Industri Parfum Indonesia Terus Bertumbuh, Dua Jenis Wewangian Ini Diminati

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi wanita menyemprotkan parfum di pergelangan tangan. Foto: Freepik.com/Lifestylememory

Ilustrasi wanita menyemprotkan parfum di pergelangan tangan. Foto: Freepik.com/Lifestylememory

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Industri parfum di Indonesia terus bertumbuh. Salah satu indikasinya dari jenama parfum lokal bermunculan mengikuti tingginya permintaan pasar selama tiga tahun belakangan. Hal itu juga terlihat dari laporan Insight Factory by Soco bertajuk "Beauty Consumer Behavior and Trend Report", generasi Z (1995-2010) berperan besar dalam meningkatnya pembelian parfum.

Sepanjang 2023, parfum salah satu produk kecantikan yang diminati. Ada peningkatan sebesar 304 persen gen Z membeli parfum ketimbang gen milenial (1980-1994) yang mencapai 160 persen.

Seiring dengan peningkatan penjualan produk parfum di Tanah Air, lantas aroma wewangian seperti apa yang banyak dicari saat ini? Menurut VP Data Management & Business Intelligence Social Bella, Amanda Melissa, produk parfum sekarang tidak hanya mengandalkan wangi. Produk parfum kekinian menonjolkan imajinasi dan bisa dilapisi aroma lain.

"Yang dijual produk parfum sekarang tidak cuma wangi, tapi juga 'menonjolkan' imajinasi. Ada parfum yang aromanya seperti tidak ada apa-apa, misalnya smells like nothing. Ada juga parfum yang aromanya seperti fresh laundry," ucap Amanda di Jakarta pada Rabu, 7 Agustus 2024.

Kemudian Amanda memaparkan meski belum banyak pemainnya, sejumlah jenama parfum lokal mulai menawarkan parfum yang bisa di-layering.

"Parfum yang ditawarkan tidak cuma satu, ada dua supaya bisa kombinasi dengan wangi khas. Dan pemakai bisa mengkombinasikan sesuai aroma yang diinginkan," ujarnya.

Dan menurut Co-Founder & CEO Social Bella, Christopher Madiam, saat ini orang-orang memilih parfum karena keunikan dan fungsional, bukan lagi patokan pakai merek tertentu alias brandcentric.

"Dulu orang beli parfum brandcentric, karena brand tertentu. Sekarang pembeli melihat ke fungsional, keunikan, dan memori. Dan pertumbuhan merek parfum lokal sangat pesat didukung ekositem lebih kuat,"  ucap Christopher.

Dia juga menekankan pertumbuhan produk parfum tak lepas dari penjualan luring atau offline. Mengingat kebanyakan pelanggan ingin mencium aroma terlebih dahulu sebelum memilih wewangian yang diinginkan. Setelah mendapatkan produk yang cocok, mereka mungkin saja membeli lagi via  online.

Pilihan Editor: Tips Meracik Parfum untuk Pemula, Jangan Lupa Mencatat usai Mencium Aroma

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."