Mengenal Primbon Jawa, Neptu, dan Weton yang Tidak Asing Bagi Masyarakat Jawa

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rezki Alvionitasari

google-image
Ilustrasi kitab Primbon Jawa. Foto: Freepik.

Ilustrasi kitab Primbon Jawa. Foto: Freepik.

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Primbon merupakan salah satu kebudayaan masyarakat di daerah Jawa. Primbon Jawa kerap dijadikan acuan dalam menjalani kehidupan, termasuk saat masyarakat merencanakan momen bersejarah. Misalnya, penentuan tanggal pernikahan.

Selain primbon Jawa, kita juga mendengar istilah neptu dan weton. Yuk kita gali arti dan makna dari istilah-istilah yang tak asing bagi masyarakat Jawa tersebut!

Apa Itu Primbon Jawa? 

Primbon adalah konsultasi mengenai horoskop dengan mengunakan astrologi Jawa. Dikutip dari laman Primbon.com, primbon didasarkan pada perhitungan weton Jawa, yang menggabungkan unsur-unsur astrologi dan kepercayaan lokal. 

Primbon bertujuan untuk memberikan wawasan tentang berbagai aspek kehidupan manusia. Mulai dari perilaku, watak, jodoh, tata letak, arah, hingga hari yang menguntungkan atau tidak. Primbon mencoba memberikan panduan bagi individu dalam menjalani kehidupan mereka.

Sebagai bagian dari warisan budaya leluhur, primbon telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa. Adat kebiasaan ini turun-temurun dilestarikan dan dihormati, karena dipercayai mampu menata keharmonisan antara manusia dengan alam. Tujuan utamanya adalah untuk memperoleh keselamatan, kebahagiaan, keberuntungan, dan kesuksesan dalam segala aktivitas kehidupan manusia.

Bagi banyak orang, primbon bukan sekadar alat untuk meramalkan masa depan, tapi juga sebagai panduan spiritual yang membantu mereka menjalani hidup dengan bijak dan penuh kesadaran. Konsep-konsep seperti keselamatan, kebahagiaan, dan kesuksesan tidak hanya dianggap sebagai tujuan dalam kehidupan, tapi juga sebagai proses yang harus dijalani dengan penuh kesadaran dan kepatuhan terhadap nilai-nilai spiritual.

Seiring dengan perkembangan zaman, penggunaan primbon juga telah meluas di luar masyarakat Jawa, bahkan di luar negeri. Banyak orang yang tertarik untuk mempelajari dan menggunakan primbon sebagai alat untuk memahami diri mereka sendiri dan mengatasi berbagai tantangan dalam kehidupan. 

Hal ini menunjukkan bahwa nilai-nilai dan kebijaksanaan yang terkandung dalam primbon memiliki daya tarik universal yang dapat dinikmati oleh siapa pun, tanpa memandang latar belakang budaya atau agama.

Namun demikian, penting untuk diingat bahwa primbon hanyalah salah satu dari banyak cara untuk memahami dan menghadapi kehidupan. Meskipun dapat memberikan panduan dan wawasan yang berharga, keputusan akhir tetap ada di tangan individu. Yang terpenting adalah menjalani hidup dengan penuh kesadaran, integritas, dan ketulusan hati, serta selalu berserah diri kepada kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa.

Apa Itu Weton?

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), weton Jawa adalah hari lahir seseorang dengan pasarannya, yang meliputi Legi, Paing, Pon, Wage, serta Kliwon. Dalam bahasa Jawa sendiri, istilah weton ini memiliki arti sebagai hari kelahiran. 

Perhitungan untuk kalender Jawa weton ini sesuai dengan weton atau hari lahir seseorang yang berdasarkan pakem atau aturan Jawa. Dalam kalender Jawa, terdapat 7 hari dalam seminggu yang memiliki 5 hari pasaran Jawa, yaitu Legi, Paing, Pon, Wage, serta Kliwon. Siklus 5 hari pasaran ini disebut juga dengan pancawara atau Hari Jawa.

Perhitungan kalender Jawa itu menggabungkan siklus 5 hari pasaran dan siklus 7 hari biasa pada kalender masehi. Sehingga, tercipta kombinasi Hari Jawa dan Masehi, seperti Senin Pahing, Selasa Legi, Jumat Kliwon, dan Sabtu Pon.

Apa Itu Neptu? 

Dikutip dari intisari.grid.id, neptu artinya nilai tertentu dari masing-masing hari (tujuh hari dalam seminggu) maupun nilai dari hari pasaran Jawa (lima hari dalam sepekan).

Primbon Jawa sudah menetapkan nilai neptu dari masing-masing hari dan pasaran Jawa tersebut. Kemudian, nilai yang didapat dari penjumlahan nilai neptu hari dengan nilai neptu Jawa, didapatkan weton.

Fungsi Weton dan Neptu dalam Hitungan Jawa

Dalam kebudayaan Jawa, weton tidak hanya memiliki arti sebagai hari lahir saja. Dalam perhitungan tertentu, weton memiliki makna lain dan kerap menjadi ramalan masa depan. Bahkan, masyarakat Jawa juga percaya terdapat fungsi khusus dalam weton yang berkaitan erat dengan spiritual. Berikut beberapa fungsi weton yang sudah tak asing lagi bagi masyarakat suku Jawa.

Fungsi weton yang pertama adalah untuk membantu menentukan hari pernikahan. Pada umumnya, masyarakat Jawa akan menghitung tanggal weton mereka sebelum menikah. Hal ini untuk menentukan tanggal baik dari acara tersebut dan melihat kecocokan pasangan.

Weton berfungsi untuk menentukan hari puasa weton. Hal ini terjadi karena masyarakat Jawa percaya jika ada weton yang diulang, maka lebih baik orang itu melakukan puasa. Puasa weton ini sebaiknya dilakukan setiap hari kelahirannya, misalnya dia lahir pada Sabtu Pahing, maka baiknya dia berpuasa setiap Sabtu Pahing.

Beberapa masyarakat Jawa masih percaya jika weton dapat menentukan nasib seseorang. Oleh karena itu terdapat beberapa larangan yang harus dihindari. Misalnya orang yang memiliki weton Minggu Kliwon tidak boleh menikah dengan orang yang wetonnya Senin Kliwon karena dipercaya akan memberikan dampak buruk pada pernikahannya.

Weton juga memiliki fungsi untuk menentukan hal penting bagi seseorang. Selain hari pernikahan, perhitungan weton dapat dilakukan untuk membangun rumah, pindah rumah, hingga keluar dari rumah sakit.

Fungsi weton yang terakhir adalah menentukan watak seseorang. Masyarakat Jawa percaya jika weton akan mempengaruhi watak seseorang. Untuk mengetahui hal tersebut, seseorang dapat mempelajari secara penuh perputaran kalender tradisional pada hari lahirnya.

Cara Menghitung Weton

Perhitungan weton menjadi salah satu hal yang penting bagi masyarakat Jawa. Hal ini karena mereka mempercayai jika weton akan memberikan ramalan atas nasib seseorang di masa depan. Adapun cara menghitung weton adalah sebagai berikut.

Daftar Neptu Hari:

  • Minggu: 5
  • Senin: 4
  • Selasa: 3
  • Rabu: 7 
  • Kamis: 8
  • Jumat: 6
  • Sabtu: 9

Daftar Hari Pasaran:

  • Legi: 5
  • Pahing: 9
  • Pon: 7
  • Wage: 4
  • Kliwon: 8

Tabel diatas dapat menjadi panduan guna mengetahui neptu dari seseorang yang akan menikah sesuai dengan kalender Jawa. Adapun cara menghitung weton adalah sebagai berikut.

Ketahui neptu dari kedua pasangan yang akan menikah:

Jumlahkan neptu masing-masing berdasarkan hari lahirnya. Misalnya, pria lahir pada Jumat Kliwon, maka 6 +8 = 14. Perempuan lahir pada Rabu Legi, maka wetonnya 7 + 5 = 12.

Lalu, tambahkan kedua weton pasangan tersebut. Maka, 14 + 12 = 16.

Itulah rangkuman penjelasan mengenai pengertian primbon Jawa, weton, neptu, fungsi weton, dan cara menghitungnya. Semoga bermanfaat!

Pilihan Editor: 10 Arti Mimpi Dikejar Orang, Bisa Jadi Tanda Baik dan Buruk

RADEN PUTRI | ANDIKA DWI | PRIMBON | INTISARI

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."