Suki Waterhouse Pakai Gaun Vintage yang Mirip Putri Diana

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Suki Waterhouse/Foto: TikTok/Suki Waterhouse

Suki Waterhouse/Foto: TikTok/Suki Waterhouse

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Minggu lalu, aktris dan penyanyi Suki Wterhouse membuat gebrakan mode di TikTok dengan penghormatan busana untuk mendiang Putri Diana. Klip cepat tersebut menunjukkan Waterhouse sedang memperagakan gaun vintage unik karya Zandra Rhodes, gaya yang sama yang dikenakan Putri Diana beberapa kali pada tahun 1980-an.

"Versi krem,  tapi tetap putri," tulis bintang berusia 32 tahun ini  dalam klip yang memperlihatkan dirinya tertawa dan berputar-putar dalam balutan gaun berpinggang rendah dengan sepatu hak netral.

Video tersebut menampilkan foto-foto lawas Putri Diana dalam balutan gaun merah muda pucat dan dibalut dengan audio dari The Devil Wears Prada. Waterhouse menirukan dialog dari komedi tahun 2006 di mana karakter Anne Hathaway memberi tahu karakter Emily Blunt, "Ya, saya" mengenakan "sepatu bot Chanel" setelah perubahan penampilannya. 

Dalam teks yang ditampilkan di video, bintang Daisy Jones & the Six tersebut mengganti dialog film tersebut dengan versinya sendiri: "Gaun Zandra Rhodes yang dikenakan Diana saat makan malam di Kyoto? Ya...saya."

Merek Zandra Rhodes mengonfirmasi asal usul gaun vintage Waterhouse di Instagram, dengan menjelaskan bahwa "gadis populer" itu mengenakan gaun "Buttons and Bows" dari label tersebut pada tahun 1986.

Gaun itu muncul setelah Putri Diana mampir ke toko label tersebut di London dan terpesona oleh desain gaun tersebut, yang rencananya akan dibuat dalam warna hitam dengan motif merah muda berpendar. Perancang menyarankan untuk mengganti warna menjadi merah muda dan putih, dan Diana memesan kombinasi tersebut. Gaun itu kemudian dibuat untuknya setelah dua kali pemasangan di apartemennya di Istana Kensington, dan skema warna serta motifnya tetap menjadi hak eksklusifnya, Kerry Taylor Auctions melaporkan.

Tampilan anggun dengan garis leher terbuka, manik-manik, dan keliman zigzag tampaknya menjadi favorit dalam rotasi kerajaannya, dan Putri Wales mengenakannya ke pesta Torvill and Dean pada tahun 1985, kunjungan kenegaraan resmi ke Jepang bersama calon Raja Charles pada tahun 1986, dan acara amal untuk London City Ballet pada tahun 1987.

Satu dekade kemudian, gaun Zandra Rhodes menjadi bagian dari lot lelang Christie's of New York yang diadakan Diana tak lama sebelum kematiannya yang tragis pada tahun 1997. Pada tahun 2011, gaun itu berpindah tangan sekali lagi dan dibeli oleh Historic Royal Palaces dengan harga hampir $32.000 atau Rp518.729.600-, Daily Mail melaporkan.

Gaun tersebut kemudian dipamerkan di Istana Kensington, bekas rumah Putri Diana di London, untuk pameran Fashion Rules pada tahun 2016. Saat berbicara dengan Forbes pada tahun 2021, Rhodes merenungkan bagaimana rasanya bekerja dengan Putri Diana dan pola pikir praktis yang dimilikinya tentang bagaimana segala sesuatunya harus sesuai.

Gaun yang dikenakan Putri Diana pada jamuan kenegaraan di Kyoto, Jepang, tahun 1986, di pameran busana Kerajaan Fashion Rules di Istana Kensington, yang dibuka besok di pusat kota London.

"Ia selalu memeriksa apakah gaunnya tidak terlalu berani atau tidak sopan. Terutama roknya saat ia keluar dari mobil. Ia berkata bahwa para fotografer akan selalu ada di sana untuk mendapatkan sudut yang salah!" Sang desainer mengatakan kepada outlet tersebut, seraya menambahkan bahwa sang putri tidak perlu melakukan banyak hal untuk membuat busananya menonjol.

"Dia begitu alami dan cantik sehingga mutiara sederhana tampak luar biasa!" Rhodes menambahkan tentang aksesori yang disukai Diana.

Pilihan Editor: Di Coachella 2024, Suki Waterhouse Umumkan Jenis Kelamin Anak Pertamanya

PEOPLE 

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."