Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasi Hipopigmentasi

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Aksi Winnie Harlow memperagakan gaun kreasi desainer Elie Saab dalam Paris Fashion Week di Prancis, 30 September 2017. REUTERS

Aksi Winnie Harlow memperagakan gaun kreasi desainer Elie Saab dalam Paris Fashion Week di Prancis, 30 September 2017. REUTERS

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Hipopigmentasi adalah area kulit berwarna lebih terang dibandingkan warna kulit lainnya. Hal itu terjadi karena peningkatan pigmen pada kulit. Kondisi kulit ini kebalikan dari hiperpigmentasi, di mana suatu area kulit berwarna gelap atau muncul bintik hitam 

“Ini kebalikan dari hiperpigmentasi, yaitu peningkatan pigmen pada kulit,” kata dokter kulit Corey L. Hartman kepada PS.

“Hipopigmentasi menyebabkan bercak kulit lebih terang dari warna kulit normal. Hal ini terjadi ketika melanosit, sel penghasil pigmen di kulit, menghasilkan lebih sedikit pigmen atau pigmen di dalam sel hancur,” ucap dokter kulit Corey L. Hartman dikutip dari laman Pop Sugar, Kamis, 18 Juli 2024.

Kondisi ini lebih terlihat pada mereka yang memiliki warna kulit lebih gelap karena menyebabkan kontras yang lebih kuat, namun hal ini dapat terjadi pada siapa saja.

Penyebab Hipopigmentasi

Penyebab hipopigmentasi berkisar dari respons pasca inflamasi hingga kondisi autoimun. Jika hipopigmentasi Anda termasuk tipe pasca inflamasi, hal ini dapat terjadi setelah iritasi pada kulit.

Misalnya, setelah ruam merah dan meradang mereda, area hipopigmentasi dapat hilang untuk sementara, menurut dokter kulit bersertifikat Hadley King. Selain itu, jaringan parut dan beberapa jenis kanker kulit juga dapat menyebabkan pemutihan pigmen kulit.

Hipopigmentasi juga dapat disebabkan oleh produksi jamur berlebih pada kulit yang disebut malassezia furfur (yang menyebabkan kondisi panu) serta vitiligo yang merupakan kondisi autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel pembuat pigmen.

“Dalam kasus vitiligo, kulit sebenarnya mengalami depigmentasi, bukan hanya hipopigmentasi,” ucap dokter King.

Sebaiknya konsultasikan dengan dokter jika Anda tidak yakin apa yang menyebabkan hipopigmentasi Anda atau jika Anda khawatir hal tersebut bisa menjadi sesuatu yang lebih serius.

Cara Mengatasi Hipopigmentasi

Pilihan pengobatan Anda untuk hipopigmentasi bervariasi tergantung penyebabnya. Jika hipopigmentasi pasca inflamasi, maka peradangan sebelumnya harus ditangani secara menyeluruh dan pelindung kulit harus didukung dengan emolien dan pelembap lainnya.

Selain itu, perubahan warna akibat panu dapat diobati dengan bantuan dokter dan krim antijamur. Di sisi lain, tidak ada obat untuk vitiligo, namun perawatan tertentu dapat membantu memperbaiki pigmen kulit.

Microneedling telah muncul sebagai terapi menjanjikan yang dapat membantu memulihkan pigmen pada kasus hipopigmentasi tertentu,” kata dokter Hartman. "Terutama bila dikombinasikan dengan Latisse, atau latanoprost topikal, yang merupakan cara mengejutkan untuk mengembalikan pigmen," tuturnya.

Untuk mengatasi hipopigmentasi di rumah, dokter King merekomendasikan agar Anda mendukung pelindung kulit dengan pelembap yang mengandung humektan, emolien, dan oklusif.

Anda juga harus menghindari produk atau perawatan apa pun yang mengandung bahan yang dapat menyebabkan atau semakin mengiritasi peradangan pada kulit. Dokter Hartman menambahkan bahwa Anda juga harus mematuhi tindakan pencegahan terhadap sinar matahari secara ketat dan menggunakan tabir surya berspektrum luas setiap hari.

Meskipun kortikosteroid topikal dapat membantu mengurangi peradangan yang terkait dengan hipopigmentasi, dokter King menjelaskan bahwa kortikosteroid topikal juga dapat menyebabkan hipopigmentasi. Konsultasikan dengan dokter kulit Anda untuk mendiskusikan perawatan yang terbaik untuk Anda.

Pilihan Editor: 3 Cara Mengatasi Pigmentasi, Rutin Pakai Tabir Surya dan Konsumsi Vitamin E

POPSUGAR

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."