5 Tanda Anak Jadi Korban Bullying di Sekolah, Orang Tua Perlu Tahu

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rezki Alvionitasari

google-image
Ilustrasi perisakan atau bullying dan video viral. Shutterstock

Ilustrasi perisakan atau bullying dan video viral. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Perundungan atau bullying menjadi salah satu topik masalah yang menghinggapi masyarakat akhir-akhir ini. Bullying bisa terjadi di mana saja. Anak-anak, seperti saat di sekolah, juga rentan menjadi korban atau pelaku bullying.

Lalu, bagaimana orang tua bisa tahu jika anak terlibat kasus bullying? Psikolog klinis anak dan dosen psikologi Universitas Negeri Jakarta, Dewinta Ariani, menyampaikan ciri-ciri anak korban perundungan yang perlu diperhatikan orang tua.

1. Anak jadi pendiam dari biasanya

Dikutip dari Antara, Dewinta mengatakan bahwa anak yang menjadi korban perundungan biasanya menjadi lebih pendiam atau tertutup dan menunjukkan sikap yang berbeda dari kebiasaannya.

2. Perubahan dalam interaksi sosial 

Selain itu, anak korban perundungan biasanya menunjukkan perubahan dalam hubungan sosial. Seperti , anak menghindari interaksi sosial, serta tampak cemas atau takut ketika hendak pergi ke sekolah atau menghadiri kegiatan tertentu.

3. Penurunan prestasi akademik 

"Penurunan prestasi akademik tanpa alasan yang jelas perlu diwaspadai oleh orang tua," kata lulusan Universitas Padjadjaran itu.

4. Perubahan pola tidur dan makan

Menurut dia, anak korban perundungan juga dapat mengalami perubahan pola tidur dan nafsu makan. Misalnya, anak tiba-tiba susah tidur malam dan kehilangan nafsu makan.

5. Anak mengeluh sakit dan menghindari ke sekolah

Ia mengungkapkan bahwa anak yang menjadi korban perundungan dapat menjadi lebih sering mengeluh sakit fisik agar tidak harus pergi ke sekolah.

"Anak sering mengeluh sakit fisik, seperti sakit kepala atau perut, yang mungkin digunakan sebagai alasan untuk tidak pergi ke sekolah," katanya.

Namun, orang tua sebaiknya segera menindaklanjuti jika ada luka atau memar yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya oleh anak.

Menurut Dewinta, orang tua juga harus memperhatikan perubahan perilaku anak serta segera mengambil langkah untuk mencari tahu penyebab dan memberikan dukungan yang diperlukan oleh anak.

Di sisi lain, anak-anak yang menjadi pelaku kekerasan, harus didampingi oleh orang tua dan guru dalam hal emosionalnya. Seperti, mendengarkan curahan perasaan mereka dan membantu mereka memproses perasaan yang muncul akibat perundungan.

"Edukasi tentang cara mengatasi rasa sakit tanpa melukai orang lain serta membangun rasa percaya diri juga sangat penting dalam mencegah siklus bullying berlanjut," katanya.

Dia menyampaikan bahwa tidak semua korban perundungan akan menjadi pelaku jika mendapatkan bantuan dan dukungan yang tepat. Menurut dia, terapi atau konseling dapat membantu mereka mempelajari cara-cara yang sehat untuk mengatasi perasaan.

Selain itu, lingkungan yang penuh kasih sayang dan dukungan di rumah maupun di sekolah dapat membantu anak terhindar dari perundungan yang bisa mengembangkan perilaku agresif di kemudian hari.

Pilihan Editor: Anak Pelaku Bullying, 8 Hal Ini Perlu Dilakukan Orang Tua

ANTARA

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."