Sejarah Dasi dari Masa ke Masa, Bisa jadi Aksesori Busana untuk Perempuan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Perkembangan dasi dari masa ke masa/Foto: Freepik

Perkembangan dasi dari masa ke masa/Foto: Freepik

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Apa yang pertama kali ada di benakmu saat melihat seorang pria memakai dasi? Parlente dan keren? Pasti profesinya manajer atau CEO atau kalau zaman dulu fashion dengan simbol tertentu menandakan dari kaum aristokrat cum bangsawan. Seperti diketahui jika saat ini dasi berfungsi sebagai aksesori yang sekejab bisa mengubah penampilan seseorang, dari pakaian kasual menjadi pakaian formal dan dipakai di ruang-ruang tersendiri. 

Namun jika melihat sejarah dasi, ternyata kain yang dililitkan di leher tersebut bukan sekadar aksesori dan pelengkap fashion.  Tahukah kamu siapa yang menemukan dasi? 

Asal usul dasi umumnya dikaitkan dengan seragam yang dikenakan oleh orang Kroasia - atau Hravat, dalam bahasa Serbia - selama Perang Tiga Puluh Tahun di abad ke-17 (1618-1648). Para tentara bayaran ini terkenal mengenakan jubah panjang, topi bulu, dan yang paling terkenal adalah syal yang diikatkan di leher.

Di masanya, syal sangat dikagumi dan dengan cepat digunakan kembali oleh orang Prancis, yang mengganti nama aksesori tersebut menjadi dasi dan membawanya ke masyarakat kelas atas.

Terpesona dengan tampilan yang nyaman dan penuh gaya, Raja Louis XIV muda dari Prancis menyukai gaya ini dibandingkan kerah acak-acakan yang popular, ia menamainya dengan "La Cravate," diambil dari nama orang Kroasia yang menemukan dan masih menjadi kata Prancis.

Aksesori ini menjadi populer dan dengan cepat melintasi Selat Inggris. Raja menjadikan dasi sebagai aksesori wajib di pertemuan kerajaan. Ketika raja dan bangsawan lainnya mengenakan dasi, tren fashion baru ini menyebar luas di seluruh Eropa.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."