Mitos dan Fakta Bedah Kosmetik, Bukan Mengubah Penampilan Wajah

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi dokter kecantikan. barrfacialplasticsurgery.com

Ilustrasi dokter kecantikan. barrfacialplasticsurgery.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta -  Dokter bedah kosmetik senior dari The Esthetic Clinics dr. Debraj Shome mengemukakan bahwa banyak orang memilih menjalani prosedur bedah untuk meningkatkan kepercayaan diri, memperbaiki masalah medis, dan memulihkan fungsi organ tubuh.

"Rhinoplasty atau operasi hidung umumnya dilakukan untuk membantu orang agar bisa bernapas dengan bebas ketika mereka diidentifikasi memiliki tulang hidung yang patah," katanya sebagaimana dikutip oleh Hindustan Times pada Rabu, 17 Juli 2024. 

Meskipun operasi plastik semakin populer dan sudah diterima secara luas, menurut dia, masih ada informasi yang keliru seputar itu. Debraj mencontohkan, masih ada orang yang menganggap bedah kosmetik seperti sedot lemak sebagai cara ampuh untuk menurunkan berat badan lalu terjebak pada mitos dan fakta.

Faktanya, ia mengatakan, sedot lemak hanya dapat menghilangkan timbunan lemak lokal dan bukan merupakan alternatif upaya penurunan berat badan. Anggapan bahwa bedah kosmetik bisa mengubah tampilan seseorang secara drastis juga tidak sepenuhnya benar.

Debraj mengatakan bahwa faktanya, prosedur kosmetik dilakukan untuk memperbaiki fitur wajah tanpa menimbulkan perubahan drastis pada penampilan.  Ia menyampaikan, anggapan bahwa prosedur bedah kosmetik selalu melibatkan rasa sakit dan proses pemulihan panjang saat ini juga tidak selalu benar.

Meskipun setiap prosedur bedah menimbulkan ketidaknyamanan, ia mengatakan, saat ini kemajuan teknologi telah dapat meminimalkan rasa sakit dan waktu pemulihan akibat operasi plastik.

Ada banyak kesamaan antara bedah plastik dan bedah kosmetik," kata Paige Myers, MD , ahli bedah plastik yang bermarkas di Michigan . "Namun, ahli bedah plastik memiliki fokus yang jauh lebih luas daripada sekadar bedah kosmetik. Bedah plastik merupakan bedah rekonstruksi," seraya menambahkan bahwa beberapa ahli bedah plastik melakukan rekonstruksi dari ujung kepala hingga ujung kaki, baik di wajah, tangan, atau bahkan kaki.

Menurut laporan tahun 2017 dari Plastic and Reconstructive Surgery , 87 persen dari 5.135 orang yang disurvei bingung antara istilah dokter bedah "plastik" dan "kosmetik". Namun, kebingungan itu salah kaprah. Bedah plastik dibagi menjadi dua kategori utama – bedah rekonstruksi dan bedah kosmetik. Jadi, apa sebenarnya perbedaan antara bedah rekonstruksi dan bedah kosmetik?

Sederhananya, prosedur kosmetik dilakukan untuk meningkatkan penampilan seseorang secara keseluruhan dengan membentuk ulang dan menyesuaikan anatomi yang sudah ada sebagai cara untuk membuat sesuatu lebih menarik secara visual. Ini bisa terlihat seperti dokter bedah yang melakukan suntik Botox untuk mengurangi kerutan, sedot lemak untuk membantu menghilangkan lemak membandel, dan banyak lagi.

Sebaliknya, bedah rekonstruksi digunakan untuk memulihkan fungsi dan penampilan pada kondisi seperti cacat lahir, dampak dari kondisi medis tertentu seperti kanker payudara dan jenis kanker lainnya, serta trauma yang disebabkan oleh kecelakaan atau cedera.

Pilihan Editor: Agar Tidak Salah Kaprah, Ketahui Mitos dan Fakta Seputar PCOS Berikut Ini

ANTARA | PLASTIC SURGERY 

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."