CANTIKA.COM, Jakarta - ArtJog, pameran dan pasar seni rupa kontemporer tahunan yang diselenggarakan di Jogja National Museum sejak 28 Juni 2024 masih dipadati pengunjung. Event ini akan berakhir pekan depan, 1 September 2024.
Event yang mengusung tema Motif: Ramalan itu masih diwarnai berbagai gelaran pendukung yang terbukti sukses menjadi daya tarik pengunjung hingga akhir pekan ini. Ajang itu tak hanya menyajikan pameran karya seni namun juga memberi ruang interaksi lain bagi pengunjung dengan event-event di dalamnya.
Salah satunya pertunjukkan seniman Didik Nini Thowok dalam merepresentasikan karya Empat Puluh Malam dan Satunya Hujan ke hadapan ratusan pengunjung pada Kamis petang, 22 Agustus 2024.
Karya ini merupakan alih wahana dari buku tafsir dan terjemahan Serat Centhini, karya penting dalam sastra Jawa dari abad ke-19, yang dilakukan seniman Elizabeth D. Inandiak dan diterbitkan 2002.
Karya Sastra Jawa Baru
Serat Centhini atau juga disebut Suluk Tambanglaras atau Suluk Tambangraras-Amongraga, merupakan satu karya sastra terbesar dalam kesusastraan Jawa Baru. Serat Centhini bak himpunan segala macam ilmu pengetahuan dan kebudayaan Jawa, melestarikannya agar tak punah sepanjang waktu.
Aksi Didik Nini Thowok bersama Elizabeth D. Inandiak (narator), Anon Suneko (komposer), dan Sarah Diorita (performer) malam itu, sukses memadukan pertunjukan wayang golek diiringi lantunan tembang dari beberapa pupuh kisah tersebut lewat gerakan tari nan ekspresif.
Penonton seolah diajak melihat kembali Amongraga dan Tambangraras di sepanjang malam itu secara interpretatif dan kontemplatif.
Sebelum pertunjukan Didik Nini Thowok, sejumlah artis dan seniman seperti Nicholas Saputra, Happy Salma, dan Iwan Yusuf nenghadirkan presentasi karya kolaborasi instalasi mix-media yang juga diwarnai sentuhan hasil karya almarhum Gunawan Maryanto. Karya instalasi ini juga terinspirasi Empat Puluh Malam dan Satunya Hujan.
“Presentasi karya ini upaya kami memperkenalkan lebih dalam karya penting sastra Jawa Serat Centhini secara visual berupa instalasi ranjang dan kelambu," kata Nicholas Saputra.
Tarian Rianto
Tak cukup itu, ArtJog juga akan menampilkan aksi Rianto, seniman tari dan koreografer yang berbasis di Jepang, akhir pekan ini akan menampilkan sebuah pertunjukan tari bertajuk Sastra Jiwangga - Perjalanan Tubuh Jawa.
Rianto, dalam setiap penampilannya, selalu berusaha mengungkap relasi antara tubuh religius, sosial, politik, dan tradisional. Kali ini bersama iringan instrumen perkusi Cahwati Sugiarto, seorang musisi dan penari asal Solo, dia mencoba menelusuri kembali akar kata yang mendasari Lengger, yaitu menyadari dan mengingat (elinga ngger).
Pertunjukan Sastra Jiwangga - Perjalanan Tubuh Jawa dua kali dipentaskan di Panggung ArtJog pada Sabtu dan Minggu, 24 dan 25 Agustus 2024 pukul 20.00 WIB.
Panggung untuk Karya Seni
CEO dan Founder ArtJog, Heri Pemad menuturkan, setiap tahunnya event seni itu selalu berusaha menyediakan ruang bagi pertumbuhan dan perkembangan seni di Indonesia. Bukan hanya dalam ranah seni rupa, tapi juga bentuk kesenian yang lain.
“Dari tahun ke tahun ArtJog berupaya menjadi ajang bagi seniman rupa dan juga seniman panggung untuk menampilkan hasil karyanya ke hadapan para pengunjung yang juga memiliki kecintaan tinggi dengan seni," kata dia.
Panitia penyelenggara event itu, Renitasari Adrian, menuturkan, ArtJog membuka kesempatan pengunjung bisa berinteraksi langsung dengan para seniman, memahami proses kreatif, dan mendengar langsung cerita di balik karya-karya mereka.
"Kegiatan ini diharapkan dapat menginspirasi dan memperkaya wawasan budaya penonton, sehingga dapat mendorong kreativitas para seniman muda dan memperkuat ekosistem seni di Indonesia,” tuturnya.
Pilihan Editor: Ada Festival Seribu Candi di Prambanan Akhir Pekan Ini
PRIBADI WICAKSONO
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika