5 Fakta Fatmawati Soekarno, Bukan Cuma Penjahit Bendera Pusaka

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Fatmawati Soekarno, Kemendikbud

Fatmawati Soekarno, Kemendikbud

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Sepekan lagi kita akan merayakan ulang tahun ke-79 kemerdekaan Indonesia, tanah air tercinta. Perayaan tersebut salah satu momen yang tepat untuk mengenang perjuangan tokoh bangsa termasuk Fatmawati Soekarno.

Fatmawati merupakan istri dari Soekarno atau Bung Karno. Dia adalah penjahit bendera merah putih yang dikibarkan saat pembacaan teks proklamasi pada 17 Agustus 1945. Tapi bukan itu saja, ada sederet fakta menarik sosok Fatmawati Soekarno yang perlu diketahui.

1. Profil

Fatmawati lahir pada 5 Februari 1923 di Bengkulu. Melansir dari situs resmi PP Muhammadiyah, muhammadiyah.or.id, Fatmawati dibesarkan di lingkungan organisasi Islam Muhammadiyah. Ayah dan ibunya, Hasanudin-Siti Jubaidah, aktif di organisasi tersebut. Mereka dikenal sebagai aktivis yang militan.

Siti Jubaidah aktif di organisasi perempuan Muhammadiyah, Aisyiyah, untuk mengajar baca tulis. Hassandin maupun Siti Jubaidah telah menjabat sebagai konsul Muhammadiyah dan Aisyiyah. Berkat kedua orang tuanya, Fatmawati ketika remaja selalu dilibatkan dalam konferensi Muhammadiyah yang digelar setiap tahun untuk sekadar menyanyi atau membaca Alquran.

2. Fatmawati Hamil Tua saat Menjahit Bendera Pusaka

Bendera pusaka yang terbuat dari katun Jepang itu dijahit Fatmawati dalam kondisi hamil tua pada Agustus 1945. Kala itu, dia dan Presden Soekarno menanti kelahiran Guntur Soekarnoputra. Kain katun itu pada mulanya diberikan perwira Jepang untuk dijadikan baju anak atas perintah Kepala Bagian Propaganda Gunseikanbu.

3. Peduli dengan Penderita TBC

Fatmawati juga memiliki kepedulian yang tinggi pada perlindungan perempuan dan anak di Tanah Air. Sejarawan Asvi Warman Adam mengatakan sebagai Ibu Negara, Fatmawati sering blusukan ke berbagai tempat dan sangat prihatin dengan anak-anak kecil yang ditemuinya saat itu menderita TBC.

Dari situ, Fatmawati berpikiran bahwa perlu ada satu tempat untuk menampung dan merawat anak-anak yang menderita TBC itu.

Saat itu, Indonesia belum memiliki rumah sakit khusus untuk menangani penderita TBC. Dari situ, Fatmawati terpanggil untuk membuat rumah sakit yang berawal dari Yayasan Ibu Soekarno, yang kemudian melakukan lelang kopiah dan pakaian Bung Karno pada Tahun 1953.

Dari hasil lelang kopiah tersebut terkumpul dana Rp250.000 dan pada akhir 1953 total sumbangan mencapai Rp28 juta.

Dana itu yang digunakan untuk membangun rumah sakit Ibu Soekarno (saat ini bernama RSUP Fatmawati) yang berada di Cilandak, Jakarta Selatan. Rumah sakit itu tidak hanya untuk anak-anak, tetapi juga untuk orang dewasa. Bukan hanya untuk yang menderita penyakit paru-paru, melainkan juga untuk menangani pasien yang patah tulang.

4. Punya Bakat Seni

Sejarawan Asvi mencatat sejak kecil Fatmawati sudah memiliki bakat seni. Selain piawai dalam membaca Alquran dan menyanyi, Fatmawati juga berperan dalam sandiwara yang dibuat oleh Bung Karno saat menjalani pengungsian di Bengkulu.

Tak hanya itu, Fatmawati juga piawai dalam memainkan alat musik, seperti piano dan mandolin, menari, serta menciptakan lagu. Bakat tersebut kemudian diketahui bersama menurun pada anak-anaknya.

Dalam kesehariannya, Fatmawati kerap menggunakan baju kebaya yang tidak hanya berasal dari Sumatera dan Jawa saja, tetapi juga menggunakan pakaian adat Bugis, yakni baju bodo dari Sulawesi Selatan. Fatmawati mulai memopulerkan penggunaan baju tersebut pada era 1960-an. Fuchsia salah satu warna favoritnya.

5. Wafat pada 1980

Fatmawati meninggal akibat serangan jantung sepulang umrah saat transit di Kuala Lumpur pada 14 Mei 1980 dan dimakamkan di TPU Karet Bivak, Jakarta.

Fatmawati ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional melalui Keppres No 118/TH/2000 pada era Presiden Abdurrahman Wahid.

Pada tahun 2023, rumah Fatmawati yang terletak di Jalan Sriwijaya Raya Nomor 26 Kelurahan Selong, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, juga ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Surat Keputusan Gubernur DKI Nomor 1207 Tahun 2022 yang ditandatangani pada 27 Desember 2022.

Selain di Jakarta, Fatmawati juga memiliki rumah asli di kota kelahirannya di Bengkulu yang berada di tempat yang saat ini sudah menjadi kantor BNI Cabang Utama Bengkulu. Rumah itu lokasinya berada tak jauh dari Museum Fatmawati Soekarno.

Pilihan Editor: Mengenal Sosok Ardelia Muthia Zahwa, Pembawa Bendera Merah Putih

ANTARA | TEMPO | BANGKIT ADHI WIGUNA 

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."