Perlukah Pakai Sarung Tangan Perlindungan UV saat Manicure?

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi menggunakan pengering cat kuku. Freepik.com

Ilustrasi menggunakan pengering cat kuku. Freepik.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Menurut penelitian, ada risiko karsinogenik dari paparan sinar ultraviolet (UV) yang digunakan saat perawatan manicure. Jenis lampu yang digunakan mengandung sinar Ultraviolet A atau UVA yang bisa mengakibatkan penuaan kulit secara dini dan berpotensi meningkatkan risiko pengembangan melanoma. Maka dari itu, sejumlah perempuan memilih memakai sarung tangan perlndungan UV selama perawatan manicure. Lalu timbul pertanyaan, seberapa perlu pakai sarung tangan perlindungan UV? Mari kita telusuri sejenak dari pandangan para dokter kulit.

Apa itu sarung tangan perlindungan UV?

Sarung tangan perlindungan UV bukan produk baru di dunia kecantikan. Biasanya digunakan selama kegiatan di luar seperti memancing dan berkebun. Sarung tangan perlindungan UV menutupi sebagian besar tangan dan pergelangan tangan, tetapi meninggalkan akses ke jari dan ujung jari untuk kemudahan bergerak.

Sarung tangan perlindungan UV biasanya dibuat dari kain seperti nilon atau poliester dan dilengkapi berbagai peringkat UPF (Ultraviolet Protection Factor), yang mengukur seberapa banyak material memblokir sinar UVA dan UVB.

Namun perlu diingat, meski mengenakan sarung tangan ini, beberapa kulit masih akan terkena lampu UV, terutama area di sekitar kuku itu sendiri. Untuk mengatasi hal ini, banyak orang menerapkan tabir surya di seluruh tangan mereka sebelum mengenakan sarung tangan mereka.

"Jika Anda memilih untuk menggunakan tabir surya, fokuslah pada tabir surya berbasis zinc yang tinggi untuk perlindungan terbaik," ucap dokter kulit bersertifikat Erum Ilyas.

Manfaat sarung tangan perlindungan UV

Manfaat paling penting dari sarung tangan perlindungan UV adalah membantu menyembunyikan kulit dan menyerap sinar dari cahaya UV. Selain itu, dengan pemakaian sarung tangan ini berpotensi mengurangi tanda-tanda penuaan dini.

Sarung tangan UV juga dapat membuat pengalaman manicure lebih nyaman bagi sebagian orang.

"Dalam beberapa kasus, klien mungkin memiliki sensitivitas yang ekstrem terhadap cahaya, dalam hal ini saya akan menyarankan agar mereka menggunakan sarung tangan selama perawatan bila perlu," jelas Arnold.

Haruskah memakai sarung tangan perlindungan UV setiap manicure gel?

Memilih memakai atau tidak sarung tangan perlindungan UV setiap manicure tergantung pada pilihan pribadi, tetapi ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan saat membuat keputusan. Jika Anda melakukan manikur gel secara rutin setiap beberapa minggu, paparan kumulatif dapat berkontribusi pada kerusakan akibat sinar matahari dan penuaan dini, jadi ada baiknya memakai sarung tangan perlindungan UV.

Selain itu, jenis kulit cerah berisiko lebih tinggi untuk risiko kanker kulit dan kerusakan akibat sinar matahari karena paparan UV, sehingga mereka bisa mempertimbangkan memakai sarung tangan perlindungan UV.

Meskipun sarung tangan perlindungan UV memberikan manfaat yang jelas seperti melindungi kulit dari sinar UV dan berpotensi mengurangi penampilan garis-garis halus serta kerutan, sarung tangan tersebut berperan kecil dalam melindungi kesehatan kulit Anda secara keseluruhan.

"Sarung tangan perlindungan UV akan membantu memblokir sinar UV di tangan Anda, namun, jika Anda berada di bawah lampu untuk waktu yang singkat, itu tidak akan membuat perbedaan besar," kata dokter kult bersertifikat Sheila Farhang.

Jadi, penggunaan sarung tangan perlindungan UV saat manicure tergantung dari intensitas dan lamanya perawatan. Pemakaian tabir surya atau sunscreen menjadi langkah wajib yang tak boleh dilupakan.

Pilihan Editor: Cara Menghapus Cat Kuku Gel di Rumah, Menurut Pakar Manikur

BYRDIE

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."