Apa Perbedaaan Intoleransi Laktosa dan Alergi Susu?

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi minum susu/Danone

Ilustrasi minum susu/Danone

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Merujuk data Asia Pacific Journal of Clinical Nutrition (APJCN), bahwa prevalensi intoleransi laktosa pada anak Indonesia usia 3-5 tahun sebesar 21,3 persen; sedangkan kelompok usia 6-11 tahun sebanyak 57,8 persen. Berdasarkan data tersebut, anak dapat terserang intoleransi laktosa. 

Namun, informasi intoleransi laktosa dan alergi susu kerap kali disamakan alias salah pemahaman. Padahal, perbedaan keduanya perlu diketahui, untuk mendukung pemahaman Ibu. Selain itu, penanganan yang tepat dapat membantu supaya tidak menjadi halangan si kecil untuk bertumbuh dan berkembang.

"Intoleransi laktosa adalah ketidakmampuan tubuh dalam menyerap laktosa. Laktosa adalah bagian dari karbohidrat dan merupakan karbohidrat alami yang ada di susu sapi. Jadi setelah masuk, diserap, laktosa akan dipecah. Setelah dipecah, lalu akan diserap dan dalam proses penyerapannya membutuhkan enzim laktase. Pada kondisi intoleransi laktosa, enzim laktasenya tidak bisa membantu dalam proses penyerapan tersebut," ujar Medical Marketing Manager Kalbe Nutritionals, dr. Dewi Virdianti Pangastuti melalui siaran pers, Selasa, 27 Agustus 2024. 

Ia menjelaskan, intoleransi laktosa dibagi menjadi dua, yaitu intoleransi laktosa primer dan sekunder. Intoleransi laktosa primer disebabkan oleh faktor-faktor tertentu yang menyebabkan tidak ada atau berkurangnya produksi enzim laktase. Bisa juga karena bawaan anak tidak memiliki produksi enzim laktase. 

Kondisi tersebut biasanya baru muncul setelah anak memasuki usia remaja. Sedangkan intoleransi laktosa sekunder, sering kali terjadi pada anak-anak, karena dipicu oleh penyakit yang mendahului. Contohnya, pada anak bayi menderita diare dan mengalami kembung, maka usus halusnya tidak bisa memproduksi enzim laktase. 

"Kalau enzim laktasenya tidak ada, maka tidak bisa menyerap laktosa dalam susu dengan baik. Anak pun semakin diare, kembung, dan yang lain-lain. Juga bisa terjadi pada bayi, misalnya bayi prematur yang sistem pencernaannya belum sempurna, maka enzim laktasenya belum berproduksi dengan baik," tutur dr. Dewi Virdianti.

Ilustrasi Anak Minum Susu/Istimewa

Intoleransi Laktosa dan Alergi Susu Sapi Memiliki Gejala Serupa

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."