5 Tips Beralih dari Karyawan Menjadi Pengusaha

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rezki Alvionitasari

google-image
Ilustrasi pengusaha pemula. Foto: Freepik.com/tirachardz

Ilustrasi pengusaha pemula. Foto: Freepik.com/tirachardz

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Apakah Anda seorang wanita yang mencoba belajar cara menjadi seorang pengusaha? Saatnya bekerja untuk diri sendiri.

Kenyataannya adalah wanita cenderung menyusut jika mereka merasa tidak cukup baik atau cukup berpengalaman untuk berkontribusi penuh di tempat mereka bekerja.

Laurel Rutledge, pembawa acara bincang-bincang radio sekaligus pakar transformasi karier dan kepemimpinan berbagi tips untuk wanita yang ingin beralih dari karyawan menjadi pengusaha. Berikut adalah 5 strategi untuk membuat lompatan itu.

1. Perlakukan orang lain dengan bermartabat dan hormat

Setiap kali Anda memulai kembali usaha, Anda memerlukan dukungan dari orang-orang di sekitar Anda. Untuk bekerja bagi diri sendiri, Anda memerlukan berbagai orang: mentor, pakar subjek, karyawan, klien, dan lain-lain.

Untuk membangun tim ini, perlakukan setiap orang yang Anda temui dengan bermartabat dan hormat yang pantas mereka dapatkan. Melakukan hal itu akan membantu menjadikan usaha baru Anda sukses.

2. Singkirkan label

Sekarang, lebih dari sebelumnya, tampaknya selalu ada sesuatu yang memecah belah kita. Buatlah keputusan untuk berhenti membiarkan label yang diberikan orang lain kepada Anda menentukan jalan Anda.

Jalani peran baru Anda tanpa bergantung pada label lama dan definisikan ulang siapa diri Anda.

3. Bawalah pengalaman Anda

Perusahaan sering kali mempekerjakan Anda untuk pengalaman. Namun, inklusi sejati berarti membawa apa yang telah Anda pelajari ke meja perundingan.

Sebenarnya, banyak organisasi tidak memiliki pengetahuan untuk melakukan ini. Terutama di perusahaan yang sudah lama berdiri dan industri yang lebih tua, mentalitas "kami selalu melakukannya dengan cara ini" masih ada.

Hasilnya? Anda akhirnya merasa frustrasi, mandek, dan tidak dihargai.

Kurangnya kemauan atau kemampuan untuk memasukkan ide dan perspektif yang berbeda akan membuat bisnis mandek. Jadi, bawalah pengalaman Anda ke usaha baru Anda dan gunakan pengalaman orang lain yang bekerja bersama Anda.

4. Tunjukkan diri Anda yang sebenarnya

Jika Anda tidak bisa menjadi diri sendiri saat bekerja untuk diri sendiri, kapan lagi Anda bisa? Namun, ini bisa lebih sulit dari yang Anda kira. 

Hanya karena Anda bekerja sendiri bukan berarti Anda bekerja berdasarkan jati diri Anda. Berusahalah untuk mengeksplorasi dan menampilkan jati diri Anda yang sebenarnya di masa mendatang.

Sadarilah bahwa ini mungkin berarti berubah. Ini dapat mencakup mempelajari hal-hal baru, menyesuaikan sudut pandang Anda saat ini, dan bahkan memulai kembali seiring Anda melangkah maju.

Belajarlah untuk memiliki narasi Anda sendiri dan luangkan waktu untuk memperjelas alasan dan nilai-nilai yang ingin Anda bawa ke bisnis Anda.

5. Bersabarlah

Menciptakan peran baru Anda mungkin memerlukan waktu. Bersabarlah dalam menemukan jalan Anda dan menemukan apa yang benar-benar ingin Anda lakukan.

Bersedialah untuk terus belajar dan melakukan pekerjaan yang akan membawa Anda ke sana. Selain itu, atasi apa yang menghalangi Anda, baik keyakinan Anda sendiri yang membatasi atau pengaruh orang lain.

Yang terpenting, ketahuilah bahwa Anda akan terus berkembang. Merek Anda harus berkembang bersama Anda.

Jadi, apakah Anda siap untuk mengambil lompatan dari karyawan menjadi pengusaha? Laurel memiliki 3 kiat cepat:

  • Tenangkan diri: Perlambat dan tentukan apakah ini benar-benar yang Anda inginkan.
  • Buat rencana: Cari tahu bagaimana Anda akan melakukannya sebelum Anda melakukannya.
  • Beri diri Anda kelonggaran: Suara-suara dari dalam dan luar dapat membimbing Anda jika Anda membiarkannya.

Pilihan Editor: Agar Cepat Cuan, Begini 5 Cara Bisnis Pemula Modal Kecil

YOUR TANGO

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."