedang berlangsung.

Selain itu, jika Anda mencoba memberikan teladan perilaku positif untuk membantu anak Anda menghindari pukulan, mereka mungkin akan bingung jika Anda sendiri yang memukul. Hindari perebutan kekuasaan yang melibatkan penggunaan kekuatan.

Berjalan-jalan atau menggendong balita Anda ke tempat waktu istirahat adalah satu hal, dan menghukum mereka dengan paksa saat waktu istirahat adalah satu hal.

Jika anak Anda mencoba untuk meninggalkan waktu istirahat yang telah Anda tetapkan, hindari bersikap kasar kepada mereka dan sebaliknya dengan tenang kembalikan mereka ke tempat waktu istirahatnya, jelaskan apa yang perlu dilakukan, kapan mereka boleh bangun, dan detail lainnya.

2. Berteriak atau bereaksi dengan kemarahan

Balita akan lebih baik jika menunjukkan reaksi yang tenang dan tegas, daripada berteriak, membentak, dan bertindak dalam kemarahan.

Meskipun situasinya bisa sangat membuat frustrasi, meluangkan waktu sejenak untuk mengendalikan emosi Anda sebelum mengajari anak Anda akan membantu mereka melihat Anda sebagai figur otoritas yang mengendalikan tubuh, suara, kata-kata, dan ekspresi mereka.

3. Dasarkan reaksi Anda pada orang tua lain

Selalu ada perasaan bersalah sebagai ibu, rasa malu sebagai ibu, dan tekanan teman sebaya di kalangan orang tua ketika menyangkut pilihan perilaku. Jangan biarkan perasaan ini mendikte pilihan mana yang Anda ambil untuk membantu anak Anda berperilaku memukul.

Ketika Anda mendapati diri Anda mengubah reaksi berdasarkan lingkungan atau teman-teman Anda, mundurlah untuk mengevaluasi kembali nilai-nilai pengasuhan Anda melalui refleksi diri atau percakapan dengan pasangan Anda.

Tips Mengatasi Balita Memukul

1. Hindari faktor-faktor yang berkontribusi

Seperti kebanyakan perilaku balita, masalah sebenarnya mungkin bukan pada perilaku itu sendiri, namun bagaimana perasaan anak tersebut.

Apakah mereka sedang tumbuh gigi? Apakah mereka cukup tidur atau sudah mendekati waktu tidur siang?

Apakah mereka sudah mengonsumsi makanan dan kudapan yang bergizi sehat dengan frekuensi yang cukup sering hari ini, atau mungkinkah mereka merasa lapar saat sedang sibuk? Apakah mereka merasa frustrasi karena hal lain, yang dapat menyebabkan mereka menyerang dengan cara memukul?

Menelusuri daftar kemungkinan lain dapat membantu Anda menyelesaikan masalah jika ada perbaikan mudah seperti ini.

2. Berikan kesempatan anak untuk melakukan aktivitas fisik

Jika Anda pernah mendapati anak Anda gelisah dan berkata, “Mereka hanya perlu keluar dan berlarian,” Anda sudah mengetahui kebenaran di balik korelasi antara aktivitas fisik dan perilaku.

Orang dewasa dan anak-anak sama-sama lebih bahagia, lebih sehat, dan lebih mampu mengendalikan perilaku ketika mereka cukup melakukan aktivitas fisik. Biarkan anak Anda melakukan aktivitas fisik seperti memukul drum, menghentakkan kaki, berlarian, melompat, bermain di taman bermain, dan hal lain yang dapat membantunya bergerak.

3. Buat pola pengasuhan yang sama dengan pasangan dan pengasuh 

Bagaimana jika Anda, orang tua, dan pengasuh Anda memperlakukan perilaku memukul dengan tiga cara berbeda? Mungkin nenek menertawakannya, berkata “tidak, tidak”, dan melanjutkan hidup, sementara Anda menggunakan waktu menyendiri. Mungkin babysitter menggunakan kata-kata yang berbeda dengan Anda saat mendiskusikan emosi dengan anak.

Melakukan percakapan dengan semua pengasuh anak Anda dapat memastikan Anda mengatasi masalah dengan strategi yang sama untuk memastikan kesatuan dan penyelesaian yang lebih cepat.

Dekati perilaku balita Anda dengan sikap tenang, dan buatlah rencana dengan semua pengasuh tentang tindakan apa yang harus Anda ambil.

Itulah beberapa hal yang tidak boleh dilakukan orang tua saat anak balita memukul serta cara mengatasinya. Yakinlah bahwa seiring berjalannya waktu, dan dengan bimbingan Anda yang disengaja, hal ini juga akan berlalu. Semangat ya, Sahabat Cantika!

Pilihan Editor: 6 Hal yang Perlu Dilakukan Orang Tua saat Balita Memukul

HEALTHLINE

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."