Anak Pulang Sekolah, Ajukan 6 Pertanyaan Berikut untuk Memperkuat Bonding

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi orang tua bicara dengan anak. Shutterstock

Ilustrasi orang tua bicara dengan anak. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Ketika anak pulang sekolah, mereka memiliki banyak pengalaman yang ingin mereka bagikan. Orang tua memiliki kesempatan ini untuk terlibat dengan anak tentang hari-hari mereka. Mengajukan pertanyaan yang tepat tidak hanya membantu orang tua tetap terhubung dengan pengalaman anak, tetapi juga menciptakan ruang untuk komunikasi yang aman dan ikatan emosional.

Berikut adalah 6 pertanyaan yang bisa diajukan sehabis anak pulang sekolah.

1. Apa pengalaman terbaik kamu hari ini?

Bertanya kepada anak tentang bagian terbaik dari hari mereka dapat segera mengalihkan percakapan ke sesuatu yang positif. Pertanyaan ini membantu anak-anak merenungkan apa yang paling mereka nikmati, apakah itu kegiatan yang menyenangkan, subjek yang mereka unggul, atau interaksi yang menyenangkan dengan seorang teman.

Membahas peristiwa positif dapat meningkatkan suasana hati dan membangun rasa terima kasih, yang penting untuk mengembangkan pola pikir positif pada anak

2. Tindakan baik apa yang paling menarik perhatian kamu hari ini?

Pertanyaan ini mendorong anak-anak untuk mengamati dan menghargai tindakan kebaikan di sekitar mereka. Berfokus pada kebaikan yang mereka saksikan, bisa membuat anak menjadi lebih sadar akan perilaku positif di lingkungan merek.

Membahas tindakan kebaikan dapat meningkatkan empati dan perilaku prososial pada anak, juga membuat mereka lebih mungkin untuk terlibat dalam tindakan baik sendiri.

3. Apa yang ingin kamu lakukan berbeda di hari ini?

Mendorong anak-anak untuk memikirkan apa yang ingin mereka ubah atau lakukan secara berbeda membantu mereka mengembangkan keterampilan refleksi diri dan pemecahan masalah. Pertanyaan ini memungkinkan anak untuk mempertimbangkan bagaimana mereka dapat meningkatkan tindakan atau keputusan di masa depan.

Refleksi diri membantu anak belajar dari pengalaman dan menumbuhkan pola pikir pertumbuhan, di mana mereka melihat tantangan sebagai peluang untuk belajar daripada kegagalan.

4. Hal paling keren yang kamu lihat atau lakukan hari ini?

Anak-anak sering mengalami momen kekaguman atau kegembiraan selama di sekolah. Bertanya tentang hal paling keren yang mereka lihat atau lakukan memungkinkan mereka untuk berbagi momen-momen itu dengan Anda, membuat mereka merasa dihargai dan dipahami.

Berbagi pengalaman yang menarik dengan orang lain dapat meningkatkan perasaan bahagia dan memperkuat ikatan sosial, terutama antara orang tua dan anak.

5. Siapa yang membuat kamu tertawa hari ini?

Tertawa adalah bagian penting dari hari seorang anak, berkontribusi pada kesejahteraan dan kebahagiaan mereka secara keseluruhan. Bertanya tentang apa yang membuat mereka tertawa membantu menyoroti momen-momen menyenangkan di zaman mereka dan juga dapat memberi Anda wawasan tentang interaksi sosial anak.

Memahami siapa atau apa yang membuat anak tertawa juga dapat memberikan informasi tentang persahabatan dan selera humor mereka. Juga, jangan lupa untuk bertanya, apa yang membuat mereka sedih hari itu. Terkadang itu terjadi sehingga anak mungkin tidak secara aktif mengekspresikan

6. Apa harapan kamu untuk esok hari?

Berfokus pada masa depan dan apa yang membuat anak bersemangat dapat membantu mereka mengakhiri hari dengan nada positif. Pertanyaan ini mendorong anak untuk memikirkan acara atau kegiatan mendatang dengan antusias. Menetapkan harapan positif untuk masa depan membantu anak tetap termotivasi dan terlibat dalam kegiatan sehari-hari mereka.

Itulah sejumlah pertanyaan yang sebaiknya diajukan usai anak pulang sekolah.

Pilihan Editor: 5 Penyebab Anak Tidak Mau Mendengar Orang Tua

TIMES OF INDIA

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."