Siapa Desainer Kondang di Balik Pakaian Paus Fransiskus?

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rezki Alvionitasari

google-image
Filippo Sorcinelli, desainer pakaian Paus Fransiskus asal Italia. Foto: Instagram/@filippo_sorcinelli.

Filippo Sorcinelli, desainer pakaian Paus Fransiskus asal Italia. Foto: Instagram/@filippo_sorcinelli.

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Paus Fransiskus memimpin misa di komplek Gelora Bung Karno (GBK) dan Stadion Madya pada sore mengancik petang hari ini, Kamis, 5 September 2024.

Ayah Rohani itu memimpin ibadah umat Katolik menggunakan bahasa Italia. Terlepas dari antusiasme umat Katolik, ternyata Paus Fransiskus memiliki desainer profesional untuk deretan pakaian yang digunakannya.

Melansir dari Bluewin, Filippo Sorcinelli terdaftar sebagai perancang busana di bidang desain gerejawi. Sepak terjangnya dimulai di tahun 2001, saat ia mendirikan label LAVS untuk produksi busana dan aksesori sakral untuk liturgi Katolik.

Desainer asal Italia itu tak hanya menjual kasula, penutup kepala, lencana, hingga kitab suci. Semua hasil rancangannya dapat dilihat di toko-toko di Roma, Mondolfo, dan Santarcangelo dekat lokasi studionya.

Awalnya, Sorcinelli datang ke Roma untuk belajar organ di Institut Kepausan Musik Sakral. Namun, seorang teman memintanya untuk membuat busana untuk penahbisannya menjadi imam.

Debutnya merancang desain gerejawi dimulai tahun 2008 ketika ia membuat busana pertamanya untuk mendiang Paus Emeritus Benediktus XVI. Hasil karyanya berlanjut  tahun 2013 di mana desainer berusia 49 tahun itu kembali dipercaya mendesain pakaian Paus Fransiskus pada misa pelantikannya. 

Filippo Sorcinelli, desainer pakaian Paus Fransiskus asal Italia. Foto: Instagram/@filippo_sorcinelli.

Merangkum Dailymail, Filippo Sorcinelli telah membuat lebih dari 50 pakaian khusus almarhum Paus Emeritus Benediktus XVI dan 20 baju Paus Fransiskus yang saat ini tengah berada di Indonesia.Dia menghabiskan waktu kurang dari 1.000 jam untuk mengerjakan beberapa jubah paus. Artinya, ia telah merancang total 70 busana kepausan.

Dia mengatakan harga untuk tiap busana itu dibanderol seharga 1.000 hingga 7.000 Euro, atau mulai dari Rp 17 juta. Desainer rancangan Sorcinelli dianggap kontroversial karena dianggap memberdayakan komunitas LGBT. 

Ia juga mengaku tak berhubungan langsung dengan Paus Ketika membuat busana untuk pemimpin tertinggi umat Katolik di dunia tersebut, karena menekuni pekerjaannya secara kebetulan.

"Saya tidak memiliki kontak langsung dengan Paus," kata Sorcinelli dalam sebuah wawancara dengan majalah Tages-Anzeiger.

Dalam percakapannya dengan DW News yang diunggah ke platform YouTube November 2023 silam, Sorcinelli menjelaskan tempat ibadah Katolik harus terbuka terhadap semua umat.

"Gereja harus ramah, tidak boleh menghindar dari apapun, dan terbuka terhadap semua aspek masyarakat kita. Gereja harus menghadapi segala sesuatu tanpa rasa takut karena itu juga merupakan bagian dari pesan Kristiani," tambahnya.

Proses pembuatan baju Paus Fransiskus

Sorcinelli menyebutkan seniman Michelangelo Merisi da Caravaggio telah menemukan keseimbangan antara aturan gereja dan kreativitas. Menurut perancang busana itu, aturan-aturan tertentu merupakan sifat alamiah.

 "Ini adalah bagian dari liturgi. Liturgi terdiri dari aturan-aturan dan aturan-aturan ini harus dipatuhi dengan benar. Namun, semua ini tidak membatasi kreativitas seniman," ungkapnya.

Ia harus menyerahkan ide-idenya dan busananya kepada sebuah komisi di Kantor Paus untuk Perayaan Liturgi. Nantinya, tim akan Paus memberinya ukuran, setelah itu busana tersebut harus menjalani prosedur dibolak-balik beberapa kali. "Prosesnya memang sedikit rumit, tetapi bukan halangan, karena busananya longgar," kata Sorcinelli.

Presiden Joko Widodo (kanan) saat menenerima kunjungan Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik, Paus Fransiskus di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu, 4 September 2024. TEMPO/Subekti

Meski bukan satu-satunya desainer yang mendadani Paus, menjadi desainer pemimpin tertinggi umat Katolik tentu membuat Sorcinelli merasa bangga. Ia menyebut, gereja harus menghadapi segala perubahan tanpa rasa takut karena merupakan bagian dari pesan Kristiani.

Sorcinelli mengungkapkan, kreasi seniman seperti Caravaggio, Michelangelo dan Leonardo Da Vinci menjadi bukti bahwa "keindahan sebuah karya mengatasi segalanya." Crux sebelumnya melaporkan bahwa sekelompok penjahit dan tukang sepatu yang secara eksklusif melayani Vatikan telah mengadaptasi kegemaran Paus Fransiskus akan pakaian sederhana dan polos.

Preferensi mode Paus Fransiskus telah mengilhami permintaan akan jubah lebih praktis dan nyaman dari para pendeta di seluruh dunia. Seruan menciptakan gereja yang dinamis dan "bergerak" telah diterjemahkan jadi permintaan pakaian keagamaan yang mencerminkan semangat itu, dan tidak lagi dibatasi kain dan hiasan berat.

"Mungkin dulu kami agak berlebihan, dan sekarang perlahan-lahan (mengubahnya)," kata Raniero Mancinelli, penjahit bagi para pendeta dan paus selama beberapa dekade, dalam sebuah wawancara dengan Crux tahun 2017.

Untuk diketahui, Paus selalu jadi penentu tren mode, karena mereka berpengaruh terhadap komunitas yang luas dan pilihan perhiasan, busana mereka sering mengartikan banyak hal tentang misi dan pesan kepausan. Tiga "paus asing" terdahulu, yang bukan dari Italia, mengambil pendekatan unik terhadap gaya kepausan klasik.

Pasalnya, tidak seorang pun dapat mengenakan jubah seperti Paus Yohanes Paulus II, dengan detail gambar-gambar yang memperlihatkan jubah merahnya berkibar tertiup angin, atau sulaman memeluk anak-anak. Potongan busana itu telah meninggalkan kesan abadi pada budaya Kristen dan sekuler.

Sementara Paus Emeritus Benediktus XVI, mengubah pakaian kepausan klasik dan mengantarnya ke milenium baru dengan selera gayanya yang unik.

Sedangkan, preferensi mode  Fransiskus mengilhami permintaan jubah simple dengan seruan menciptakan gereja yang dinamis dan "bergerak" diterjemahkan jadi permintaan pakaian keagamaan yang mencerminkan semangat, serta tidak lagi dibatasi kain dan hiasan berat.

Majalah Esquire bahkan menobatkan Paus Fransiskus sebagai "Pria Berbusana Terbaik Tahun Ini" pada 2013 silam. Pilihan tersebut jelas kontroversial, karena majalah tersebut mengatakan bahwa gaya Paus telah "menandakan era baru (dan bagi banyak orang, harapan baru) bagi Gereja Katolik."

Pilihan Editor: Agenda Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia: Bertemu Tokoh Agama dan Misa Suci di GBK

BLUEWIN | DAILYMAIL | DW NEWS | SAHABAT CANTIKA 

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."