Yang Terjadi pada Otak saat Hamil, Menurut Penelitian

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi wanita hamil. Freepik.com/user18526052

Ilustrasi wanita hamil. Freepik.com/user18526052

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Kehamilan adalah perjalanan transformasi yang menyebabkan serangkaian perubahan fisik pada perempuan. Perubahan sistem hormonal dan kardiovaskular hanyalah dua aspek dari proses tersebut. Namun, beberapa di antara kita mungkin tidak menyadari seberapa banyak otak berubah saat hamil. Hasil penelitian baru-baru ini di Amerika Serikat memberikan pandangan baru tentang bagaimana otak berubah sebelum, selama, dan setelah kehamilan. Yuk, kita telusuri.

Kondisi otak saat hamil

Sebuah studi baru-baru ini "Perubahan neuroanatomis yang diamati selama kehamilan manusia" yang dipimpin oleh ahli saraf di University of California telah memetakan bagaimana otak seorang perempuan diorganisasi dalam menanggapi kehamilan. Para peneliti menggunakan pemindaian otak canggih untuk melacak perubahan ini pada ibu pertama kali selama tiga tahun-dimulai sebelum konsepsi, melalui kehamilan, dan dua tahun pascapersalinan.

Studi ini menemukan penurunan materi abu-abu, lapisan terluar otak yang memiliki peran kontrol otot dan persepsi sensorik, dan peningkatan integritas materi putih. Ini berarti bahwa beberapa daerah otak sedikit menyusut, dan yang lain memperkuat koneksi mereka. Perubahan ini tampaknya terkait dengan meningkatnya kadar hormon kehamilan seperti estradiol dan progesteron.

Bagaimana perubahan materi abu-abu memengaruhi orang tersebut?

Pengurangan volume materi abu-abu mungkin terdengar memprihatinkan, tetapi para ilmuwan menyarankan bahwa ini sebenarnya dapat mencerminkan 'penyesuaian' sirkuit otak, daripada dampak negatif apa pun. Perubahan serupa terjadi selama masa pubertas ketika otak menjadi lebih khusus.

Kehamilan tampaknya merangsang proses "pembentukan kembali" yang serupa, memungkinkan otak untuk beradaptasi dengan tuntutan unik keibuan.

Sedikit peningkatan volume materi abu-abu postpartum dicatat, meskipun tidak kembali ke tingkat pra-kehamilan. Para peneliti percaya bahwa perubahan ini bisa sangat penting dalam membantu ibu membentuk ikatan emosional yang kuat dengan bayi mereka yang baru lahir dan menjadi lebih selaras dengan kebutuhan bayi mereka.

Apa peran materi putih yang berubah?

Temuan lain dari penelitian ini adalah peningkatan integritas mikrostruktur materi putih. Serat saraf berukuran panjang yang menghubungkan berbagai daerah otak membentuk materi putih. Ini memfasilitasi aliran informasi di seluruh otak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama kehamilan, terutama pada tahap selanjutnya, hubungan ini membaik.

Dorongan dalam materi putih ini paling tinggi di sekitar trimester kedua dan ketiga dan perlahan-lahan kembali normal setelah melahirkan. Para peneliti berpikir ini bisa menjadi respons terhadap kebutuhan otak untuk mengelola perubahan fisik dan emosional yang luar biasa yang terjadi selama kehamilan.

Apa fenomena "Mommy Brain"?

Kita sering mendengar tentang "Mommy Brain," sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kelupaan dan kabut mental yang dilaporkan beberapa wanita selama kehamilan. Sementara subjek utama penelitian ini, Elizabeth Chrastil, seorang ahli saraf sendiri, tidak mengalami hal tersebut.

Penelitian menunjukkan bahwa perubahan ini nyata, bahkan jika mereka tidak selalu terwujud dengan cara yang jelas. Yang penting adalah bahwa meskipun otak berubah secara signifikan, itu tidak selalu terasa berbeda dengan orang yang mengalaminya. 

Apa saja perubahan lain yang terjadi setelah kehamilan?

Efek kehamilan meluas jauh melampaui otak. Tubuh berubah dalam menanggapi bayi yang sedang tumbuh, termasuk perubahan hormon, jantung, dan paru -paru. Setelah persalinan, suasana hati, metabolisme, dan bahkan pola tidur dapat bervariasi untuk ibu baru.

"Hormon cinta", oksitosin, membanjiri tubuh dengan hormon yang mulai membangun hubungan dengan bayi dan mempromosikan kesehatan emosional.

Penyesuaian ini dapat menyebabkan kesulitan bagi sejumlah perempuan, seperti depresi pascapersalinan. Para peneliti berharap bahwa suatu hari, pekerjaan mereka yang berkelanjutan akan membantu memperkirakan bagaimana perubahan otak ini dapat menandai risiko untuk penyakit seperti preeklampsia atau bahkan depresi pascapersalinan.

Pilihan Editor: Yang Terjadi pada Otak saat Kamu Kencan Pertama, Korteks Paracingulate Bekerja Paling Aktif

TIMES OF INDIA

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."