CANTIKA.COM, Jakarta - Dugaan kekerasan terhadap anak di daycare (tempat penitipan anak) di Cimanggis, Kota Depok, terungkap setelah orang tua mencurigai luka lebam pada korban. Dugaan itu juga diperkuat dengan keterangan dari guru di tempat itu. "Guru di daycare memberitahukan anaknya menjadi korban atas penganiayaan," kata Leon Maulana Mirza Pasha, kuasa hukum keluarga korban, Rabu, 31 Juli 2024.
Leon menerangkan, awalnya guru curiga dengan tingkah laku korban yang selalu ketakutan dan histeris setiap bertemu dengan MI, ketua yayasan yang menjadi mengelola daycare Wensen School di Jalan Putri Tunggal, Kelurahan Harjamukti, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok. Karena penasaran, guru itu membuka rekaman CCTV. “Rekaman itulah yang diperlihatkan kepada klien kami, ternyata benar terdapat tindakan kekerasan fisik pada korban,” kata dia.
Menurut Leon, orang tua korban awalnya menemukan luka lebam di dada dan punggung anaknya. Dia menghubungi pengelola daycare untuk meminta penjelasan. Namun pengelola mengatakan tidak terjadi apa-apa selama korban berada di tempat penitipan. "Sehingga klien kami berfikir positif, mungkin sakit hingga menyebabkan lebam," katanya. Kebetulan saat itu memang korban memang sedang batuk dan pilek.
Orang tua kemudian membawa korban ke dokter untuk diperiksa. Dari pemeriksaan itulah diketahui bahwa lebam yang dialami korban akibat ada pembuluh darah yang pecah. "Dokter menjelaskan bahwa lebam tersebut bukan karena penyakit, tapi karena ada tekanan dari luar," terang Leon. Atas dasar itulah orang tua membuat laporan ke Polres Metro Depok agar peristiwa ini diusut.
Orang tua juga mendatangi Komisi Perlindungan Anak Indonesia untuk meminta perlindungan hukum. Sedangkan untuk penanganan hukum, seluruh bukti telah diserahkan ke kepolisian. Polisi juga sudah meminta keterangan awal dari orang tua korban. "Tindak lanjutnya akan ditelaah oleh pihak kepolisian, pemeriksaan saksi juga beberapa sudah dilakukan, harapan kami kalau saksi sudah diperiksa semua, dilanjutkan pemeriksaan terhadap terlapor," ujar Leon.
Sikap Orang Tua yang Anaknya Ikut Daycare Wensen School
Setelah rekaman CCTV tentang penganiayaan anak viral, sejumlah orang tua siswa pertanyakan kelanjutan pendidikan dan meminta pengembalian uang dari daycare Wensen School di Jalan Putri Tunggal No.42 RT. 09/03 Kelurahan Harjamukti, Kecamatan Cimanggis, Depok.
Sejumlah orang tua pun mengenali pelaku di video penganiayaan anak tersebut adalah Meita Irianty sosok yang dikenal sebagai influencer parenting.
Salah satu orang tua siswa, O (32 tahun) mengaku baru mengetahui ada penganiayaan dan memilih Wensen School karena tinggal dekat daycare tersebut. "Jadi cari yang terdekat saja kalau masalah ini saya baru tahu juga karena kebetulan baru lima hari masukin anak saya," kata O saat ditemui di depan Wensen School, Rabu, 31 Juli 2024.
O menerangkan selama 5 hari masuk, anaknya yang berusia 5 tahun tidak ada kendala apa-apa dan ditinggal dari pukul 07.00 hingga 11.00 WIB. "Seperti biasa sekolah, tapi terkadang ada kunjungan keluar main keluar, field trip, terakhir ke Bakmi GM dan Puskesmas dokter gigi," terang O.
O mengungkapkan guru di Wensen School ramah-ramah, sehingga tidak terpikir ada kejadian penganiayaan anak yang dititipkan di daycare tersebut. "Ya sebenarnya lebih banyak istri saya yang mengurus saya kurang paham juga. Saya baru lima hari dan bayar full gimana kelanjutannya. Di sini Rp3 juta, per bulan Rp500 ribu," katanya.
Namun demikian, dengan adanya kejadian penganiayaan anak, ia berencana untuk memindahkan pendidikan anaknya ke lembaga pendidikan lainnya. "Yang saya tanyain apakah bisa di refund apa gimana karena baru lima hari masukin anak saya. Ya dengan kejadian gini kan ngeri ya takutnya anak kita diapain," ucap O.
Sementara itu, orang tua siswa lainnya mengatakan dirinya mengetahui kejadian penganiayaan anak dari internet. "Hari ini kebetulan yang Senin- Rabu masuk, jadi mau lihat sekolah ternyata ditutup. Kalau kami sih memang tidak ada jadwal, tapi kami mau konfirmasi bagaimana kelanjutan sekolahnya," kata orang tua siswa.
Untuk guru Wensen School, ia menilai cukup baik karena komunikatif sama anak dan secara pribadi ia tidak ada keluhan personal dengan anak.
"Tapi memang kegiatan, kita tidak bisa mengakses kegiatannya di dalam, karena sampai sini (gerbang) saja, jadi anter anak langsung dijemput Miss-nya, cuma tidak ada keluhan lain tidak ada, kalau secara saya pribadi," katanya.
Kedatangan ke Wensen School, lanjut dia, hanya ingin meminta konfirmasi ke pihak sekolah karena tidak ada konfirmasi sama sekali. "Sejak viral tidak bisa dihubungi sama sekali, ada satu tapi dia cuci tangan juga, biar pihak sekolah aja yang berikan komentar," terangnya.
Setelah kejadian penganiayaan ini, ia pun memastikan akan menarik anaknya dari Wensen School, karena sudah kekhawatir dan tidak bisa mempercayakan anak di sana.
"Sampai sejauh ini juga tidak ada tindak lanjut dari pihak sekolah, setidaknya kami dikonfirmasi lah sebagai orang tua kelanjutan sekolah, apalah diistirahatkan dulu apa dilibutkan, kecewa," ujarnya.
Terkait pengembalian uang, ia akan satu suara dengan wali murid lainnya, karena kegiatan pembelajaran anak baru berjalan satu bulan. "Masuk dari tanggal 10 Juli," katanya.
Sebelumnya ia tertarik memasukkan anak ke Daycare Wensen School karena melihat dari media sosial program-programnya bagus, dan salah satu pemiliknya influencer.
"Itu yang membuat kami tertarik dan yakin, terus pemilik juga menyekolahkan anak di tempat yang sama, jadi semakin yakin bahwa pemilik juga punya visi dan misi antara pemilik dan anaknya," katanya.
Ia pun tidak menyangka sosok Meita Irianty sebagai influencer parenting menjadi terduga pelaku menganiaya anak asuh, bahkan saat field trip ke Bakmi GM bertemu dengan kesan baik. "Bu Tata (Sapaan Meita Irianty) langsung yang pimpin kegiatan, baik komunikatif juga, cuma memang tidak ngobrol secara personal ya," jelasnya.
Ia mengaku tidak mengetahui silsilah di belakang Meita Irianty dan hanya mengenal sebagai pemilik yayasan. "Sejauh ini sih baik," ujarnya. Ditanya sudah melihat rekaman CCTV dan pelaku penganiayaan anak itu adalah MeitA Irianty, ia mengatakan yang ia tahu adalah ketua yayasan.
"Cuma pemiliknya itu tidak paham, ketua yayasan yang kami tahu Ibu Tata itu, kalau untuk owner kita tidak tahu. Tapi kita semua tahu (yang direkaman CCTV) itu Ibu Tata," ucapnya.
Pilihan Editor: Kekerasan Perempuan Disabilitas, Menyoal Situasi dan Tantangan Korban
RICKY JULIANSYAH | IQBAL MUHTAROM | SUSENO
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika