5 Hal yang Perlu Dipertimbangkan untuk Kuliah di Luar Negeri

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi wanita menulis. Freepik.com/Wayhomestudio

Ilustrasi wanita menulis. Freepik.com/Wayhomestudio

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Tren kuliah di luar negeri semakin populer di kalangan pelajar Indonesia. Menurut data dari UNESCO pada tahun 2021, sebanyak 59.224 pelajar Indonesia menempuh pendidikan di luar negeri, meningkat 21 persen dari tahun 2017. Peningkatan ini didorong oleh semakin banyaknya beasiswa yang tersedia baik dari pihak swasta atau pemerintah seperti LPDP, Beasiswa Indonesia Maju, Jardine Scholarship hingga Chevening.

Namun menimba ilmu di luar negeri tentu bukan hal yang mudah. Ada banyak aspek yang perlu dipertimbangkan, mulai dari biaya kuliah yang tinggi hingga persyaratan dokumen untuk mendaftar di universitas. Mengetahui hal-hal ini sejak awal dapat membantu calon mahasiswa mengambil keputusan-keputusan penting dari jauh-jauh hari dan mempersiapkan diri dengan baik.

Berikut lima hal yang perlu dipertimbangkan untuk kuliah ke luar negeri menurut Wise, perusahaan teknologi global untuk mengirim dan mengelola uang secara internasional.

1. Biaya kuliah

Biaya kuliah umumnya merupakan biaya terbesar yang perlu ditanggung ketika menempuh pendidikan di luar negeri. Setiap negara memiliki standar biaya pendidikan yang berbeda-beda. Misalnya universitas-universitas di Amerika Serikat memiliki rata- rata biaya kuliah tertinggi dibandingkan negara lainnya, sementara universitas negeri di Jerman menawarkan kuliah gratis, baik untuk mahasiswa lokal maupun internasional.

Berikut adalah kisaran rata-rata biaya kuliah tahunan universitas negeri di beberapa negara favorit pilihan pelajar Indonesia:

- Belanda: USD 9.788 - USD 17.000

- Amerika Serikat: USD 45.790 - USD 86.540

- Australia: USD 20.000 - USD 45.000 

- Inggris: USD 17.000 - USD 43.000

- Malaysia: USD 2.750 – USD 4.950

- Singapura: USD 22,527 - USD 33.868 

- China: USD 3.300 - USD 9.900 

Jerman: Gratis, jika mendaftar di universitas negeri

2. Biaya hidup di negara tujuan

Selain biaya kuliah, calon mahasiswa juga perlu mengetahui rata-rata biaya hidup sehari-hari di negara tujuan seperti biaya tempat tinggal, transportasi, dan lain-lain. Meskipun kisaran biaya hidup bersifat relatif karena tergantung pada kota yang dipilih dan gaya hidup masing-masing orang, Wise telah merangkum kisaran biaya hidup tahunan di beberapa negara favorit pilihan pelajar Indonesia:

- Belanda: 10,307 USD – 15,461 USD

- Amerika Serikat: 18,000 USD

- Australia : 16,700 USD

- Inggris: 21,700 USD

- Malaysia: 3,830 USD

- Singapura: 13,503 USD

- China: 14,040 USD

- Jerman: 12,670 USD - 29,850 USD

3. Nilai tukar mata uang di negara tujuan

Jangan lupa pula untuk mempertimbangkan fluktuasi nilai tukar mata uang negara tujuan. Nilai tukar yang tiba-tiba melejit akan membuat membuat biaya studi di luar negeri menjadi jauh lebih tinggi dari yang diperkirakan.

“Kami selalu menyarankan orang tua ataupun sponsor calon mahasiswa untuk menggunakan platform remitansi yang transparan seperti Wise untuk membantu mengurangi biaya saat nilai tukar tinggi,” ujar Elian Ciptono, Country Manager Wise dalam siaran pers yang diterima Cantika, Kamis, 18 Juli 2024..

“Kami menggunakan nilai kurs tengah yang dapat dicek di Google atau Reuters, tanpa markup tambahan, dan hanya mengenakan biaya yang rendah di awal transaksi. Artinya dana yang dikirim tidak akan terkena potongan biaya dan mahasiswa menerima dana secara utuh,” ucapnya.

4. Persyaratan administratif 

Berbeda dengan universitas di Indonesia yang hanya perlu melampirkan nilai rapor dan ijazah kelulusan, universitas di luar negeri umumnya membutuhkan lebih banya dokumen dan persyaratan. Setiap universitas memiliki persyaratan yang berbeda-beda, namun biasanya memerlukan dokumen-dokumen berikut:

- Fotokopi nilai sekolah dan ijazah yang telah diterjemahkan dan dilegalisir.

- Hasil tes bahasa, seperti TOEFL, IELTS, SAT, atau GMAT untuk negara berbahasa Inggris, HSK untuk negara berbahasa Mandarin, dan lainnya.

- Personal statement, esai, curriculum vitae (CV), dan portofolio.

- Surat rekomendasi

Mempersiapkan dokumen-dokumen ini sering memakan waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun, jadi pastikan Anda mengetahui tenggat waktu pendaftaran.

5. Persyaratan dan proses pengajuan visa pelajar

Setelah berhasil mendapatkan Letter of Acceptance (LoA) yang menunjukkan Anda diterima di universitas yang diinginkan, mahasiswa wajib mengajukan visa pelajar negara tujuan. Pembuatan visa pelajar biasanya memerlukan durasi yang lebih lama dibanding visa turis.

Selain itu, Anda mungkin diminta menyertakan Proof of Funds (PoF), dokumen resmi yang menunjukkan bahwa Anda mampu membayar biaya kuliah dan biaya hidup selama studi. Oleh karena itu, pastikan Anda mengetahui prosedur dan dokumen administratif yang diperlukan oleh masing-masing negara.

Dengan mempertimbangkan kelima hal ini, bagi Anda yang ingin kuliah di luar negeri dapat mempersiapkan diri dengan matang untuk mengenyam pendidikan tinggi di luar negeri.

Pilihan Editor: 7 Tips Bekerja Paruh Waktu saat Kuliah di Luar Negeri

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."